tag:blogger.com,1999:blog-15354215147919492482024-03-13T23:30:34.942+07:00Kumpulan Makalah, Artikel, Bisnis, software, Kumputer, Aplikasi, Java Dan lain lainMerupakan kumpulan berbagai makalah yang Insya Allah ada untuk setiap Mata Pelajaran. Semoga dengan Artikel Ini Anda (Pengunjung) dapat mencari apa yang dibutuhkan kalian. Salam Sigma.,.,.!!!!Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-70591020617855438782011-11-07T17:05:00.000+07:002011-11-07T17:05:14.194+07:00Tebak - Tebakan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-wlmKO_RcrpU/TrerG8m1O-I/AAAAAAAAAG0/U-LsEIWWALk/s1600/IMG01263-20111103-1601.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-wlmKO_RcrpU/TrerG8m1O-I/AAAAAAAAAG0/U-LsEIWWALk/s320/IMG01263-20111103-1601.jpg" width="320" /></a></div><a href="http://3.bp.blogspot.com/-wptkvVJl--o/TrerLOVrWGI/AAAAAAAAAG8/zyvuMB_Pm5c/s1600/IMG01264-20111103-1601.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-wptkvVJl--o/TrerLOVrWGI/AAAAAAAAAG8/zyvuMB_Pm5c/s320/IMG01264-20111103-1601.jpg" width="320" /></a></div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-4626081767182733642011-10-25T20:41:00.000+07:002011-10-25T20:41:10.832+07:00PAMFLET UNTUK MASING-MASING KEGIATAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-9Deds_zfCTM/Tqa5U9HE8OI/AAAAAAAAAF4/miiLLkUgQAo/s1600/BALIHO.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="257" src="http://1.bp.blogspot.com/-9Deds_zfCTM/Tqa5U9HE8OI/AAAAAAAAAF4/miiLLkUgQAo/s320/BALIHO.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-on4FnbV4J5g/Tqa5zycWWwI/AAAAAAAAAGA/XZqf1w3xaz0/s1600/DOMIKA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-on4FnbV4J5g/Tqa5zycWWwI/AAAAAAAAAGA/XZqf1w3xaz0/s320/DOMIKA.jpg" width="272" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-TzoSqPPbQ1Y/Tqa59kCTFfI/AAAAAAAAAGI/EbCq31fVaz4/s1600/Kemuslimahan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-TzoSqPPbQ1Y/Tqa59kCTFfI/AAAAAAAAAGI/EbCq31fVaz4/s320/Kemuslimahan.jpg" width="269" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-ecn9sEw_WXU/Tqa6H3dUJwI/AAAAAAAAAGQ/3sj3pUWL0rs/s1600/Ranking+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-ecn9sEw_WXU/Tqa6H3dUJwI/AAAAAAAAAGQ/3sj3pUWL0rs/s320/Ranking+1.jpg" width="283" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-M7OoAf-xqcI/Tqa6bjfZFLI/AAAAAAAAAGY/3vPzPJRZk4s/s1600/Seminar+Sains.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-M7OoAf-xqcI/Tqa6bjfZFLI/AAAAAAAAAGY/3vPzPJRZk4s/s320/Seminar+Sains.jpg" width="278" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-qQ3L0OomhFs/Tqa6nrlxjGI/AAAAAAAAAGo/7LGFv2f5dzY/s1600/TUBASI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-qQ3L0OomhFs/Tqa6nrlxjGI/AAAAAAAAAGo/7LGFv2f5dzY/s320/TUBASI.jpg" width="284" /></a></div><span id="fullpost"> </span></div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-72910736866606856732011-10-25T20:21:00.001+07:002011-10-25T20:44:16.327+07:00PEKAN ILMIAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-H2SauJVZSDM/TqaygiiCleI/AAAAAAAAAFw/rcXTrks_JVA/s1600/Pamflet.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-H2SauJVZSDM/TqaygiiCleI/AAAAAAAAAFw/rcXTrks_JVA/s320/Pamflet.jpg" width="275" /></a></div><br />
Seperti yang tampak pada gambar di samping bahwa Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tadris MIPA Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang Sekaligus bekerjasama dengan Forum Mahsiswa Pendidikan Matematika (FORMADIKA) dan Forum Mahasiswa Pendidikan Biologi (FORMABIO) Mengadakan suatu acara "PEKAN ILMIAH".<br />
<br />
Dalam acara Pekan Ilmiah yang dimulai tanggal 08 s/d 11 November 2011 terdapat beberapa kegiatan didalamnya yakni:<br />
1. Seminar Sains<br />
Tema: "Generasi Saintis Menggenggam Dunia".<br />
Dalam seminar ini dapat di ikuti oleh peserta pekan ilmiah untuk umum pun tersedia, GRATI$$$......!!!<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>2. Talk Show Kesehatan Muslimah<br />
Tema: "Menguak Rahasia Dibalik Mesin Tercanggih Dalam Sistem Reproduksi Wanita"<br />
Tempat: Di Acadimy Centre IAIN Raden Fatah Palembang.<br />
Fasilitas: Sertifikat, Modul, Doorprise, Snack, dll.<br />
Tiket: Rp.20.000,-<br />
3. Pentas Seni (PENSI)<br />
berbagai macam kegiatan yang ditampilkan.<br />
4. Lomba-Lomba<br />
Untuk SMA/MA (Sederajat), tanggal pendaftaran 26 Okt s/d 05 Nov 2011 di Stand Pendaftran IAIN RF, <br />
a. Ranking 1 MIPA<br />
Peserta masing-masing SMA mengirim 2 orang utusan, biaya pendaftaran Rp.25.000,-/peserta<br />
b. Tulis Baca Puisi (TUBASI)<br />
Tema: "Menggenggam Dunia Sains dan Agama". Biaya Pendaftaran Rp.15.000,-<br />
c. Domino Matematika (DOMIKA)<br />
Biaya Pendaftaran Rp.25.000,- (PESERTA TERBATAS)<br />
d. Kreatif Sains<br />
<br />
LIHAT GAMBAR MASING-MASING KEGIATAN <a href="http://horduka.blogspot.com/2011/10/pamflet-untuk-masing-masing-kegiatan.html">http://horduka.blogspot.com/2011/10/pamflet-untuk-masing-masing-kegiatan.html</a> <br />
Untuk Lebih Lanjut Hubungi Contact Person.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-49266380018672067242011-07-11T21:00:00.000+07:002011-07-11T21:00:23.790+07:00PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU MATEMATIKA MELALUI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, LESSON STUDY DAN PTK MELALUI PENINGKATAN P MGMPPENDAHULUAN<br />
<br />
Dewasa ini pengembangan profesi guru sudah menjadi tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi. Baik secara legal formal maupun secara normatif pengembangan profesi guru sudah mencapai tahap sistemik. Kajian empiris dan kebijakan menunjukkan bahwa MGMP sebagai organisasi yang menghimpun guru-guru sebidang studi, mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat strategis. Di dalam MGMP para guru dapat melakukan tukar-menukar ide atau teori kependidikan, mengembangkan model-model pendidikan, melakukan model pembelajaran pendidikan dan melakukan aspek-aspek pengembangan profesi lainnya. <br />
Kompetensi guru juga sering dikaitkan dengan kegiatannya sebagai profesi. Profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berlandaskan inteltualitas (Volmer & Mills, 1966, Cully, 1969) di Depdiknas. Profesi sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan menciptakan ketrampilan, pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga ketrampilan dan pekerjaan itu diminati, disenangi oleh orang lain, dan dia dapat melakukan pekerjaan itu dengan mendapat imbalan berupa bayaran, upah, dan gaji (Sagala, 2000). Di dalam kelas guru berperan sebagai komunikator dan guru sebagai fasilitator memiliki peran memfasilitasi siswa untuk belajar secara maksimal dengan menggunakan berbagai strategi/metode, media, dan sumber belajar. Dalam proses pembelajaran siswa sebagai titik sentral belajar, siswa yang lebih aktif, mencari dan memecahkan permasalahan belajar, dan guru membantu kesulitam siswa yang mendapat hambatan, kesulitan dalam memahami, dan memcahkan permasalahan. Kompetensi profesi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. <br />
Secara legal formal profesi guru dewasa ini dikembangkan dengan pemberian Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan (Permendiknas No 18 Tahun 2007), maka pengembangan profesionalisme guru diarahkan untuk penguatan kompetensi guru berdasarkan standar kompetensi guru, (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional). Cara pengembangan profesi dapat dilakukan melalui (antara lain): forum MGMP, seminar/workshop, penerbitan majalah ilmiah, lesson study, pelatihan, studi lanjut. Keempat kompetensi tersebut (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional) perlu dilakukan secara terus-menerus atau berkelanjutan agar profesionelisme guru terus meningkat.<br />
PEMBAHASAN<br />
<br />
A. GURU SEBAGAI PENGEMBANG MODEL PEMBELAJARAN<br />
Pengembangan model pembelajaran merupakan pengembangan untuk mendapatkan pengetahuan tentang model-model pemnelajaran, dilakukan dengan prosedur tertentu yang bersifat sistematis dan didukung oleh suatu metodologi yang merupakan suatu pengkajian dari aturan-aturan dalam metodenya. Sebagai seorang guru atau calon guru matematika yang inovatif dituntut untuk selalu melakukan pembahasan mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan tentang pembelajaran matematika yang sesuai dengan trend terkini. Pengetahuan<br />
kita tentang aspek pembelajaran matematika dikehendaki sebagai pengetahuan yang bersifat ilmiah yaitu suatu pemahaman tentang cara bekerjanya pikiran individu siswa dalam mempelajari matematika, bagaimana memperoleh pemahaman tentang aspek pembelajaran secara arkitektural serta bagaimana seorang guru memahami adanya analogi-analogi di antara pengetahuan siswa, pengetahuan guru dan pengetahuan praktisi tentang pembelajaran matematika. Usaha tersebut dapat dicapai jika dikembangkan suatu metode ilmiah yang memenuhi sifat koherensi dan sifat korespondensi. Penjelasan mengenai fenomena yang terjadi dalam proses belajar matematika sebagai suatu deskripsi kebenaran, memerlukan langkahlangkah empiris yang bersifat rasional untuk memperoleh teori tentang kebenaran dan idealitas praktek pembelajaran matematika. Pengetahuan demikian pada akhirnya baik secara ontologis maupun secara legal formal dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam bidang pendidikan matematika.<br />
Keadaan dan usaha mengungkap fenomena pembelajaran matematika dapat digambarkan dengan lingkaran hermenitik dalam mana seorang guru atau seorang pengembang model pembelajaran berusaha mengungkap aspek pembelajaran matematika sebagai suatu gejala atau fenomena baik berupa fakta-fakta yang dapat diamati secara langsung maupun berupa potensipotensi yang memerlukan perlakukan bagi pengembangannya. Lingkaran hermenitik di dalam model pembelajaran pendidikan matematika memberikan kesadaran penuh kepada pengembang model pembelajaran bahwa pembelajaran matematika beserta komponennya tidak bersifat steril, melainkan bersifat terkait atau terhubung dengan berbagai aspek dan konteks pembelajaran baik diwaktu yang telah lampau maupun di waktu sekarang yaitu waktu bagi berlangsungnya pembelajaran. Kesadaran hermenitik mempersiapkan guru sebagai pengembang model pembelajaran untuk menggunakan temuan-temuan pada saat sekarang untuk dapat digunakan untuk perbaikan atau saran bagi pengembangan pembelajaran di waktu berikutnya. Pada garis besarnya terdapat dua macam hermenitik dalam model pembelajaran pendidikan matematika. Jika pengembang model pembelajaran mengarahkan perhatiannya kepada hal-hal spesifik dan berusaha mengungkapkan fenomena atau gejala pembelajaran matematika sebagai dunia real yang dapat ditentukan dengan teori-teori atau metode-metode tertentu; kemudian pengembangan model pembelajaran bersifat realistik. <br />
Pada model pembelajaran dengan hermenitik realistik guru atau pengembang model pembelajaran menfokuskan kepada aspek-aspek tertentu dari pembelajaran matematika dengan keyakinan usahanya akan dapat mengungkap atau menjelaskan dunia yang sedang dihadapi yaitu dunia pembelajaran matematika.<br />
Keadaan dan usaha mengungkap fenomena pembelajaran matematika disertai dengan kesadaran bahwa pembelajaran matematika sebagai suatu dunia menyimpan banyak misteri. Manusia atau guru bersifat terbatas untuk mengetahuinya, namun guru perlu berupaya agar memperoleh gambaran tentang dunia pembelajaran matematika dengan serta merta melakukan dekonstruksi dunia yang dihadap yaitu dunia pendidikan matematika. Hermenitik pengembangan model pembelajaran bersifat dekonstruktif. Gambaran hermenitik dekonstruktif tampak seperti diagram berikut:<br />
Ruang lingkup model pembelajaran pendidikan matematika dapat berasal dari adanya dorongan oleh pengembang model pembelajaran untuk melakukan pembaharuan pendidikan matematika; di mana disadari bahwa inovasi pendidikan matematika dapat bersumber kepada faktor-faktor konseptual, nilai, pragmatis, empirik maupun politis. Dengan menempatkan komponen pembelajaran matematika, dalam konteks model pembelajaran pendidikan matematika, maka Grouws, D.A (1992) menggambarkan berbagai variasi hubungan antar komponen pada level sederhana maupun pada level kompleks. <br />
Ditinjau dari praktek pembelajaran matematika maka paling tidak terdapat dua faktor utama yaitu praktek pembelajaran itu sendiri dan faktor nilai atau value. Jika kita ingin memperbaiki pembelajaran matematika dalam bidang kontent atau materi pembelajaran maka pengembang model pembelajaran dapat melakukan pengamatan terhadap sibelajar ketika mempelajari matematika. Jika pengembang model pembelajaran ingin memperbaiki atau ingin memperoleh metode pembelajaran matematika yang inovatif maka kita perlu memperhatika konteks belajar matematika, metode yang digunakan guru serta pengelolaan pembelajaran matematika. Adapun jika kita ingin memahami tentang mengapa subyek didik belajar matematika dengan cara demikian, dan mengapa metode pembelajaran dilakukan dengan demikian pula, dan apa makna yang terkandung di balik pembelajaran matematika maka mungkin kita sedang berhadapan dengan masalah nilai atau value dari seorang guru matematika dan siswanya, sekolah dan bahkan kurikulumnya.<br />
Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat digunakan oleh guru untuk mengembangkan dan menyempurnakan model-model pembelajaran dengan cara memperoleh masukan langsung dari persoalan yang muncul dalam kelas pembelajaran matematika. PTK lebih bermanfaat untuk meningkatkan profesi guru dan waktu pelaksanaannya relatif cepat dibanding dengan model pembelajaran konvensional; dan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengenbangkan diri. Model pembelajaran kelas bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Model pembelajaran kelas dapat dilakukan menggunakan studi kasus atau lebih memfokuskan dan merefleksikan siatuasi pembelajaran oleh guru yang sudah berpengalaman. Dalam model pembelajaran ini, guru sebagai seorang pengembang model pembelajaran, terlibat dalam aktivitas kelas dalam refleksi gaya mengajarnya. Namun, secara rinci terdapat beberapa penekanan yang berbeda dalam tujuan peneltitian kelas yang berbeda. Seorang guru pengembang model pembelajaran dapat melakukan model pembelajaran kelas untuk menganalisis dan meningkatkan aspek gaya mengajarnya. Guru lain dapat melakukannya untuk mempelajari ketrampilan mengajar tertentu untuk siswa dengan kemampuan tertentu. Guru yang lainnya lagi dapat menyelidiki aspek pengembangan model-model pembelajaran yang lainnya. Terdapat pandangan bahwa guru yang bersifat terbuka cenderung lebih mudah menerima pembaharuan; guru yang bersifat terbuka lebih mudah menerima saran/kritik; guru yang bersifat terbuka lebih mudah melakukan pengembangan model pembelajaran; guru yang bersifat terbuka lebih mampu merefleksikan gaya mengajarnya; guru yang bersifat terbuka lebih toleran terhadap siswa dan koleganya; pengembangan model pembelajaran melatih guru bersifat terbuka. Dengan demikian apa yang diharapkan oleh Kemmis dan McTaggart dalam Hopkins, (1993) akan bisa terwujud yaitu bagaimana guru melaksanakan PTK seperti skema berikut:<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-eU0Uu9DbkBY/ThsAfwEsYrI/AAAAAAAAAFk/Q6cXRnDLmdM/s1600/untitled.bmp" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="138" width="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-eU0Uu9DbkBY/ThsAfwEsYrI/AAAAAAAAAFk/Q6cXRnDLmdM/s320/untitled.bmp" /></a></div>Di dalam penelitian tindakan kelas guru dapat melakukan identifikasi masalah; klarifikasi masalah, identifikasi konteks, penjelasan fakta, menetapkan langkah-langkah, dan mengembangkan langkah-langkah. Penelitian kelas tidak harus dimulai dengan merumuskan masalah. Yang diperlukan adalah sikap guru pengembang model pembelajaran yang merasa perlu mengadakan perbaikkan.<br />
<br />
B. HAKEKAT MATEMATIKA SEKOLAH DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA<br />
Pandangan tentang hakekat dan karakteristik matematika sekolah akan memberikan karakteristik mata pelajaran matematika secara keseluruhan. Ditengarai bahwa banyaknya siswa yang belum menyukai pelajaran matematika salah satu sebabnya adalah jenis matematika yang dipelajari. Karakteristik matematika ada bermacam-macam tergantung dari jenis matematika apakah matematika murni, matematika terapan atau matematika sekolah. Matematika murni sering didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang disusun secara deduksi yang terdiri dari definisi, aksioma dan teorema dalam mana di dalamnya tidak boleh ada saling kontradiksi. Sedangkan matematika terapan adalah bagaimana menerapkan matematika di dalam kehidupan sehari-hari secara seluas-luasnya. Kiranya dapat dimaklumi bersama bahwa pandangan tentang matematika murni yang bersifat aksiomatis beserta matematika terapan belum cukup operasional jika digunakan oleh guru untuk berinteraksi dengan siswa. Oleh karena itu Ebbutt dan Straker (1995: 10-63) mendefinisikan matematika sekolah yang selanjutnya disebut sebagai matematika, sebagai berikut. <br />
Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan, yang berimplikasi dari pandangan ini terhadap pengembangan model pembelajaran matematika adalah guru perlu: (1) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan pola-pola untuk menentukan hubungan, (2) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan berbagai cara, (3) mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan, perbedaan, perbandingan, pengelompokan, dsb, (4) mendorong siswa menarik kesimpulan umum, (5) membantu siswa memahami dan menemukan hubungan antara pengertian satu dengan yang lainnya. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan, yang berimplikasi dari pandangan ini terhadap model pembelajaran dan pembelajaran matematika adalah guru perlu : (1) mendorong inisiatif siswa dan memberikan kesempatan berpikir berbeda, (2) mendorong rasa ingin tahu, keinginan bertanya, kemampuan menyanggah dan kemampuan memperkirakan, (3) menghargai penemuan yang diluar perkiraan berbagai hal bermanfaat daripada menganggapnya sebagai kesalahan, (4) mendorong siswa menemukan struktur dan desain matematika, (5) mendorong siswa menghargai penemuan siswa yang lainnya, (6) mendorong siswa berfikir refleksif, dan (7) tidak menyarankan hanyabmenggunakan satu metode saja. <br />
Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving), yang berimplikasi terhadap pengembangan model pembelajaran matematika adalah guru perlu: (1) menyediakan lingkungan belajar matematika yang merangsang timbulnya persoalan matematika, (2) membantu siswa memecahkan persoalan matematika menggunakan caranya sendiri, (3) membantu siswa mengetahui informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan matematika, (4) mendorong siswa untuk berpikir logis, konsisten, sistematis dan mengembangkan sistem dokumentasi/catatan, (5) mengembangkan kemampuan dan ketrampilan untuk memecahkan persoalan, (6) membantu siswa mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan berbagai alat peraga/media pendidikan matematika seperti : jangka, penggaris, kalkulator, dsb. Matematika sebagai alat berkomunikasi, yang berimplikasi terhadap pengembangan model pembelajaran matematika adalah guru perlu: (1) mendorong siswa mengenal sifat-sifat matematika, (2) mendorong siswa membuat contoh sifat matematika, (3) mendorong siswa menjelaskan sifat matematika, (4) mendorong siswa memberikan alasan perlunya pengembangan matematika, (5) mendorong siswa membicarakan persoalan matematika, (6) mendorong siswa membaca dan menulis matematika, (7) menghargai bahasa ibu siswa dalam membicarakan matematika. <br />
Menurut Ebbutt dan Straker (1995) untuk semua jenjang pendidikan baik SD, SMP maupun SMA, kajian materi pembelajaran matematika meliputi : Fakta (facts), meliputi: informasi, nama, istilah dan konvensi tentang lambang-lambang; Pengertian (concepts), meliputi: struktur pengertian, peranan struktur pengertian, berbagai macam pola, urutan, model matematika, operasi dan algoritma; Keterampilan penalaran, meliputi: memahami pengertian , berfikir logis, memahami contoh negatif, berpikir deduksi, berpikir induksi, berpikir sistematis dan konsisten, menarik kesimpulan, menentukan metode dan membuat alasan, dan menentukan strategi; Keterampian algoritmik, meliputi: keterampilan untuk memahami dan mengikuti langkah yang dibuat orang lain, merancang dan membuat langkah, menggunakan langkah, mendefinisikan dan menjelaskan langkah sehingga dapat dipahami orang lain, membandingkan dan memilih langkah yang efektif dan efisien, serta memperbaiki langkah; Keterampilan menyelesaikan masalah matematika (problem solving) meliputi: memahami pokok persoalan, mendiskusikan alternatif pemecahannya, memecah persoalan utama menjadi bagian-bagian kecil, menyederhanakan persoalan, menggunakan pengalaman masa lampau dan menggunakan intuisi untuk menemukan alternatif pemecahannya, mencoba berbagai cara, bekerja secara sistematis, mencatat apa yang terjadi, mengecek hasilnya dengan mengulang kembali langkah-langkahnya, dan mencoba memahami dan menyelesaikan persoalan yang lain; serta Keterampilan melakukan penyelidikan (investigation), meliputi: mengajukan pertanyaan dan mencari bagaimana cara memperoleh jawabannya, membuat dan menguji hipotesis, mencari dan menentukan informasi yang cocok dan memberi penjelasan mengapa suatu informasi diperlukan, mengumpulkan, mengelompokkan, menyusun, mengurutkan dan membandingkan serta mengolah informasi secara sistematis, mencoba metode alternatif, mengenali pola dan hubungan, dan menyimpulkan matematika. <br />
Sementara itu Shigeo Katagiri (2004) menguraikan bahwa penalaran matematika di sekolah dapat meliputi tiga aspek utama yaitu penalaran yang berkaitan dengan sikap (attitude), penalaran yang berkaitan dengan metode (method), dan penalaran yang berkaitan dengan isi matematika (content). <br />
Ebbutt dan Straker (1995: 60-75), memberikan pandangannya bahwa agar potensi siswa dapat berkembang dan mempelajari matematika secara optimal, asumsi tentang karakteristik subjek didik dan impikasi terhadap pembelajaran matematika diberikan sebagai berikut: Murid akan mempelajari matematika jika mereka mempunyai motivasi, dengan implikasi bagi pengembangan model pembelajaran bahwa guru perlu : menyediakan kegiatan yang menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, membangun pengertian melalui apa yang diketahui oleh siswa, menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan kegiatan yang menantang, memberikan kegiatan yang memberikan harapan keberhasilan, menghargai setiap pencapaian siswa. Murid mempelajari matematika dengan caranya sendiri, yang mengandung makna bahwa: siswa belajar dengan cara yang unik dan kemungkinan berbeda dengan teman yang lain, tiap siswa memerlukan pengalaman tersendiri yang terhubung dengan pengalamannya di waktu lampau, tiap siswa mempunyai latar belakang sosial-ekonomi-budaya yang berbeda, dengan implikasi terhadap pembelajaran matematika adalah bahwa guru perlu:mengetahui kelebihan dan kekurangan para siswanya, merencanakan pengembangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, membangun pengetahuan dan ketrampilan siswa baik yang dia peroleh di sekolah maupun di rumah, dan menggunakan catatan kemajuan siswa (assessment).<br />
Murid mempelajari matematika baik secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan temannya, yang berimplikasi bahwa dalam mengembangkan model pembelajaran guru perlu: memberikan kesempatan belajar dalam kelompok untuk melatih kerjasama, memberikan kesempatan belajar secara klasikal untuk memberi kesempatan saling bertukar gagasan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengembangannya secara mandiri, melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan tentang pengembangan yang akan dilakukannya, dan mengajarkan bagaimana cara mempelajari matematika. Murid memerlukan konteks dan situasi yang berbeda-beda dalam mempelajari matematika, yang berimplikasi bahwa guru perlu: menyediakan dan menggunakan berbagai alat peraga, memberi kesempatan belajar matematika di berbagai tempat dan keadaan, memberikan kesempatan menggunakan matematika untuk berbagai keperluan, mengembangkan sikap menggunakan matematika sebagai alat untuk memecahkan problematika baik di sekolah maupun di rumah, menghargai sumbangan tradisi, budaya dan seni dalam pengembangan matematika, dan membantu siswa menilai sendiri pengembangan matematikanya. Interaksi sosial diantara para siswa dan guru akan dapat memberikan kegiatan kritisisasi untuk pembetulan konsep-konsep, sehingga siswa akan memperoleh perbaikan konsep. Dengan demikian diharapkan pengetahuan subyektif matematikanya telah sama dengan pengetahuan obyektifnya. <br />
Dengan demikian bersifat obyektif dan pengetahuan baru pada lingkup individu akan bersifat subyektif. Sehingga, interaksi sosial dalam pembelajaran matematika menjadi sangat penting untuk mendekatkan pengetahuan subyektif matematika menuju pengetahuan obyektifnya. Hal demikian akan dengan mudah dipahami dan diimplementasikan jikalau guru yang bersangkutan juga memahami asumsi-asumsi yang disebut terdahulu.<br />
<br />
C. MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI LESSON STUDY : Suatu Usaha Melakukan Benchmarking Berwawasan Internasional<br />
Berdasarkan atas penekanan terhadap aspek-aspek tertentu maka dengan mengadaptasi dari Joyce dan Weill (1986), dapat dikembangkan beberapa model pembelajaran sebagai konteks dilakukannya pengembangan model pembelajaran pendidikan matematika, misalnya: Model Pencapaian Konsep; Model Latihan Model pembelajaran; Model Sinektik; Model Pertemuan Kelas; Model Investigasi Kelompok; Model Model pembelajaran Jurisprudensi; Model Latihan Laboratorium; Model Model pembelajaran Sosial; Model Kontrol Diri; dan Model Simulasi. Dalam berbagai model yang dikembangkan maka sesungguhnya seorang guru akan selalu berada diantara dua kutub paradigma pembelajaran matematika yaitu antara pengembangan teachercentered dan student-centered. Secara umum telah dimaklumi bahwa pendidikan matematika kedepan akan lebih bersifat student-centered dimana siswa merupakan pusat pembelajaran, siwalebih bersifat aktif, berinisiatif dan ikut bertangungjawab terhadap proses pembelajaran. Siswa diharapkan juga lebih bersifat otonom. Dengan demikian peran guru berlaku sebagai fasilitator dan dinamisator pembelajaran matematika.<br />
Jika di dalam pembelajarannya guru lebih menekankan kepada penguasaan konsep matematika, sifat matematika, struktur matematika dengan metode diskusi dan melibatkan siswa maka ditengarai guru tersebut sedang menerapkan model pembelajaran pencapaian konsep. Model demikian biasanya berstruktur moderat, guru berusaha mendorong inisiatif siswa dan keterlibatan siswa. Guru melakukan apersepsi dengan inti pokok membangkitkan motivasi dan memberi kesiapan psikologis agar siswa siap dan senang belajar matematika. Model pembelajaran yang lainnya juga dapat dikembangkan misalnya model pengembangan model pembelajaran. Model ini memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan model pembelajaran menyelidiki sifat-sifat matematika dengan dibantu LKS (Lembar kerja Siswa). Terdapat prosedur model pembelajaran dimana guru mengembangkan skema pembelajaran untuk pencapaian hasil model pembelajaran. Para siswa mempunyai kesempatan bekerja bersama atau berkolaborasi dan diskusi secara terbukadan bersama-sama memecahkan masalah matematika. Tahap selanjutnya siswa secara mandiri atau bersama-sama mengumpulkan data, melakukan percobaan, menyusun data menganalisis dan menjelaskan kepada teman lain atau kepada guru.<br />
Dalam perpective Internasional, Lesson Study telah dikembangkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Thailand, Inggris, China, Malaysia, dan Jepang. Sejak tahun 2004 hingga sekarang telah kembangkan Lesson Study untuk negara-negara APEC dan ditindak lanjuti dengan kegiatan simposium dan konferensi internasional. Beberapa kegiatan lesson study tersebut dapat di simak sebagai berikut:<br />
1. Lesson Study di Australia (Kontributor Prof Kaye Stacey dari Melbourne University)<br />
2. Lesson Study di Inggris (Kontribusi dari Prof. David Tall, Warwick University)<br />
3. Lesson Study di Taiwanes (Kontribusi dari Prof Fou Lai Lin, Taipei University)<br />
4. Lesson Study di Jepang (Kontribusi dari Prof. Katagiri, University of Sapporo)<br />
5. Lesson Study di Singapura (Kontribusi dari Prof. Yeap Ban Har)<br />
6. Lesson Study di Indonesia (Kontribusi dari Dr. Marsigit dkk, State University of Yogyakarta)<br />
<br />
D. MENGEMBANGKAN MGMP BERBASIS IT SEBAGAI FUNGSI LAYANAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU<br />
Benchmarking pada level internasional menunjukkan bahwa MGMP mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis bagi pengembangan profesi guru. Untuk mengoptimalkan peran MGMP maka perlu dikembangkan paradigma yang visioner yaitu suatu pandangan yang mampu menstransformir pandangan lama untuk menyiapkan masa depan sekaligus mengejar ketertinggalannya. Beberapa butir paradigma baru (visi) MGMP dapat diutarakan bahwa di dalam MGMP perlu dikembangkan:<br />
1. Sense of connectivity: yaitu suatu organisasi profesi yang bersifat sistemik yang dapat menjadi penghubung di antara stake-holder pendidikan (matematika).<br />
2. Sense of services: yaitu dapat merespon dan melayani kebutuhan pengembangan profesi para angotanya<br />
3. Sense of inovation: yaitu menjadi pelopor dan mengimplementasikan pembaharuan paradigma pendidikan<br />
4. Sense of mobility: perlunya pengembangan MGMP didukung oleh teknologi informatika dan komunikasi (TIK)<br />
<br />
a. MGMP berbasis Website<br />
Banyak sekali alamat-alamat website untuk MGMP, dari sarana website inilah guru dapat mengembangkan kemampuan bahkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam bidang teknologi.<br />
<br />
b. MGMP Sebagai Wahana Mencari Sumber Pengembangan Pendidikan Matematika<br />
1. Math Forum Internet Mathematics Library : http://mathforum.org/<br />
2. ERIC (Educational Resources Information Center) Database: http://www.eric.ed.gov/<br />
3. MATHDI, Mathematics Didactics Database: http://www.emis.de/MATH/DI.html<br />
4. The Prime Mathematics Encyclopedia : http://www.mathacademy.com/pr/prime/index.asp<br />
5. Mathematical Atlas A Gateway to Modern Mathematics: http://www.math.niu.edu/~rusin/knownmath/<br />
6. Eric Weisstein's World of Mathematics: http://mathworld.wolfram.com/<br />
7. Calculators Online Reference Center: http://www.martindalecenter.com/Calculators2.html<br />
8. A Dictionary of Units: http://www.ex.ac.uk/cimt/dictunit/dictunit.html<br />
9. How Many? A Dictionary of Units of Measure: http://www.unc.edu/~rowlett/units/index.html<br />
10. MATH2.org: http://www.math2.org/<br />
11. MacTutor: http://www-groups.dcs.st-andrews.ac.uk/~history/<br />
12. MacTutor History of Mathematics: http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/~history/<br />
13. MacTutor Index of Biographies: http://www-history.mcs.st-and.ac.uk/BiogIndex.html<br />
14. Biographies of Women Mathematicians: http://www.agnesscott.edu/lriddle/women/women.html<br />
15. Mathematicians of the African Diaspora (MAD): http://www.math.buffalo.edu/mad/<br />
16. Mathematical Quotations Server: http://math.furman.edu/~mwoodard/mquot.html<br />
<br />
c. MGMP Sebagai Wahana Mengembangkan RPP<br />
1. Maser Generation II Project - General Math Sites: {http://www.svsu.edu/mathscicenter/ resources_mathsites.cfm}<br />
2. Ask ERIC Lesson Plans Collection – Mathematics: {http://www.eduref.org/cgibin/ print.cgi/Resources/Subjects/Mathematics/Lesson_Plans.html}<br />
3. Breaking Away from the Math Book: Creative Projects for K-8: http://www.math.nmsu.edu/breakingaway/main.html<br />
4. CEC Lesson Plans: http://www.col-ed.org/cur/<br />
5. ENC Lesson Plans-math topics: http://enc.org/weblinks/lessonplans/math/<br />
6. Math Forum - Lesson Plans: http://mathforum.org/library/resource_types/lesson_plans/<br />
<br />
d. MGMP Sebagai Wahana Pengembangan PBM<br />
1. American Mathematics Competitions: http://www.unl.edu/amc/<br />
2. Mathematics Contests, Competitions, and Problems Sets: http://archives.math.utk.edu/contests/<br />
3. PMathschallenge.net: http://mathschallenge.net/<br />
4. 20,000 Problems Under the Sea - Mathematical Treasure on the Web: {http://problems.math.umr.edu/index.htm}<br />
<br />
e. MGMP Sebagai Wahana Pengembangan Profesi<br />
1. American Mathematical Society: Mathematics Research and Scholarship: http://www.ams.org/<br />
2. Association of Teachers of Mathematics (ATM): http://www.atm.org.uk/<br />
3. Association for Women in Mathematics (AWM): http://www.awm-math.org/<br />
4. Mathematical Association of America (MAA): http://www.maa.org/<br />
5. Mathematical Sciences Education Board of the Center for Education (MSEB): Error! Hyperlink reference not valid.<br />
6. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM): http://www.nctm.org/<br />
7. School Science and Mathematics Association (SSMA): http://www.ssma.org/<br />
8. TERC: http://www.terc.edu/<br />
9. Math Forum - Teacher Education and Professional Development: http://mathforum.org/<br />
10. mathed/professional.dev.html<br />
11. World Lecture Hall: {http://web.austin.utexas.edu/wlh/}<br />
12. Math Forum - Public Discussion: http://mathforum.org/discussions/<br />
<br />
f. Mengefektifkan Peran MGMP<br />
Agar dapat mewujudkan visi tersebut maka fungsi layanan dan pengembangan TIK dalam MGMP dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:<br />
1. Searching: layanan dan komunikasi berbasis WEB dan internet<br />
2. Collecting: menyediakan data pengembangan profesi pendidikan<br />
3. Creating: tempat dan dapat memproduksi hasil pengembangan profesi guru<br />
4. Sharing: kegiatan tukar menukar informasi dan pengalaman dari aspek pengembangan guru<br />
5. Communicating: memungkinkan para anggota, relasi atau partner kerja untuk berkomunikasi satu dengan yang lain<br />
6. Coordinating: melakukan koordinasi kegiatan pengembangan profesi<br />
7. Meeting: dalam bentuk workshop atau seminar atau pelatihan<br />
8. Socializing: sosialisasi kegiatan dan hasil pengembangan profesi<br />
9. Evaluating: melakukan kegiatan refleksi terhadap aspek pengembangan profesi, termasuk praktek pembelajaran para anggotanya<br />
10. Buying-selling:menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomi<br />
11. Learning: pengembangan profesi dilakukan secara kontinue dengan melibatkan dan mengundang pakar atau nara sumber dari berbagai kalangan.<br />
12. Enjoying:keterlibatan bersifat membawa manfaat dengan pendekatan saling asah, asih dan asuh.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
KESIMPULAN<br />
<br />
Jika kita menghendaki pembaharuan pendidikan matematika maka pengembangan model pembelajaran pendidikan matematika akan menjadi suatu kebutuhan. Selain dari aspek legal formal maka pengembangan model pembelajaran pendidikan matematika juga diperlukan karena perubahan paradigma. Dengan mengembangkan model pembelajaran pendidikan matematika yang berorientasi kepada siswa, kita dapat mengetahui adanya perbedaan individu atau kelompok di dalam mempelajarai matematika, kita dapat menentukan kedudukan siswa dalam kelompok, dapat membandingkan hasil belajar antar kelompok. Kita juga dapat melakukan pemeriksaan kesesuaian antara tujuan dan hasil hasil belajar; apakah standar kompetensi atau kompetensi dasar telah dicapai? Hasil-hasil pengembangan model pembelajaran dapat digunakan untuk penyempurnaan program, bimbingan, pemberian informasi kepada masyarakat. Disamping itu kita juga dapat melakukan perbandingan antara performance dan kriteria untuk setiap dimensi program serta penyempurnaan program dan penyimpulan hasil pendidikan matematika secara keseluruhan. Selanjutnya kita dapat melakukan studi tentang pelaksanaan program, pengaruh lingkungan belajar, pengaruh program, kurikulum atau silabus terhadap hasil belajar; dan pada akhirnya digunakan untuk penyempurnaan program pendidikan matematika secara keseluruhan.<br />
Kegiatan Lesson Study dapat dipandang sebagai kegiatan penelitian pendidikan yang bersifat sistemik beserta kegiatan penelitian yang lain seperti PTK, dan pelaksanaanya dapat didukung dengan pengembangan MGMP sekaligus dalam rangka pengembangan profesi guru. Khususnya tentang pengembangan model pembelajaran matematika di SMA kita perlu<br />
melakukan hal-hal sebagai berikut: <br />
1. Merencanakan lingkungan belajar matematika<br />
a. mengembangkan sumber belajar dari lingkungan belajar<br />
b. merencanakan pengembangan yang bersifat fleksibel<br />
c. melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan belajar matematika.<br />
d. melibatkan siswa dalam kegiatan apersepsi<br />
2. Mengembangkan lingkungan sosial siswa<br />
a. merencanakan pengembangan untuk bekerja sama.<br />
b. mendorong siswa saling menghargai.<br />
c. menelusuri perasaan siswa tentang matematika<br />
d. mengembangkan model-model matematika.<br />
3. Merencanakan pengembangan model pembelajaran matematika<br />
a. merencanakan pengembangan matematika yang seimbang dalam hal : materi, waktu, kesulitan, aktivitas, dsb.<br />
b. merencanakan pengembangan matematika yang terbuka (open-ended)<br />
c. merencanakan pembelajaran matematika sesuai kemampuan siswa.<br />
d. mengembangkan topik matematika.<br />
e. mengembangkan kemampuan penalaran matematika yang meliputi: sikap kritis, metode mempelajarinya dan kemampuan matematika<br />
f. merencanakan kapan dan bilamana membantu siswa ? Melakukan dan mengimplementasikan hasil refleksi pengembangan model pembelajaran matematikaMartinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-87633446588659528482011-06-26T20:11:00.000+07:002011-06-26T20:11:05.919+07:00FONOLOGI<b>A. Pengertian</b><br />
Kata fonologi secara etimologis terbentuk dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani, yakni fone 'bunyi' dan logos 'ilmu'. Jadi, fonologi adalah bidang ilmu bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa. Tataran fonologi adalah fonem.<br />
<br />
<b>B. Fonem</b><br />
Fonem merupakan satuan bunyi terkecil yang dapat membedakan arti. Fonem tidak sama dengan huruf. Yang dimaksud dengan fonem adalah bunyi ujaran sebaliknya huruf merupakan lambang dari bunyi ujaran tersebut. Contoh, /a/ adalah fonem dan a adalah huruf. Perbedaan kedua hal ini mengakibatkan ada dua jenis huruf dalam bahasa Indonesia yaitu monograf dan digraf.<br />
Monograf adalah satuan yang terdiri atas satu bunyi dan satu huruf. Misalnya /a/-a sampai dengan /z/ -z. Sebaliknya, digraf adalah satuan yang terdiri atas satu bunyi dan dua huruf. Yakni, vokal (diftong) ai, au, dan oi serta konsonan ny, ng, kh dan sy.<br />
Untuk membuktikan ada tidaknya fonem dalam suatu bahasa dapat diterapkan pasangan minimal. Pasangan minimal memiliki beberapa syarat yaitu minimal dua kata, jumlah fonemnya sama, ada satu fonem yang berbeda, dan arti kedua kata tersebut berbeda. <br />
Misalnya: /buru/ dengan /bulu/ ( /r/tidak sama dengan/l/ (fonemik) )<br />
/atlet/dengan /atlit/ ( /e/tidak sama dengan /i/ (bukan fonetik))<br />
<br />
<b>C. Fonem Serapan</b><br />
Berdasarkan asal-usulnya, fonem dapat dibedakan atas dua hal. Ada fonem asli (berasal dari bahasa Indonesia) dan ada fonem serapan (berasal dari luar bahasa Indonesia) yaitu f, kh, q, sy, v, x, z. <br />
Misalnya: aktif, akhlak, Alquran, dan masyarakat.<br />
<br />
<b>D. Perubahan Fonem</b><br />
Perubahan fonem dalam bahasa Indonesia terdiri atas:<br />
1. Asimilasi, yaitu perubahan fonem dari dua fonem yang tidak sama menjadi dua fonem yang sama.<br />
Misalnya: al-salam assalam in-moral immoral<br />
me-tulis menulis pe-tarik penarik<br />
<br />
2. Disimilasi, yaitu perubahan fonem dari dua fonem yang sama menjadi dua fonem yang tidak sama.<br />
Misalnya: sajjana sarjana citta cipta<br />
ber-ajar belajar ber-main bermain<br />
<br />
3. Monoftongisasi, yaitu perubahan dari dua vokal (diftong) menjadi satu vokal (monoftong).<br />
Misalnya: pantai pante gulai gule<br />
kerbau kerbo pisau piso<br />
<br />
4. Diftongisasi, yaitu perubahan dari satu vokal (monoftong) menjadi dua vokal (diftong).<br />
Misalnya: pante pantai gule gulai<br />
kerbo kerbau piso pisau<br />
<br />
5. Sandi, yaitu perubahan dari dua vokal (bukan diftong) menjadi satu vokal.<br />
Misalnya: keratuan keraton durian duren<br />
kabupatian kabupaten<br />
<br />
6. Suara bakti, yaitu bunyi yang timbul untuk memperlancar ujaran atau ucapan suatu kata.<br />
Misalnya: putra /putera/ sutra /sutera/<br />
uang /uwang/ pakaian /pakayan/<br />
<br />
<b>E. Intonasi</b><br />
Intonasi adalah kerja sama antara tekanan dan jeda. Intonasi sangat berfungsi dalam membentuk makna. Melalui intonasilah seseorang dapat memperkuat atau memperjelas apa yang diinginkan atau yang dimaksud. Intonasi sering juga disebut dengan irama kalimat atau lagu kalimat.<br />
<br />
1. Tekanan adalah variasi suara. Tekanan dapat dibedakan atas:<br />
• Tekanan nada: tinggi rendah suara.<br />
Misalnya: Pergi.<br />
Pergi!<br />
Pergi?<br />
• Tekanan tempo: cepat lambat suara.<br />
Misalnya: 1 2 3 … 4<br />
1, 2, 3, … 4<br />
• Tekanan dinamik: keras lembut suara.<br />
Misalnya: Rita adik saya.<br />
Di sebelah adik saya.<br />
<br />
2. Jeda adalah perhentian sejenak dalam pengucapan sebuah kalimat. Jeda biasa dilambangkan dengan /. Permasalahan tentang jeda ini biasa digolongkan ke dalam pembicaraan kalimat ambigu (memiliki makna ganda).<br />
Misalnya: Kucing/makan tikus mati<br />
Kucing makan/tikus mati<br />
Kucing makan tikus/matiMartinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-4220447503921000402011-05-04T20:52:00.000+07:002011-05-04T20:52:26.774+07:00EYD (Part. 03)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>A. Tanda Tititk (.)</b><b><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><br />
</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"> 1. <span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Akhir kalimat berita</span></i> </div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Ayahku telah pulang dari Solo kemarin pagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size: 4pt;"> <i><b> </b></i></span><i><span style="font-size: 9pt;"><b>2</b>. Memisah penulisan waktu</span></i> </div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Kami menempuh perjalanan selama 10.10.10 jam.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 3. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Menyatakan jumlah</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Buku yang dibaca adik berhalaman 1.234 lembar.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> </span><span lang="IT" style="font-size: 9pt;">Ayah menerima uang dari Pak Tono sebesar Rp 560.000,00 tadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="IT" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 4. </i></span><i><span lang="IT" style="font-size: 9pt;">Membatasi tiap unsur dalam daftar pustaka, kecuali antara <b>nama yang dibalik</b> dan <b>kota</b> serta <b>penerbit</b></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size: 9pt;"> </span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Misalnya: Siregar, Merari. 1920. <i>Azab dan Sengsara.</i> Jakarta: Balai Pustaka.</span><b><span lang="SV" style="font-size: 10pt;"> </span></b></div><br />
<b>B. Tanda Koma (,)</b><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 1. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Pemerincian lebih dari dua kata</span></i></div><div class="MsoBodyText2" style="tab-stops: 18.7pt;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan buku.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> </span><span style="font-size: 9pt;">Adik membaca komik dan novel.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 2. </i></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Kalimat majemuk setara mempertentangkan dengan kata penghubung <b>tetapi</b> dan <b>melainkan</b></span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Saya ingin datang ke pestamu, tetapi hari hujan.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 3. </i></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat mendahului induk kalimat</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Ketika kami pulang, ayah sudah berangkat ke Bali.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 4. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Membatasi kata penghubung antarkalimat</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Jadi, kita harus berangkat sekarang!</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 5. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Kata seruan</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Oh, begitu!</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 6. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Memisah kalimat petikan langsung</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Ayah bertanya, “Kamu dimana sekarang?”</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 7. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Alamat yang ditulis ke samping</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Jln. Ahmad Yani no. 23, Kertapati, Palembang</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 8. </i></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Nama yang dibalik dalam daftar pustaka</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Alisyahbana, S.T.. 2001. <i>Layar Terkembang</i>. </span><span style="font-size: 9pt;">Jakarta: Balai Pustaka</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 9. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Catatan kaki</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: H.G. Tarigan, <i>Argumentasi</i>, halaman: 24</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"> 10. <span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Nama yang diikuti gelar</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Sahabuddin, S.Pd. Sartika, M.B.A.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 11. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Angka persepuluhan</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: 12,5 83,33</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 12. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Membatasi keterangan subjek (aposisi)</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Ani, anak Pak Dahlan, kecelakaan kemarin.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><b>C. Tanda Titik Dua (:)</b><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 1. </i></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Akhir kalimat lengkap yang memerlukan pemerincian</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Kami membawa berbagai perlengkapan: masak, mandi, dan tidur.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 2. </i></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Ungkapan atau pernyataan yang memerlukan pemerincian</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Ketua : Abu Sanif</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Sekretaris: Dewi Sartika</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 3. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Teks drama</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Devi : Hai, Ton! Apa khabar?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Anton: Baik, Vi!</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 4. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Merangkai</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Tempo (2003) halaman: 25</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Surat Yasin: 56</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Eksposisi: Suatu Kajian Ilmiah</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"></div><b>D. Tanda Petik Ganda (“...”)</b><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 1. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Mengapit petikan langsung</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: “Saya belum siap,” seru Mira, “Tunggu sebentar!”</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 2. </i></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Mengapit judul syair dan judul buku dalam kalimat</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Bacalah “Aku” karya Chairil Anwar!</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Paman membelikan adik “Sengsara Membawa Nikmat”.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"> 3. </span><span style="font-size: 9pt;">Mengapit ungkapan yang belum dipahami secara umum</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Kakak memakai celana “cutbrai”.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> </span><span lang="IT" style="font-size: 9pt;">Baju “yukensi” ini dibeli di pertokoan.</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 4. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Mengapit sebutan Khusus</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Hari ini aku belum bertemu dengan “si Brewok”.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Cepat sekali “si Kura-Kura” itu berjalan.</span><b><span lang="SV" style="font-size: 10pt;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 10pt;"> </span></b> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>E. Tanda Petik Tunggal (‘...’)</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 1. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Mengapit petikan dalam petikan</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Adik berkata, “Aku semalam mendengar ‘krok-krok’ di dapur.”</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 18.0pt 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> 2. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Mengapit makna ungkapan asing</span></i></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: <i>rate of inflation </i>‘laju inflasi’</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 28.05pt 46.75pt 117.0pt 207.0pt 306.0pt 327.25pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> </span><u><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Politik</span></u><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> <u>devide</u> <u>et</u> <u>impera </u> ‘politik adu domba dan kuasai’</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 28.05pt 46.75pt 117.0pt 207.0pt 306.0pt 327.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 28.05pt 46.75pt 117.0pt 207.0pt 306.0pt 327.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 28.05pt 46.75pt 117.0pt 207.0pt 306.0pt 327.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 28.05pt 46.75pt 117.0pt 207.0pt 306.0pt 327.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 28.05pt 46.75pt 117.0pt 207.0pt 306.0pt 327.25pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> </span><span lang="SV" style="font-family: "Impact","sans-serif"; font-size: 9pt;">Kita tidak dapat mengarahkan angin</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 28.05pt 46.75pt 117.0pt 207.0pt 306.0pt 327.25pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Impact","sans-serif"; font-size: 9pt;"> tetapi kita dapat menyesuaikan layar kita</span></div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 28.05pt 46.75pt 117.0pt 207.0pt 306.0pt 327.25pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Impact","sans-serif"; font-size: 9pt;"> (J. Papper)</span><span lang="SV"> </span><span lang="SV" style="font-family: "Benguiat Bk BT","serif";"></span></div></div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-70429883081811122312011-04-29T22:20:00.000+07:002011-04-29T22:20:05.220+07:00EYD (Part. 02)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">A. Huruf Kapital<br />
1. Awal kalimat<br />
Misalnya: Ayah menasehatkan, “Hati-hatilah di jalan!”<br />
2. Keagamaan<br />
Misalnya: Allah <br />
Yang Maha Penyayang <br />
Allkitab <br />
Nabi Muhammad SAW<br />
3. Nama atau nama diri<br />
Misalnya: Sutardji Calzoum Bachri <br />
si Kribo<br />
Syarifuddin bin Musthofa <br />
sang Macan<br />
4. Gelar dan jabatan yang diikuti oleh nama<br />
Misalnya: Sultan Hasanuddin<br />
Perdana Menteri India<br />
5. Nama suku, bangsa, dan bahasa<br />
Misalnya: suku Palembang<br />
bangsa Indonesia<br />
bahasa Gaul<br />
6. Nama tahun, bulan, dan hari<br />
Misalnya: tahun Masehi<br />
bulan Juli<br />
hari Senin<br />
7. Huruf pertama nama geografi<br />
Misalnya: Sungai Musi<br />
Irian Jaya<br />
8. Sapaan (kata ganti orang kedua)<br />
Misalnya: Tuan<br />
Saudara<br />
Anda<br />
Bapak<br />
9. Nama negara, lembaga, dokumen resmi, dan peristiwa bersejarah<br />
Misalnya: Republik Indonesia<br />
Majelis Permusyawaratan Rakyat<br />
Sepersemar<br />
Perang Teluk <br />
PHK-kan<br />
Kita harus memanjatkan syukur atas nikmat-Nya.<br />
10. Judul <br />
Misalnya: Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma<br />
Kompas<br />
<br />
B. Huruf Miring atau Garis Bawah<br />
1. Judul dalam kalimat<br />
Misalnya: Buku <i>Negarakertagama</i> dikarang oleh Prapanca.<br />
Adik membaca <u>Senja di Pulau Kecil</u> dalam lomba kemarin.<br />
2. Menegaskan huruf, kata, kelompok kata, atau kalimat.<br />
Misalnya: Huruf pertama kata <i>cinta</i> adalah <i>c</i>.<br />
Dia bukan <i>menipu</i>, tetapi <i>ditipu</i>.<br />
3. Nama ilmiah dan ungkapan asing<br />
Misalnya: Nama ilmiah manggis adalah <i>carcinia mangostana</i>.<br />
Politik <u>devide et impera</u> pernah merajalela di negeri ini.<br />
<br />
C. Tanda Hubung (-)<br />
1. Kata ulang<br />
Misalnya: Berlari-lari<br />
Keinggris-inggrisan<br />
2. Mengeja huruf dan persukuan kata<br />
Misalnya: a-s-m-a-r-a<br />
men-ja-lan-kan <br />
3. Penanggalan yang ditulis dengan angka<br />
Misalnya: Acara resepsi telah diselenggarakan pada tanggal 19-9-1999 lalu.<br />
4. Menegaskan maksud<br />
Misalnya: Ber-evolusi Be-revolusi<br />
Buku-sejarah baru Buku sejarah-baru<br />
5. Merangkai unsur dengan unsur lain<br />
Misalnya: se-India<br />
Adik mendapat peringkat ke-2 di kelasnya.<br />
tahun 50-an<br />
di-smash<br />
<br />
D Tanda Pisah (--)<br />
1. Membatasi penyisipan kalimat<br />
Misalnya: Pekerjaan ini—jika aku benar-benar berkonsentrasi—tidak sulit.<br />
2. Mengapit keterang subjek (aposisi)<br />
Misalnya: Jakarta—Ibukota Republik Indonesia—berhawa panas.<br />
3. Mengganti arti sampai<br />
Misalnya: Lomba musikalisasi berlangsung 11—22 Juni 2003.<br />
Peserta lari maraton menempuh rute Palembang—Lampung.<br />
<br />
E. Tanda Garis Miring (/)<br />
1. Penomoran surat dan alamat<br />
Misalnya: No. 023/A/OSIS/VII/2003<br />
Jln. Daksinapati Barat/2332, Rawamangun, Jakarta<br />
2. Mengganti kata dan, atau, dan tiap<br />
Misalnya: siswa/siswi<br />
Pengumuman/pemberitahuan<br />
Apel ini berharga Rp 1.500,00/buah.<br />
<br />
F. Tanda Titik Koma (;)<br />
1. Mengganti kata penghubung dalam kalimat majemuk setara<br />
Misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.<br />
<br />
<br />
Terimakasih<br />
Don't Forget Comment On My blog</div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-73463496492336641302011-04-25T21:02:00.001+07:002011-04-29T21:10:25.481+07:00EYD (Part 1)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"></m:narylim></m:intlim></m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:"Benguiat Bk BT";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-alt:"Goudy Stout";
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;}
@font-face
{font-family:Impact;
panose-1:2 11 8 6 3 9 2 5 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
h3
{mso-style-priority:99;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-link:"Heading 3 Char";
mso-style-next:Normal;
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
mso-pagination:widow-orphan;
page-break-after:avoid;
mso-outline-level:3;
font-size:11.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
font-weight:normal;
font-style:italic;}
p.MsoBodyTextIndent2, li.MsoBodyTextIndent2, div.MsoBodyTextIndent2
{mso-style-priority:99;
mso-style-unhide:no;
mso-style-link:"Body Text Indent 2 Char";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:18.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
span.Heading3Char
{mso-style-name:"Heading 3 Char";
mso-style-priority:99;
mso-style-unhide:no;
mso-style-locked:yes;
mso-style-link:"Heading 3";
font-style:italic;}
span.BodyTextIndent2Char
{mso-style-name:"Body Text Indent 2 Char";
mso-style-priority:99;
mso-style-unhide:no;
mso-style-locked:yes;
mso-style-link:"Body Text Indent 2";
mso-ansi-font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:12.0pt;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:315376375;
mso-list-template-ids:1868881288;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1
{mso-list-id:831985999;
mso-list-template-ids:1868881288;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2
{mso-list-id:917518370;
mso-list-template-ids:456688360;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l3
{mso-list-id:1273055284;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1793102840 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:35.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:34.0pt;
text-indent:-17.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l3:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l3:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:180.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l3:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:216.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:252.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l3:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:288.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l3:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:324.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l4
{mso-list-id:1611082692;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-525158080 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1;}
@list l4:level1
{mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l4:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:27.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:27.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l4:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:63.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:63.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l4:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:99.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:99.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l4:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:135.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:135.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l4:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:171.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:171.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l4:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:207.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:207.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l4:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:243.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:243.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l4:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:279.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:279.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l5
{mso-list-id:1968537527;
mso-list-template-ids:1868881288;}
@list l5:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l5:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l5:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l5:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l5:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l5:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l5:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l5:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l5:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l6
{mso-list-id:2008821034;
mso-list-template-ids:1754175106;}
@list l6:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l6:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l6:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l6:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l6:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l6:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l6:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l6:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l6:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><b><span style="font-size: 10pt;">A. Pengertian </span></b><b><span style="font-family: "Benguiat Bk BT","serif"; font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></b> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 9pt;"> </span></b><span style="font-size: 10pt;">Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam bentuk tulisan serta penggunaan tanda baca. <b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;"><b> 1. Jenis Ejaan</b><o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-size: 9pt;">Ejaan Van Ophuijsen (1901), diresmikan <o:p></o:p></span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-size: 9pt;">Ejaan Republik/Suwandi (1947), diresmikan<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-size: 9pt;">Ejaan Pembaharuan (1956), tidak diresmikan<o:p></o:p></span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-size: 9pt;">Ejaan Melindo (1959), tidak diresmikan<o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Ejaan Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (1967), tidak diresmikan<o:p></o:p></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Ejaan Yang Disempurnakan (1972), diresmikan dan dipakai sampai sekarang dengan berbagai perbaikan.</span></li>
</ul><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 10pt;"> 2. Persukuan</span></b><span style="font-size: 10pt;"> </span><span style="font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-size: 4pt;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 9pt;"> </span></b><span style="font-size: 9pt;">Persukuan dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan atas :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><i><span style="font-size: 9pt;"> a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i><i><span style="font-size: 9pt;">Kata Dasar<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Dua vokal berurutan</span></i><span style="font-size: 9pt;">, kaidah ejaan adalah penggal di antara dua vokal tersebut<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2.4pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya, main menjadi ma-in (</span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">KV-VK</span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">) dan saat menjadi sa-at</span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> (KV-VK)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2.4pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Dua konsonan berurutan,</span></i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">kaidah ejaan adalah penggal di antara dua konsonan tersebut.<i> </i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2.4pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya, mandi menjadi man-di </span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">(</span><span style="font-size: 9pt;">KVK-KV)</span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> dan sombong menjadi som-bong</span><span style="font-size: 9pt;"> (KVK-KVK)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2.4pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> </span><span style="font-size: 9pt;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Dua vokal mengapit satu konsonan,</span></i><span style="font-size: 9pt;">kaidah ejaan adalah penggal antara vokal pertama dengan konsonan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2.4pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya, bapak menjadi ba-pa</span><span style="font-size: 9pt;">k (KV-KVK)</span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> dan barang menjadi ba-rang </span><span style="font-size: 9pt;">(KV-KVK)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2.4pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> </span><span style="font-size: 9pt;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><i><span style="font-size: 9pt;"> b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i><i><span style="font-size: 9pt;">Kata Berimbuhan <o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoBodyTextIndent2"><span style="font-size: 9pt;"> Pola persukuan untuk kata berimbuhan adalah penggal antara imbuhan dan kata dasar lalu penggal kembali kata dasar seperti pola persukuan di atas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya, berlari menjad ber-la-ri (</span><span style="font-size: 9pt;">KVK-KV-KV)</span><span style="font-size: 9pt;"> dan berpakaian menjadi ber-pa-kai-an</span><span style="font-size: 9pt;"> (KVK-KV-KV-VK)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="height: 40px; left: 0px; margin-left: 561px; margin-top: 26px; position: absolute; width: 66px; z-index: 1;"> </span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td height="40" style="vertical-align: top;" width="66"><span style="left: 0pt; position: absolute; z-index: 1;"> </span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><div class="shape" style="padding: 3.6pt 7.2pt;" v:shape="_x0000_s1026"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: white; font-size: 14pt;">1</span><span style="color: white;"><o:p></o:p></span></b></div></div></td> </tr>
</tbody></table> </td> </tr>
</tbody></table><span style="font-size: 9pt;"> <o:p></o:p></span></div><h3><span style="font-size: 10pt;"> <b>3. Gabungan Kata</b><o:p></o:p></span></h3><ul style="text-align: left;"><li><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Gabungan Kata </span></i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">yang mendapatkan awalan dan akhiran, kaidah ejaan adalah ditulis serangkai.<i><o:p></o:p></i></span></li>
</ul><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: <i>meng</i>garisbawah<i>i di</i>lipatganda<i>kan<o:p></o:p></i></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"></span><i><span style="font-size: 9pt;">Gabungan kata </span></i><span style="font-size: 9pt;">yang mendapatkan awalan atau akhiran, kaidah ejaan adalah ditulis terpisah.<i><o:p></o:p></i></span></li>
</ul><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: <i>ber</i>tepuk tangan sebar luas<i>kan<o:p></o:p></i></span></div><h3><span style="font-size: 10pt;"></span></h3><h3><span style="font-size: 10pt;"> </span></h3><h3><span style="font-size: 10pt;"> <b> 4. Partikel</b><o:p></o:p></span></h3><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> a. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Pun<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Pun </span></i><span style="font-size: 9pt;">ditulis serangkai adalah <i>adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, begitupun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, </i>dan <i>walaupun</i>.<i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="position: relative; z-index: 20;"><span style="height: 37px; left: 263px; position: absolute; top: -63px; width: 232px;"> </span></span><br />
<table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td height="0" width="0"></td> <td width="88"></td> <td width="96"></td> <td width="48"></td> </tr>
<tr> <td height="24"></td> <td align="left" rowspan="2" valign="top"></td> </tr>
<tr> <td height="1"></td> <td></td> <td align="left" rowspan="2" valign="top"><br />
</td> </tr>
<tr> <td height="12"></td> </tr>
</tbody></table><i><span style="font-size: 5pt;"><o:p> </o:p></span></i></div><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Pun </span></i><span style="font-size: 9pt;"> ditulis terpisah adalah apabila artinya <i>saja </i>atau <i>juga</i>.<i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Misalnya: Saya <i>pun </i>akan datang ke pesta itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Apa <i>pun</i> yang terjadi aku tetap akan datang ke pesta itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"> b. <span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Per<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Per </span></i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">ditulis serangkai apabila bertemu dengan bilangan pecahan<i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size: 9pt;">Misalnya: Ayah mendapatkan bagian dua <i>per</i>lima dari harta itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size: 9pt;"> Kami menunggumu di <i>per</i>empatan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Per </span></i><span style="font-size: 9pt;">ditulis terpisah apabila bermakna <i>mulai</i>, <i>demi</i>, dan <i>tiap</i>.<i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;">Misalnya: Sanksi itu berlaku <i>per</i> 1 Agustus 2003.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Masuklah ke ruangan satu <i>per </i>satu!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> c. </i></span><i><span style="font-size: 9pt;">Maha<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Maha</span></i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> ditulis serangkai apabila bertemu dengan kata dasar<i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Misalnya: <i>Maha</i>kuasa <i>Maha</i>besar <i>maha</i>siswa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Kecuali <i>maha</i> bertemu dengan kata <i>esa:</i> <i>Maha Esa</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Maha</span></i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> ditulis terpisah apabila bertemu dengan kata berimbuhan<i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Misalnya: <i>Maha</i> Penyayang <i>Maha</i> Pengasih<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 10pt;"> 5. Penulisan Bilangan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"> a. <span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Bilangan</span></i><span style="font-size: 9pt;"> <i>yang terdiri atas satu atau dua kata</i>, kaidah ejaan adalah ditulis dengan huruf <b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Ayam yang dibeli ibu <i>dua</i> ekor.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> </span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Itik yang dipelihara kakek berjumlah <i>lima belas </i>ekor.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><i> b. </i></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Bilangan yang terdiri lebih dari dua kata</span></i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">, kaidah ejaan adalah ditulis dengan angka.<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Tupai yang ada di kebun binatang ini berjumlah <i>35 </i>ekor.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Sel darah putih yang dimiliki manusia berjumlah <i>6.000–9.000 </i>buah sel.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 65.45pt; text-align: justify; text-indent: -65.45pt;"><b><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Catatan</span></b><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">: <i>bilangan yang lebih dari dua kata yang ditulis dengan angka tidak boleh berada di awal kalimat</i>. Sedapat mungkin ubahlah kalimat itu sehingga bilangan berada di tengah kalimat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: <i>35 </i>ekor harimau sumatera dikirim ke kebun binatang. (salah)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Tiga puluh lima </span></i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">ekor harimau sumatera dikirim ke kebun binatang. (salah)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Harimau sumatera dikirim ke kebun binatang berjumlah <i>35 </i>ekor. (benar)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"> c. <span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Bilangan yang berbentuk pemerincian</span></i><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">, kaidah ejaan adalah ditulis dengan angka.<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Misalnya: Ibu membeli <i>25 </i>butir telur, <i>35 </i>butir kelapa, dan <i>5</i> ekor.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> </span><span lang="SV" style="font-family: "Impact","sans-serif"; font-size: 9pt;">Kita selalu cukup waktu, asal kita mau<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: "Impact","sans-serif"; font-size: 9pt;"> menggunakannya (W.J. Brown)</span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div></div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-1255990996698860022011-03-22T15:09:00.002+07:002011-04-29T21:11:07.905+07:00SPBI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">A. Sejarah Bahasa Indonesia<br />
<style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText
{margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;}
p.MsoBodyTextIndent, li.MsoBodyTextIndent, div.MsoBodyTextIndent
{margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:17.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
font-weight:bold;}
p.MsoBodyTextIndent2, li.MsoBodyTextIndent2, div.MsoBodyTextIndent2
{margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:18.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoBodyTextIndent3, li.MsoBodyTextIndent3, div.MsoBodyTextIndent3
{margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:18.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-indent:-18.0pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:list 18.7pt;
font-size:11.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:642737992;
mso-list-template-ids:1754175106;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1
{mso-list-id:807824862;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:2030841516 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:35.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:34.0pt;
text-indent:-17.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;
color:windowtext;}
@list l1:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:89.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:89.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l1:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:125.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:125.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:161.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:161.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:197.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:197.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l1:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:233.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:233.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:269.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:269.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:305.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:305.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l1:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:341.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:341.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2
{mso-list-id:976225879;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-355555658 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:17.0pt;
text-indent:-17.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;
color:windowtext;}
@list l2:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:71.0pt;
text-indent:-17.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;
color:windowtext;}
@list l2:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:180.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:216.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:252.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:288.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:324.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3
{mso-list-id:1707216416;
mso-list-template-ids:1868881288;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l3:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l3:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l3:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l3:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 9pt;">Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara (<i>lingua franca</i>) bukan hanya di Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 9pt;">Pertanyaan yang mungkin timbul, mengapa bahasa Melayu dijadikan bahasa nasional? Ada empat faktor yang menjadi penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yakni:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span lang="IT" style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IT" style="font-size: 9pt;">Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Sistem bahasa Melayu sederhana<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Suku-suku lain dengan suka rela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Bahasa Melayu memili kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan <o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Kerajaan Sriwijaya (Abad VII)<o:p></o:p></span></i></li>
</ul><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 18.7pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 9pt;"> Pada abad VII, di kerajaan Sriwijaya telah digunakan bahasa Melayu sebagai lingua franca, bahasa kerajaan, bahasa perdagangan, dan bahasa pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan oleh adanya prasasti berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Prasasti Kedukan Bukit (683) di Palembang<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Prasasti Talang Tuo (684) di Palembang<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Prasasti Kota Kapur (686) di Bangka Barat<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Prasasti Karang Brahi (688) antara Jambi dan Sungai Musi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Prasasti Gandasuli (832) di Jawa Tengah <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Prasasti Bogor (942) di Bogor<o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">I Tsing</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> I Tsing adalah seorang ahli bahasa yang datang dari Tiongkok. Dia menemukan bukti bahwa pada akhir abad VII di Nusantara telah digunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perhubungan.<o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Stuitterheim</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 9pt;"> Stuitterheim menemukan sebuah makam kuno yang bertuliskan huruf Melayu di daerah Kalimantan <o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Lambargo Pegafetta (1522)</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 9pt;"> Pada tahun 1522 Lambargo Pegafetta berhasil menyusun sebuah kamus berbahasa Melayu kuno di Kepulauan Maluku<o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">A. Van Ophuijsen (1901)</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 9pt;"> Ejaan resmi bahasa Melayu yang pertama telah disusun oleh A.Van Ophuijsen pada tahun 1901 dan dimuat dalam kitab <i>Logat Melayu</i>.<o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"></span><i><span style="font-size: 9pt;">Dr. G. A. Z. Hazeu</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt; font-weight: normal;"> Hazeu merupakan pemimpin Taman Bacaan Rakyat. Pada tahun 1917 Taman Bacaan Rakyat berubah nama menjadi Balai Pustaka yang menerbitkan beberapa majalah dan sekaligus merupakan angkatan sastra pertama di Indonesia.<o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Sumpah Pemuda</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoBodyTextIndent3"><span style="font-size: 9pt;"> Pada tanggal 28 Oktober 1928 diadakan Kongres Pemuda yang menghasilkan Sumpah Pemuda dan sekaligus lahirlah bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia dan bukan lagi bahasa Melayu. <o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="position: relative; z-index: 2;"><span style="height: 16px; left: 423px; position: absolute; top: -41px; width: 66px;"></span></span><span style="position: relative; z-index: 1;"><span style="height: 15px; left: 262px; position: absolute; top: -51px; width: 60px;"></span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Pujangga Baru</span></i><span style="font-size: 9pt;"> <o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 9pt;"> Pada tahun 1933 resmi berdiri angkatan Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana.<o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"></span><i><span style="font-size: 9pt;">Masa Penjajahan Jepang (1942 – 1945)</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 9pt;"> Pada masa penjajahan Jepang, bahasa Indonesia berkembang pesat karena Jepang melarang menggunakan bahasa Belanda.<o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Undang-Undang Dasar 1945</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"> Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan UUD 1945 yang pada bab XV pasal 36 disebutkan bahasa resmi negara adalah bahasa Indonesia. Dengan demikian lahirlah bahasa negara.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></div> <style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1468549209;
mso-list-template-ids:1868881288;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1
{mso-list-id:1633636031;
mso-list-template-ids:1868881288;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2
{mso-list-id:1639336374;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1758575984 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:35.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:34.0pt;
text-indent:-17.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;
color:windowtext;}
@list l2:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:89.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:89.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:125.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:125.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:161.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:161.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:197.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:197.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:233.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:233.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:269.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:269.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:305.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:305.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:341.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:341.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3
{mso-list-id:1658462858;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1960843160 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:35.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:34.0pt;
text-indent:-17.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;
color:windowtext;}
@list l3:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:89.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:89.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l3:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:125.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:125.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:161.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:161.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l3:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:197.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:197.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l3:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:233.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:233.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l3:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:269.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:269.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l3:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:305.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:305.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l3:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:341.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:341.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 9pt;"><o:p> B. Rumpun Bahasa Indonesia</o:p></span></b></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Geneologi</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.7pt; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size: 9pt;"> Berdasarkan geneologi atau asal-usulnya, bahasa Indonesia berada pada rumpun Austris dan subrumpun austronesia. </span><span style="font-size: 9pt;">Batas penyebaran Austronesia adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Utara yaitu Formosa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Selatan yaitu Selandia Baru<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Timur yaitu Rapanui (Paas)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Barat yaitu Madagaskar<o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Tipologi</span></i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 9pt;"> Berdasarkan tipologi atau sistem morfologi kata, rumpun bahasa terbagi atas :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Isolatif, yakni bahasa yang memiliki tipe atau bersifat tertutup (tidak mengalami perubahan dan perkembangan). </span><span style="font-size: 9pt;">Contoh, bahasa Jepang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Fleksi, yakni bahasa yang memiliki tipe atau mengalami perubahan secara deklinasi (nomina) dan konjugasi (verba). Contoh, bahasa Inggris.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Aglutinatif, yakni bahasa yang memiliki tipe atau mengalami perubahan dalam bentuk imbuhan dan penyerapan dari bahasa lain. Contoh, bahasa Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-size: 9pt;"><b>C. Kedudukan Bahasa Indonesia </b></span></div><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1149707667;
mso-list-template-ids:1868881288;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:18.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:18.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:36.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:54.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:90.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:126.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:162.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1
{mso-list-id:1236551673;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1736533754 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:35.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:34.0pt;
text-indent:-17.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;
color:windowtext;}
@list l1:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:89.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:89.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l1:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:125.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:125.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:161.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:161.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:197.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:197.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l1:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:233.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:233.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l1:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:269.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:269.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l1:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:305.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:305.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l1:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:341.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:341.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2
{mso-list-id:1889338221;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1303826016 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:35.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:34.0pt;
text-indent:-17.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;
color:windowtext;}
@list l2:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:89.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:89.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:125.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:125.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:161.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:161.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:197.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:197.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:233.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:233.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
@list l2:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:269.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:269.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;}
@list l2:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:305.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:305.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:341.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:341.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;
mso-bidi-font-family:Wingdings;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> <br />
<ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span style="font-size: 9pt;">Sebagai Bahasa Nasional (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928)<o:p></o:p></span></i></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Lambang kebanggaan nasional<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Lambang identitas nasional<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Alat pemersatu bangsa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Bahasa penghubung antarsuku dan budaya<o:p></o:p></span></div><ul style="text-align: left;"><li><i><span style="font-size: 9pt;">Sebagai Bahasa Negara (UUD 1945)<o:p></o:p></span></i></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Bahasa resmi negara<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Bahasa pengantar pendidikan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="SV" style="font-size: 9pt;">Bahasa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 9pt;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 9pt;">Bahasa penghubung di tingkat nasional<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-size: 9pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-size: 9pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34pt; text-align: justify; text-indent: -17pt;"><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></div></div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-77173108339077040762011-03-15T20:45:00.001+07:002011-04-29T21:11:17.966+07:00Matematikawan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Sejarah<br />
<br />
<br />
Sir Isaac Newton adalah salah seorang penemu dan kontributor kalkulus yang terkenal.<br />
Perkembangan<br />
Sejarah kalkulus<br />
Sejarah perkembangan kalkulus bisa ditilik pada beberapa periode zaman, yaitu zaman kuno, zaman pertengahan, dan zaman modern. Pada periode zaman kuno, beberapa pemikiran tentang kalkulus integral telah muncul, tetapi tidak dikembangkan dengan baik dan sistematis. Perhitungan volume dan luas yang merupakan fungsi utama dari kalkulus integral bisa ditelusuri kembali pada Papirus Moskow Mesir (c. 1800 SM) di mana orang Mesir menghitung volume dari frustrum piramid[1]. Archimedes mengembangkan pemikiran ini lebih jauh dan menciptakan heuristik yang menyerupai kalkulus integral.[2]<br />
Pada zaman pertengahan, matematikawan India, Aryabhata, menggunakan konsep kecil takterhingga pada tahun 499 dan mengekspresikan masalah astronomi dalam bentuk persamaan diferensial dasar.[3] Persamaan ini kemudian mengantar Bhāskara II pada abad ke-12 untuk mengembangkan bentuk awal turunan yang mewakili perubahan yang sangat kecil takterhingga dan menjelaskan bentuk awal dari "Teorema Rolle".[4] Sekitar tahun 1000, matematikawan Irak Ibn al-Haytham (Alhazen) menjadi orang pertama yang menurunkan rumus perhitungan hasil jumlah pangkat empat, dan dengan menggunakan induksi matematika, dia mengembangkan suatu metode untuk menurunkan rumus umum dari hasil pangkat integral yang sangat penting terhadap perkembangan kalkulus integral.[5] Pada abad ke-12, seorang Persia Sharaf al-Din al-Tusi menemukan turunan dari fungsi kubik, sebuah hasil yang penting dalam kalkulus diferensial. [6] Pada abad ke-14, Madhava, bersama dengan matematikawan-astronom dari Mazhab astronomi dan matematika Kerala, menjelaskan kasus khusus dari deret Taylor[7], yang dituliskan dalam teks Yuktibhasa.[8][9][10]<br />
Pada zaman modern, penemuan independen terjadi pada awal abad ke-17 di Jepang oleh matematikawan seperti Seki Kowa. Di Eropa, beberapa matematikawan seperti John Wallis dan Isaac Barrow memberikan terobosan dalam kalkulus. James Gregory membuktikan sebuah kasus khusus dari teorema dasar kalkulus pada tahun 1668.<br />
Gottfried Wilhelm Leibniz pada awalnya dituduh menjiplak dari hasil kerja Sir Isaac Newton yang tidak dipublikasikan, namun sekarang dianggap sebagai kontributor kalkulus yang hasil kerjanya dilakukan secara terpisah.<br />
Leibniz dan Newton mendorong pemikiran-pemikiran ini bersama sebagai sebuah kesatuan dan kedua orang ilmuwan tersebut dianggap sebagai penemu kalkulus secara terpisah dalam waktu yang hampir bersamaan. Newton mengaplikasikan kalkulus secara umum ke bidang fisika sementara Leibniz mengembangkan notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan sekarang.<br />
Ketika Newton dan Leibniz mempublikasikan hasil mereka untuk pertama kali, timbul kontroversi di antara matematikawan tentang mana yang lebih pantas untuk menerima penghargaan terhadap kerja mereka. Newton menurunkan hasil kerjanya terlebih dahulu, tetapi Leibniz yang pertama kali mempublikasikannya. Newton menuduh Leibniz mencuri pemikirannya dari catatan-catatan yang tidak dipublikasikan, yang sering dipinjamkan Newton kepada beberapa anggota dari Royal Society.<br />
Pemeriksaan secara terperinci menunjukkan bahwa keduanya bekerja secara terpisah, dengan Leibniz memulai dari integral dan Newton dari turunan. Sekarang, baik Newton dan Leibniz diberikan penghargaan dalam mengembangkan kalkulus secara terpisah. Adalah Leibniz yang memberikan nama kepada ilmu cabang matematika ini sebagai kalkulus, sedangkan Newton menamakannya "The science of fluxions".<br />
Sejak itu, banyak matematikawan yang memberikan kontribusi terhadap pengembangan lebih lanjut dari kalkulus.<br />
Kalkulus menjadi topik yang sangat umum di SMA dan universitas zaman modern. Matematikawan seluruh dunia terus memberikan kontribusi terhadap perkembangan kalkulus.[11]<br />
Pengaruh penting<br />
Walau beberapa konsep kalkulus telah dikembangkan terlebih dahulu di Mesir, Yunani, Tiongkok, India, Iraq, Persia, dan Jepang, penggunaaan kalkulus modern dimulai di Eropa pada abad ke-17 sewaktu Isaac Newton dan Gottfried Wilhelm Leibniz mengembangkan prinsip dasar kalkulus. Hasil kerja mereka kemudian memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan fisika.<br />
Aplikasi kalkulus diferensial meliputi perhitungan kecepatan dan percepatan, kemiringan suatu kurva, dan optimalisasi. Aplikasi dari kalkulus integral meliputi perhitungan luas, volume, panjang busur, pusat massa, kerja, dan tekanan. Aplikasi lebih jauh meliputi deret pangkat dan deret Fourier.<br />
Kalkulus juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci mengenai ruang, waktu, dan gerak. Selama berabad-abad, para matematikawan dan filsuf berusaha memecahkan paradoks yang meliputi pembagian bilangan dengan nol ataupun jumlah dari deret takterhingga. Seorang filsuf Yunani kuno memberikan beberapa contoh terkenal seperti paradoks Zeno. Kalkulus memberikan solusi, terutama di bidang limit dan deret takterhingga, yang kemudian berhasil memecahkan paradoks tersebut.<br />
<br />
<br />
Prinsip-prinsip<br />
Limit dan kecil tak terhingga<br />
Kalkulus pada umumnya dikembangkan dengan memanipulasi sejumlah kuantitas yang sangat kecil. Objek ini, yang dapat diperlakukan sebagai angka, adalah sangat kecil. Setiap perkalian dengan kecil takterhingga (infinitesimal) tetaplah kecil takterhingga, dengan kata lain kecil takterhingga tidak memenuhi properti Archimedes. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik untuk memanipulasi kecil takterhingga.<br />
Pada abad ke-19, konsep kecil takterhingga digantikan oleh konsep limit. Limit menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan hasil dari input terdekat. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik memanipulasi limit-limit tertentu.<br />
Turunan<br />
<br />
<br />
Garis singgung pada (x, f(x)). Turunan f'(x) dari sebuah kurva pada sebuah titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut.<br />
Kalkulus diferensial adalah ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari turunan atau kemiringan dari sebuah grafik.<br />
Konsep turunan secara fundamental lebih maju dan rumit daripada konsep yang ditemukan di aljabar. Dalam aljabar, seorang murid mempelajari sebuah fungsi dengan input sebuat angka dan output sebuah angka. Tetapi input dari turunan adalah sebuah fungsi dan outputnya juga adalah sebuah fungsi.<br />
Untuk memahami turunan, seorang murid harus mempelajari notasi matematika. Dalam notasi matematika, salah satu simbol yang umumnya dipakai untuk menyatakan turunan dari sebuah fungsi adalah apostrofi. Maka turunan dari f adalah f'.<br />
.<br />
Jika input dari sebuah fungsi adalah waktu, maka turunan dari fungsi itu adalah laju perubahan di mana fungsi tersebut berubah.<br />
Jika fungsi tersebut adalah fungsi linear, maka fungsi tersebut dapat ditulis dengan y=mx+b, di mana:<br />
.<br />
Ini memberikan nilai dari kemiringan suatu garis lurus. Jika sebuah fungsi bukanlah garis lurus, maka perubahan y dibagi terhadap perubahan x bervariasi, dan kita dapat menggunakan kalkulus untuk menentukan nilai pada titik tertentu. Kemiringan dari suatu fungsi dapat diekspresikan:<br />
<br />
di mana koordinat dari titik pertama adalah (x, f(x)) dan h adalah jarak horizontal antara dua titik.<br />
Untuk menentukan kemiringan dari sebuat kurva, kita menggunakan limit:<br />
<br />
<br />
<br />
Garis singgung sebagai limit dari garis sekan. Turunan dari kurva f′(x) di suatu titik adalah kemiringan dari garis singgung terhadap kurva di titik tersebut. Kemiringan ini ditentukan dengan memakai nilai limit dari kemiringan garis sekan.<br />
Sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi f(x) = x2 pada titik (3,9):<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: left;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
Integral<br />
Kalkulus integral adalah ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari dua konsep yang saling berhubungan, integral taktentu dan integral tertentu. Proses pencarian nilai dari sebuah integral dinamakan pengintegralan (integration). Dengan kata lain, kalkulus integral mempelajari dua operator linear yang saling berhubungan.<br />
Integral taktentu adalah antiturunan, yakni kebalikan dari turunan. F adalah integral taktentu dari f ketika f adalah turunan dari F.<br />
Integral tertentu memasukkan sebuah fungsi dengan outputnya adalah sebuah angka, yang mana memberikan luas antar grafik yang dimasukkan dengan sumbu x.<br />
Contohnya adalah jarak yang ditempuh dengan lama waktu tertentu<br />
<br />
Jika kecepatannya adalah konstan, perhitungan bisa dilakukan dengan perkalian, namun jika kecepatan berubah, maka diperlukan sebuah metode yang lebih canggih. Salah satu metode tersebut adalah memperkirakan jarak tempuh dengan memecahkan lama waktu menjadi banyak interval waktu yang singkat, kemudian dikalikan dengan lama waktu tiap interval dengan salah satu kecepatan di interval tersebut, dan kemudian menambahkan total keseluruhan jarak yang didapat. Konsep dasarnya adalah, jika interval waktu sangat singkat, maka kecepatan dalam interval tersebut tidak berubah banyak. Namun, penjumlahan Riemann hanya memberikan nilai perkiraan. Kita harus mengambil sebuah limit untuk mengdapatkan hasil yang tepat.<br />
<br />
Integral dapat dianggap sebagai pencarian luas daerah di bawah kurva f(x), antara dua titik a dan b.<br />
Jika f(x) pada diagram di samping mewakili kecepatan yang berubah-ubah, jarak yang ditempuh antara dua waktu a dan b adalah luas daerah S yang diarsir.<br />
Untuk memperkirakan luas, metode intuitif adalah dengan membagi jarak antar a dan b menjadi beberapa segmen yang sama besar, panjang setiap segmen disimbolkan Δx. Untuk setiap segmel, kita dapat memilih satu nilai dari fungsi f(x). Nilai tersebut misalkan adalah h. Maka luas daerah persegi panjangan dengan lebar Δx dan tinggi h memberikan nilai jarak yang ditempuh di segmen tersebut. Dengan menjumlahkan luas setiap segmen tersebut, maka didapatkan perkiraan jarak tempuh antara a dan b. Nilai Δx yang lebih kecil akan memberikan perkiraan yang lebih baik, dan mendapatkan nilai yang tepat ketika kita menngambil limit Δx mendekati nol.<br />
Simbol dari integral adalah , berupa S yang dipanjangkan (singkatan dari "sum"). Integral tertentu ditulis sebagai<br />
<br />
dan dibaca "Integral dari a ke b dari f(x) terhadap x."<br />
Integral tak tentu, atau anti derivatif, ditulis:<br />
.<br />
Oleh karena turunan dari fungsi y = x2 + C adalah y ' = 2x (di mana C adalah konstanta),<br />
.<br />
Teorema dasar<br />
Teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa turunan dan integral adalah dua operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya, teorema ini menghubungkan nilai dari anti derivatif dengan integral tertentu. Karena lebih mudah menghitung sebuah anti derivatif daripada mengaplikasikan definisi dari integral, teorema dasar kalkulus memberikan cara yang praktis dalam menghitung integral tertentu.<br />
Teorema dasar kalkulus menyatakan: Jika sebuah fungsi f adalah kontiniu pada interval [a,b] dan jika F adalah fungsi yang mana turunannya adalah f pada interval (a,b), maka<br />
<br />
Lebih lanjut, untuk setiap x di interval (a,b),<br />
<br />
Aplikasi<br />
Kalkulus digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik, ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya.<br />
Setiap konsep di mekanika klasik saling berhubungan melalui kalkulus. Massa dari sebuah benda dengan massa jenis yang tidak diketahui, momen inersia dari suatu objek, dan total energi dari sebuah objek dapat ditentukan dengan menggunakan kalkulus. Dalam subdisiplin listrik dan magnetisme, kalkulus dapat digunakan untuk mencari total fluks dari sebuah medan elektromagnetik . Contoh historik lainnya adalah penggunaan kalkulus di hukum gerak Newton, diekspresikan dengan laju perubahan yang merujuk pada turunan: Laju perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan resultan gaya yang bekerja bada benda tersebut dengan arah yang sama. Bahkan rumus umum dari hukum ke-dua Newton: Gaya = Massa × Percepatan, mengandung diferensial kalkulus karena percepatan bisa diekspresikan sebagai turunan dari kecepatan. Teori elektromagnetik Maxwell dan teori relativitas Einstein juga diekspresikan dengan diferensial kalkulus.<br />
<br />
Referesi Sumber DAFTAR PUSTAKA<br />
1. ^ Helmer Aslaksen. Why Calculus? National University of Singapore. See<br />
2. ^ Archimedes, Method, in The Works of Archimedes ISBN 978-0-521-66160-7<br />
3. ^ Aryabhata the Elder<br />
4. ^ Ian G. Pearce. Bhaskaracharya II.<br />
5. ^ Victor J. Katz (1995). "Ideas of Calculus in Islam and India", Mathematics Magazine 68 (3), pp. 163-174.<br />
6. ^ J. L. Berggren (1990). "Innovation and Tradition in Sharaf al-Din al-Tusi's Muadalat", Journal of the American Oriental Society 110 (2), pp. 304-309.<br />
7. ^ Madhava. Biography of Madhava. School of Mathematics and Statistics University of St Andrews, Scotland. Diakses pada 13 September 2006<br />
8. ^ An overview of Indian mathematics. Indian Maths. School of Mathematics and Statistics University of St Andrews, Scotland. Diakses pada 7 Juli 2006<br />
9. ^ Science and technology in free India. Government of Kerala — Kerala Call, September 2004. Prof.C.G.Ramachandran Nair. Diakses pada 9 Juli 2006<br />
10. ^ Charles Whish (1835). Transactions of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland.<br />
11. ^ UNESCO-World Data on Education [isapi.dll?clientID=137079235&infobase=iwde.nfo&softpage=PL frame]<br />
Daftar Pustaka<br />
• Donald A. McQuarrie (2003). Mathematical Methods for Scientists and Engineers, University Science Books. ISBN 978-1-891389-24-5<br />
• James Stewart (2002). Calculus: Early Transcendentals, 5th ed., Brooks Cole. ISBN 978-0-534-39321-2<br />
Buku Online<br />
• Crowell, B., (2003). "Calculus" Light and Matter, Fullerton. Retrieved 6th May 2007 from http://www.lightandmatter.com/calc/calc.pdf<br />
• Garrett, P., (2006). "Notes on first year calculus" University of Minnesota. Retrieved 6th May 2007 from http://www.math.umn.edu/~garrett/calculus/first_year/notes.pdf<br />
• Faraz, H., (2006). "Understanding Calculus" Retrieved Retrieved 6th May 2007 from Understanding Calculus, URL http://www.understandingcalculus.com/ (HTML only)<br />
• Keisler, H. J., (2000). "Elementary Calculus: An Approach Using Infinitesimals" Retrieved 6th May 2007 from http://www.math.wisc.edu/~keisler/keislercalc1.pdf<br />
• Mauch, S. (2004). "Sean's Applied Math Book" California Institute of Technology. Retrieved 6th May 2007 from http://www.cacr.caltech.edu/~sean/applied_math.pdf<br />
• Sloughter, Dan., (2000) "Difference Equations to Differential Equations: An introduction to calculus". Retrieved 6th May 2007 from http://math.furman.edu/~dcs/book/<br />
• Stroyan, K.D., (2004). "A brief introduction to infinitesimal calculus" University of Iowa. Retrieved 6th May 2007 from http://www.math.uiowa.edu/~stroyan/InfsmlCalculus/InfsmlCalc.htm (HTML only)<br />
• Strang, G. (1991) "Calculus" Massachusetts Institute of Technology. Retrieved 6th May 2007 from http://ocw.mit.edu/ans7870/resources/Strang/strangtext.htm.</div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-17527510493580900702011-03-13T18:25:00.000+07:002011-03-13T18:25:50.397+07:00Persamaan Garis Singgung Parabola<a href="#" class="tt">http://horduka.blogspot.com/2011/01/persamaan-garis-singgung.html<span class="tooltip"><span class="top"></span><span class="middle">Materi Mata Pelajaran Matematika</span><span class="bottom"></span></span></a>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-74295282954728612362011-01-24T17:05:00.001+07:002011-04-29T21:12:22.537+07:00Hubungan Etnis Tionghoa Dengan Masyarakat Palembang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang <br />
Perkembangan dinamika kehidupan dari masa ke masa telah meningkatkan komunikasi antaretnis. Terjadi proses interaksi antaretnis, suatu etnis yang telah mengembangkan keunikan budaya mereka kemudian mendapat pengaruh dari etnis di luar mereka. Beragam etnis itu mengembangkan komunikasi dan hubungan timbal balik diantara budaya-budaya yang berbeda-beda. Interaksi tidak hanya antarkomunitas dalam suatu etnis, namun diantara etnis yang beragam itu berinteraksi dengan etnis-etnis lain yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. <br />
Dalam rentang waktu yang relatif lama telah terjadi akulturasi budaya. Kadang sebuah budaya tertentu dikuatkan karena pengaruh budaya lain. Pertemuan budaya itu tidak jarang juga melahirkan budaya baru yang mempunyai sifat-sifat yang khas. Banyak faktor yang menyebabkan adanya interaksi di antara etnis-etnis yang beragam di wilayah Indonesia. Faktor sosial dan politik juga seringkali menyebabkan sebuah etnis melakukan migrasi ke wilayah etnis lain. Karena berbagai faktor yang sangat beragam dan kompleks itu lalu terjalinlah akulturasi budaya di antara etnsi-etnis yang berbeda. Dalam komunikasi itu lalu timbul hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. <br />
Dalam interaksi budaya antaretnis itu di satu sisi terjadi konflik yang serius. Di pihak lain terjadi integrasi sosial yang ditandai oleh ikatan sosial yang semakin memperkokoh hubungan antaretnis yang berbeda. Dalam komunikasi antaretnis itu muncul rasa saling menghargai, percaya, solidaritas, rukun, damai, dan sebagainya. Namun, pada sisi lain menunjukkan bahwa interaksi antarbudaya itu telah melemahkan, ikatan sosial di antara beberapa etnis itu menjadi renggang. Seringkali juga terjadi konflik yang serius antara etnis dengan mengembangkan kebencian, curiga, merasa terancam, konflik baik fisik maupun non fisik, <br />
Dengan melihat aspek integrasi antaretnis itu sekaligus akan dilihat bagaimanakah pengelolaan keragaman budaya itu. Dengan melihat sisi yang positif dari hubungan sosial itu, bisa dibangun model hubungan sosial yang positif. Model ini tentu saja bukan dipaksakan untuk diterapkan di beberapa wilayah Indonesia tetapi model ini bisa menjadi inspirasi bagi kerukunan di daerah lain. <br />
Dengan membahas integrasi sosial kita sekaligus akan membahas masalah disintegrasi sosial. Kerukunan itu bukan berarti tidak adanya konflik, konflik itu tetap ada tetapi bagaimanakah konflik itu dapat diselesaikannya dengan baik. Dengan melihat adanya disintegrasi dalam komunikasi antarbudaya maka dapat dijelaskan bagaimanakah model pengelolaan keberagamaan itu agar terbentuk integrasi sosial?<br />
<br />
B. Rumusan Masalah<br />
1. Mengualas secara singkat sjarah kota Palembang.<br />
2. Masuknya Etnis tionghoa ke Palembang.<br />
3. Bagimana Hubungan dengan Etnis Tionghoa <br />
4. Adakah konflik yang terjadi antara etnis tionghoa dengan pribumi.!?<br />
<br />
C. Tujuan<br />
Tujuan penelitian ini adalah memaparkan tentang pengelolaan keragaman budaya di antara etnis-etnis yang berbeda-beda. Dalam interaksi budaya itu telah terjadi integrasi dan disintegrasi sosial dalam masyarakat yang multikultur. Dengan mengetahui integrasi dan disintegrasi sosial maka diharapkan dapat memberikan gambaran model tentang pengelolaan keragaman budaya yang bisa menjadi inspirasi untuk pengelolaan keragaman budaya di wilayah yang berbeda.<br />
<br />
PEMBAHASAN<br />
<br />
A. Sejarah Singkat Kota Palembang.<br />
Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. yang diketemukan di Bukit Siguntang, sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 Juni 683 Masehi (tanggal 5 bulan Ashada tahun 605 syaka). Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang . Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air (data Statistik 1990). Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan; sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.<br />
Kondisi alam ini bagi nenek moyang orang-orang Palembang menjadi modal mereka untuk memanfaatkannya. Air menjadi sarana transportasi yang sangat vital, ekonomis, efisien dan punya daya jangkau dan punya kecepatan yang tinggi. Selain kondisi alam, juga letak strategis kota ini yang berada dalam satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara tiga kesatuan wilayah:<br />
Tanah tinggi Sumatera bagian Barat, yaitu : Pegunungan Bukit Barisan.<br />
Daerah kaki bukit atau piedmont dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran rendah.<br />
Daerah pesisir timur laut.<br />
Ketiga kesatuan wilayah ini merupakan faktor setempat yang sangat mementukan dalam pembentukan pola kebudayaan yang bersifat peradaban. Faktor setempat yang berupa jaringan dan komoditi dengan frekuensi tinggi sudah terbentuk lebih dulu dan berhasil mendorong manusia setempat menciptakan pertumbuhan pola kebudayaan tinggi di Sumatera Selatan. Faktor setempat inilah yang membuat Palembang menjadi ibukota Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi di zaman klasik pada wilayah Asia Tenggara. Kejayaan Sriwijaya diambil oleh Kesultanan Palembang Darusallam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani dikawasan Nusantara<br />
Sriwijaya, seperti juga bentuk-bentuk pemerintahan di Asia Tenggara lainnya pada kurun waktu itu, bentuknya dikenal sebagai Port-polity. Pengertian Port-polity secara sederhana bermula sebagai sebuah pusat redistribusi, yang secara perlahan-lahan mengambil alih sejumlah bentuk peningkatan kemajuan yang terkandung di dalam spektrum luas. Pusat pertumbuhan dari sebuah Polity adalah entreport yang menghasilkan tambahan bagi kekayaan dan kontak-kontak kebudayaan. Hasil-hasil ini diperoleh oleh para pemimpin setempat. (dalam istilah Sriwijaya sebutannya adalah datu), dengan hasil ini merupakan basis untuk penggunaan kekuatan ekonomi dan penguasaan politik di Asia Tenggara.<br />
Ada tulisan menarik dari kronik Cina Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke 14, menceritakan tentang Sriwijaya sebagai berikut :Negara ini terletak di Laut selatan, menguasai lalu lintas perdagangan asing di Selat. Pada zaman dahulu pelabuhannya menggunakan rantai besi untuk menahan bajak-bajak laut yang bermaksud jahat. Jika ada perahu-perahu asing datang, rantai itu diturunkan. Setelah keadaan aman kembali, rantai itu disingkirkan. Perahu-perahu yang lewat tanpa singgah dipelabuhan dikepung oleh perahu-perahu milik kerajaan dan diserang. Semua awak-awak perahu tersebut berani mati. Itulah sebabnya maka negara itu menjadi pusat pelayaran.<br />
<br />
B. Etnis Tionghoa Mulai Masuk ke Palembang.<br />
Komunitas Cina Palembang yang secara historis telah melakukan hubungan dagang sejak awal abad Masehi tentunya juga mempunyai sejarah yang panjang tentang pemukimannya. Meskipun demikian, keterbatasan data tidak memungkinkan untuk merekonstruksi pola pemukimannya sejak awal kehadiran mereka di Palembang. Oleh karena itu, dalam tulisan sejarah pemukiman masyarakat Cina di Palembang dimulai sejak runtuhnya kerajaan Sriwijaya sampai masa kolonial. Dari data keramik dapat diperkirakan sekurang-kurang sejak abad ke –7 Masehi, sudah terjalin hubungan dagang anatara Cina dengan Palembang, meskipun sumber tertulis menyebutkan bahwa puncak hubungan perdagangan terjadi pada abad ke 10-16. Hubungan dagang ini diperkuat dengan kehadiran utusan-utusan dari Palembangsejak abad ke -7 sampai dengan abad ke-13 ke negeri Cina. Dari sumber berita Cina sendiri hanya dapat diketahui bahwa sejak abad ke –7, tidak hanya hubungan dagang saja yang terjalin di anatara kedua wilayah ini, melainkan juga hubungan agama. Hal ini terbukti dari kehadiran I-t’sing, seorang pendeta Budha dari Cina yang belajar Sansekerta di Sriwijaya pada tahun 671 sebelum ke Nalanda, India. <br />
Berdasarkan data sejarah dapat diketahui bahwa kelompok etnis Cina sudah mulai mengadakan kontak dagang sejak abad ke-7 Masehi, saat daerah ini masih dikuasai oleh Sriwijaya. Pada masa kemudian kedatangan orang-orang Cina yang menetap di Palembang justru melahirkan kepemimpinan kelompok etnis Cina di wilayah ini. Bahkan, setelah Islam memasuki daerah ini peran merekapun tidak surut, terbukti dengan munculnya imam kerajaan dari kelompok mereka. Dari sumber berita Cina (Ying Yai Sheng Lan) dapat diketahui bahwa etnis Cina yang ada di Palembang berasal dari Canton, Chang-chou dan Ch’uan-chou. Hanya saja dari sumber tersebut tidak disebutkan etnisnya. Pemukiman masyarakat Cina terdapat di wilayah 7 Ulu yang secara administratif termasuk wilayah Kelurahan 7 Ulu, kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. <br />
Masyarakat Cina yang merupakan bagian dari penduduk Palembang tentunya pola pemukimannya tidak jauh berbeda. Awalnya kelompok etnis Cina, seperti halnya masyarakat asing lainnya yang bermukim di wilayah Palembang, atas kebijakan sultan Palembang ditempatkan di seberang Ulu. Pembagian tata letak pemukiman yang berdasarkan status sosial, pekerjaan dan etnis telah terjadi di Palembang sejak kratonnya masih di Kuta Gawang. Etnis Cina ditempatkan di luar kraton. Bahkan, seperti halnya penduduk lainnya mereka bermukim di atas rakit. Rumah-rumah rakit yang berada langsung di atas air tetap mempunyai pola linear hanya sari segi kuantitas jumlahnya berkurang, hal ini terjadi karena perkembangan jaman (perubahan pemerintahan). Mereka lambat laun membentuk pemukiman rumah panggung. Keadaan ini juga berlaku untuk kelompok etnis Cina, sehingga kemudian munculah pemukiman Cina di 7 Ulu dengan segala sarana dan prasarananya. Pemukiman etnis Cina ini ditandai dengan adanya rumah Kapitan Cina, kelenteng dan pemakaman di Bukit Mahameru. Langgam arsitektur di kawasan Pecinan tersebut dipengaruhi oleh arsitektur lokal (Palembang), Cina dan Belanda. Sampai akhir pemerintahan kolonial Belanda pola pemukiman mereka tidak berubah, baik yang bermukim di atas rumah panggung maupun di atas rakit, yaitu berpola linear. <br />
Tidak berbeda dengan literatur yang dikemukakan oleh Budayawan Palembang Djohan Hanafiah dalam sebuah bukunya Perang Palembang Melawan VOC (1996) diceriterakan bahwa Sriwjaya merupakan kerajaan yang lebih menguasai wilayah perairan di Asia Tenggara. Lalu, berdasarkan catatan sebagaimana dituturkan almarhum Djohan Hanafiah waktu lalu, Raja Palembang yang bernama Ma-na-ha, Pau –In –Pang (Maharaja Palembang) mengirim dutanya menghadap Kaisar Tiongkok pada tahun 1374. Maharaja ini disebut sebagai Raja Palembang terakhir pada saat penguasaan Sriwijaya, sebelum Palembang dihancurkan oleh Majapahit pada 1377. <br />
<br />
C. Pandangan terhadap Etnis Tionghoa.<br />
Citra tentang etnis Tionghoa yang umum kita ketahui adalah merupakan kelompok sosial minoritas yang secara ekonomi selalu berkecukupan, akan tetapi menjalani gaya hidup yang eksklusif. Hartiningsih (2004) menyatakan bahwa berbagai sumber menyebut-kan bahwa kelompok etnis Tionghoa yang jumlahnya kurang dari empat persen itu menguasai lebih dari 70 persen ekonomi Indonesia. Citra itulah yang menyebabkan mereka menjadi sasaran utama pada saat kerusuhan Mei 1998 meletus, termasuk perkosaan masa. Selain itu, citra kelompok etnis ini juga tak lepas dari buruknya citra pengusaha Tionghoa yang terlibat berbagai kasus tindak korupsi yang kemudian dibebaskan oleh hukum atau lari ke luar negeri.<br />
Menurut Hartiningsih (2004) tidak banyak orang yang memahami bahwa dari jumlah populasi etnis Tionghoa itu, menurut berbagai acuan, paling banyak lima persen yang dapat diklasifikasikan sebagai kelompok ekonomi kuat. Sisanya adalah kelompok berpeng-hasilan menengah, menengah bawah dan miskin. Berikut ini adalah kutipan dari tulisan Hartiningsih (2004) mengenai pengalaman keseharian perempuan Tionghoa miskin yang tinggal di Tegal Alur, suatu kampung di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat, mengenai dilema citra identitas yang dihadapi Tionghoa miskin:<br />
“Karena pandangan bahwa orang Tionghoa harus kaya, kita sering tidak dianggap Tionghoa oleh orang Tionghoa,” ujar San Nio. Sementara di antara komunitas miskin di wilayah itu, mereka juga tidak sepenuhnya diterima. “Kita nggak pernah dapat beras miskin” ujar Ong Ni. “Cuma sekali, dikasih sembako sama organisasi Buddha, langsung ke kita,” sambung Sang Nio.Identitas itulah yang membuat mereka dipandang sebagai “yang lain” baik oleh sesama etnis Tionghoa maupun oleh sesama kelompok miskin kota di luar etnis Tionghoa. Inilah yang membuat mereka mengalami diskriminasi berganda-ganda, dan (khususnya perempuan dan anak perempuan) berada di lapisan terbawah dalam struktur penindasan sistematis” .<br />
Ada hal menarik yang kerap terjadi antara kaum pribumi dengan etnis tionghoa yang cenderung membenci etnis tionghoa, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, ada beberapa hal yang mungkin menjadi pemicu rasa benci kaum pribumi terhadap etnis tionghoa . <br />
1. Faktor Ekonomi<br />
Kenapa saya bisa menyimpulkan faktor ekonomi sebagai salah satu penyebabnya? Karena di dunia ini banyak sekali pertikaian yang terjadi antara orang berduit dengan orang susah. Saya merasa kasus kaum pribumi dengan etnis tionghoa ini seperti kasus sampit. Mungkin tidak seheboh di sampit, tapi ada kemiripan. Etnis tionghoa cenderung sukses di Indonesia. Nasib mereka bisa dikatakan lebih baik dibanding kaum pribumi, meskipun ada saja dari etnis tionghoa yang juga melarat. Kesuksesan etnis tionghoa mungkin menyebabkan rasa iri pada hati kaum pribumi. Maka bencilah kaum pribumi terhadap mereka.<br />
Secara alami, etnis tionghoa pun pasti akan bersikap defensif. Mereka tentu saja tidak menerima kesewenang-wenangan kaum pribumi. Meskipun mereka adalah pendatang dan merupakan minoritas, tetap saja mereka tidak ingin harga dirinya diinjak-injak. Maka, perlahan tapi pasti, mereka pun membeci kaum pribumi.<br />
<br />
2. Etnis Tionghoa Itu Pelit.<br />
Benarkah etnis tionghoa pelit? Mungkin saja iya, tapi bisa juga tidak. Dalam perdagangan orang tionghoa itu sangat teliti sekali, sehingga tawar menawar pun sulit untuk di lakukan dengan orang-orang cina. Sehingga, dari sini orang pribumi bahwa orang cina itu Pelit, bahkan dalam hubungan sehari-hari pun orang cina sangat ekonomis. <br />
Berbeda dengan orang pribumi, kaum pribumi cenderung hidup di bawah tekanan rasa gengsi. Sebisa mungkin, mereka ingin tampil lebih “wah” dibanding rekannya. Kaum pribumi cenderung memiliki sifat konsumtif. Tidak punya uang, tapi selalu ingin membeli barang. Alternatifnya ya utang. Kalau etnis tionghoa, mereka cenderung lebih memilih untuk mengumpulkan uangnya sedikit demi sedikit. Sebisa mungkin mereka tidak terperangkap dalam buaian utang.<br />
3. Faktor Agama.<br />
Kebanyakan orang tionghoa beragama Hindu, sebagai bangsa yang beragama mayoritas orang Islam. Mungkin dalam menjalin hubungan sehari-hari kita untuk tidak berhubungan dengan nya, padahal anggapan itu salah, tapi masih saja kita Anti untuk berteman dengan orang cina. <br />
Sebagai orang yang memiliki ilmi pengetahuan sebaiknya kita tidak untuk memilih dan memilah untuk berhubungan dengan agama lain selagi hubungan tersebut tidak merugikan satu sama lain. <br />
Dari beberapa anggapan orang terhadap etnis tionghoa bahwa, sebagai orang palembang sebenarnya sudah memiliki hubungan baik sejak zaman dahulu kala. Jadi, Palembang tidaklah merupakan suatu yang asing bagi para penguasa Tiongkok pada dahulu kala, karena memang mereka juga telah memiliki hubungan baik dengan raja-raja di wilayah kekuaaan Sriwijaya. Dalam beberapa literature yang pernah diungkapkan Djohan pada bukunya, sebutan Palembang muncul pada abad 13 setelah berakhirnya masa kejayaan Sriwijaya abad 7-abad 12. Palembang semula berasal dari ejaan para saudagar Tiongkok yang menyebutkan Fa Lin Fong , seperti dituliskan dalam tulisan Tiongkok Chu Fa Shi karya Chau Ju Kau tahun 1225. <br />
Makin jelas pula bahwa hubungan orang-orang Palembang dengan Tiongok merupakan sebuah hubungan yang demikian erat setelah penulis Tiongkok lainnya, Ma Huan, dalam catatan perjalannya Ying Ysi Shueng Lan (1416) menuliskan berbagai catatan mengenai Palembang yang diejanya dalam tulisan menyebut Pa Lin Pang.<br />
<br />
D. Konflik Etnis Tionghoa yang terjadi di Palembang.<br />
1. Masalah DPK (Dana Pihak Ketiga) dan Kredit BNI.<br />
Potensi penyaluran kredit dan penghimpunan dana dari etnis Tionghoa sangat tinggi, sehingga wajar mayoritas perbankan membidik segmen ini. Bahkan bagi BNI, pangsa pasar ini bukan hanya mengenjot DPK (dana pihak ketiga), tapi juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan kreditnya. <br />
”Sebetulnya kami tak membeda-bedakan nasabah. Seluruh segmen yang mau menjadi nasabah maupun debitur BNI sama dan kami gabung. Tapi tidak bisa kami pungkiri etnis Tionghoa juga kontribusinya tinggi. Banyak nasabah prioritas kami yang berasal dari etnis ini,” ujar Pemimpin Kanwil BNI Palembang Jefry AM Dendeng, di sela acara Malam Spektakuler Gala Dinner di Selebriti Cafe, akhir pekan lalu.<br />
Kata Jefry, mayoritas etnis Tionghoa menjadi nasabah Emerald BNI. Untuk menjadi nasabah priority ini, harus mempunyai saldo minimal Rp1 miliar. ”Sesuai dengan benefit yang kami berikan, diantaranya travelling nasabah yang kami urus, mulai dari tiket, hotel, hingga emergency (sakit),” ungkapnya. <br />
Dia mengatakan, walaupun etnis Tionghoa menguasai Emerald, namun penyokong dana mayoritas BNI tetap masyarakat pribumi. Sedangkan kredit, etnis Tionghoa hanya mengambil kredit investasi pertanian, industri, perdagangan, modal kerja sektor perdagangan, ekspedisi, dan angkutan. ”Tapi data pastinya belum bisa kami umumkan. Kami sedang right issue, mungkin setelah itulah atau akhir tahun baru bisa diketahui,” tuturnya. <br />
Nah, sebagai bentuk apresiasi kepada nasabah dan debitur etnis Tionghoa, BNI menggelar Malam Spektakuler Gala Dinner di Selebriti Cafe, akhir pekan lalu. ”Sebetulnya salah satu nasabah kami yang menyelenggarakan acara ini, BNI hanya berpartisipasi,” tukasnya. Sekitar 500 tamu dari nasabah dan undangan hadir pada malam Gala Diner tersebut. Jefry berharap, acara ini mampu menumbuhkan keloyalan nasabah untuk terus menabung di BNI. Begitu juga bagi para debitur. <br />
”Terselenggaranya acara ini juga karena disupport BNI. Kami laksanakan di dua kota. Pertama di Palembang, dan Januari 2011 nanti di Jakarta. Acara ini sebagai ajang silahturahmi antara etnis Tionghoa yang ada di Palembang. Sekaligus juga malam amal untuk membantu para korban letusan Gunung Merapi,” ungkap Panitia Malam Spektakuler Gala Dinner Farida Salim .<br />
<br />
2. Gagalnya Etnis Tionghoa Calon Walikota.<br />
Gagalnya calon dari etnis Tionghoa tampil pada pemilihan Walikota Palembang tahun 2008-2013 terjadi akibat ganjalan faktor etnisitas. Argumentasi tersebut terungkap pada diskusi yang diselenggarakan Sekolah Demokrasi Banyuasin, akhir pekan lalu di Palembang.<br />
Menurut Abdullah Idi, guru besar IAIN Raden Fatah Palembang yang berbicara dalam diskusi tersebut, etnis Tionghoa masih mengalami persoalan psikologis ketika akan terlibat dalam proses pemilihan umum kepala daerah atau pemilukada yang tengah berlangsung. ''Faktor etnisitas dan agama menjadi faktor yang dominan dan kuat yang menjadi ganjalan bagi etnis tersebut untuk ikut pencalonan.''<br />
Abdullah Idi yang didampingi Tarech Rasyid, Koordinator Program Sekolah Demokrasi Banyuasin mengatakan, menyangkut etnis Tionghoa di Indonesia, persoalan yang selesai baru taraf normatif bukan psikologis. Di samping itu, etnis Tionghoa cenderung memperhitungkan untung rugi ketika terjun dalam politik. ''Jadi pertimbangannya sangat kompleks,'' ujarnya.<br />
Sebelumnya, saat pendaftaran calon walikota dan calon wakil walikota Palembang tahun 2008-2013 dibuka sejumlah partai, sempat muncul seorang calon dari etnis Tionghoa, Toni Huang. Namun nama Toni Huang kemudian terlupakan oleh partai politik yang membuka penjaringan calon. <br />
Toni Huang sempat mengambil formulir pendaftaran pencalonannya sebagai bakal calon (balon) Wakil Walikota Palembang di sekretariat kantor DPC Partai Demokrat (PD) Kota Palembang. Toni Huang yang juga Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel datang dengan didampingi para ketua dan tokoh pemuda organisasi sayap partai bentukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, seperti Komite Nasional Pemuda Demokrat (KNPD) Sumsel, Generasi Muda Partai Demokrat (GMPD) Sumsel, dan Pemuda Partai Demokrat Sumsel. Namun, setelah pencalonan resmi ditutup, nama Toni Huang tidak muncul.<br />
Menurut Koordinator Program Sekolah Demokrasi Banyuasin Tarech Rasyid, pencalonan Toni Huang, walau dia berasal dari etnis Tionghoa namun memilik hak politik yang sama dengan etnis lain. ''Tidak ada lagi praktik diskriminasi seperti dulu dimana etnis Tionghoa lebih difokuskan untuk urusan ekonomi,'' katanya. <br />
Menurut Tarech Rasyid, hak-hak politik etnis Tionghoa sebenarnya telah dimulai dan diakui sejak dulu di mana pernah berdiri parpol etnis Tionghoa. ''Itu menunjukan sudah ada kesadaran politik.'' <br />
Tarech juga menggambarkan betapa potensial dan signifikan jumlah pemilih di kota Palembang yang berasal dari etnis Tionghoa. ''Di Palembang jumlahnya diperkirakan ada 300 ribu orang. Jadi, cukup signifikan untuk menjadi lumbung suara dalam pemilihan Walikota yang akan berlangsung Juni 2008 nanti.''<br />
Toni Huang sendiri mengakui keputusannya untuk menjadi calon Wakil Walikota Palembang, selain sebagai kader Partai Demokrat dan warga Kota Palembang, juga karena terpanggil untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota Palembang. ''Saya mendapat banyak dorongan dari masyarakat, keluarga, sahabat, dan teman-teman, terutama kalangan muda etnis Tionghoa'' .<br />
<br />
<br />
E. Upaya Untuk Mengatasi Konflik yang terjadi terhadap Etnis dan Pribumi.<br />
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, eksitensi konflik dapat positif dan bisa negatif. Konflik dalam pandangan tradisional beranggapan bahwa konflik merupakan hal yang merugikan organisasi. Pandangan perilaku beranggapan bahwa konflik dapat bermanfaat atau dapat juga merugikan organisasi, tetapi umumnya konflik merugikan organisasi itu sendiri.<br />
Konflik dapat bersifat fungsional atau berguna bagi organisasi. Selain itu konflik dapat juga tidak fungsional, artinya tidak menguntungkan bagi organisasi. Dengan adanya pandangan-pandangan ini, para pakar berusaha melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab-penyebab konflik dan berusaha menyusun strategi untuk pemecahannya. Pemecahannya dapat dilakukan dengan menejemen konflik, atau dengan cara antisipasi.<br />
Menurut teori kepemimpinan, yang dominan meletakkan penyebab kepemimpinan yang efektif tergantung pada pemimpin itu sendiri. Pemimpin dikatakan efektif, jika mempunyai karakteristik, berwibawa terhadap bawahan atau setidaknya tidak terlalu lunak. Kepemimpinan di antara kelompok akan tergantung kepada seleksi dan penempatan pemimpin dalam situasi yang berhubungan dengan bakat yang dipunyai oleh pemimpin. Pandangan interaksi, beranggapan bahwa konflik tidak dapat dihindarkan, bahkan diperlukan karena konflik dapat membuat organisasi berjalan lebih efektif.<br />
Ada lima gaya menghadapi konflik dapat digunakan oleh pemimpin atau oleh manajer dalam menangani atau menyelesaikan konflik, yaitu gaya avoiding (menghindar), gaya accomodating (menyesuaikan), gaya competing (bersaing) atau forcing (kekerasan), gaya bersaing, gaya collaborating (kolaborasi), dan gaya compromising (kompromi) .<br />
<br />
PENUTUP<br />
<br />
Semenjak dulu kala, Kota Palembang, Sumatera Selatan telah dikenal sebagai pusat perniagaan. Laut dan sungai merupakan lalu lintas perdagangan yang digunakan para saudagar sebagai jalur angkutan barang-barang niaga kebutuhan masyarakat di sini. Kebiasaan perdagangan dengan menggunakan lalulintas laut dan sungai telah mewarisi para saudagar kawasan ini yang berlangsung sejak zaman Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Kota Palembang.<br />
Dalam sejarah di kota Palembang bahwa orang-orang tionghoa sudah lama menetap di kota Palembang dalam urusan perdagangan, sehingga orang-orang tionghoa sudah tidak asing lagi di palembang ini. Namun kita sebagai orang palembang masih ada pikiran-pikiran negative tentang orang-orang tionghoa baik dalam segi Ekonomi, Agama, bahkan hubungan sehari-hari. <br />
Adapun beberapa konflik yang terjadi di kota palembang yang menyangkut dengan orang cina (tionghoa). Seperti masalah DPK (Dana Pihak Ketiga) dan Kredit BNI. Serta gagalnya etnis tionghoa calon walikota. Dari kejadian seperti itu sebenarnya dapat diatasi dengan beberapa metode yaitu avoiding (menghindar), accomodating (menyesuaikan), competing (bersaing) atau forcing (kekerasan), collaborating (kolaborasi), dan compromising (kompromi).<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
Alqadrie, S.A. 2003. “Faktor-faktor Penyebab Konflik Etnis, Identitas dan Kesadaran Etnis, serta Indikasi ke Arah Proses Disintegrasi di Kalimantan Barat,” dalam Murni Jamal (Ed) Konflik Komunal di Indonesia Saat Ini. Leiden-Jakarta. INIS dan PBB.<br />
Hartiningsih, M. 2004. “Perempuan Tionghoa Miskin Pertarungan Identitas dalam Ketidakberdayaan,” dalam Kompas, 6 September 2004.<br />
http://www.republika.com<br />
http://etnis-cina-di-palembang.com/<br />
http://palembang.tribunnews.com/view/29344/ktp_untukk_etnis_tionghoa<br />
http://jabrah.blog.uns.ac.id/2010/05/10/pribumi-vs-etnis-tionghoa/,<br />
http://palembang.tribunnews.com/view/29344/ktp_untukk_etnis_tionghoa<br />
http://kotapalembang.blogspot.com/2006/06/sejarah-perkembangan-pemukiman.html.</div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-30778108990623407612011-01-24T16:59:00.002+07:002011-04-30T16:55:46.609+07:00Politik Uang Dalam Pilkada Langsung<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">A. Pengertian Pilkada<br />
Pemilihan Umum Kapala Daerah dan wakil kepala daerah, atau seringkali disebut pilkada adalah Pemilihan Umum untuk memilih kepada daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat.yang memenuhi syarat. Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah :<br />
<ul style="text-align: left;"><li>Gubernur dan wakil gubernur untuk Provinsi.</li>
<li>Bupati dan wakil bupati untuk Kabupaten.</li>
<li>Walikota dan wakil walikota untuk Kota.</li>
</ul>Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar hokum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini, pilkada belum dimasukkan dalam rezim pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan juli 2005.<br />
Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaran Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama “Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah”. Pilkada pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007.<br />
Munculnya pilkada langsung ini adalah suatu yang baik dalam proses perkembangan demokrasi dan demokratisasi di tanah air. Melalui pelaksanaan otonomi daerah yang dijadikan sebagai media untuk mendesentralisasikan sistem demokrasi yang semakin disempurnakan, termasuk melalui pilkada ini, diharapkan akan menggairahkan dan merangsang tumbuhnya kekuatan-kekuatan baru yang pro demokrasi di daerah. Artinya, melalui pemilihan kepala daerah yang secara langsung ini, akan lahir aktor-aktor demokrasi di daerah, yang kemudian diharapkan akan sanggup membuat kontrak politik dengan segenap komponen masyarakat, serta mampu melakukan gerakan-gerakan baru bagi perubahan.<br />
Jika selama ini, kepala daerah dipilih oleh sekelompok “elit” di DPRD, yang ternyata tidak jarang tercium aroma tak sedap, berupa politik kongkalikong di antara elit-elit politik daerah, hanya menimbulkan malapetaka politik bagi rakyat. Maka kita tak heran, ketika pemilihan kepala daerah, tak jarang muncul calon yang justru sangat “dibenci” rakyat. Akan tetapi dengan bermodalkan kekuatan yang ada padanya (misalnya uang), kemudian digunakan untuk mengelabui lembaga DPRD, untuk akhirnya memilihnya. Pada saat yang sama ada banyak anggota DPRD yang justru menunggu dan menginginkan hal tersebut.<br />
Melalui pilkada, pemerintahan di tingkat lokal akan semakin dekat dengan rakyat, kemudian sekaligus akan menciptakan akuntabilitas yang tinggi dari rakyat untuk pemerintahan lokal. Maka dengan demikian akan tercipta juga responsiveness yang baik juga. Misalnya melalui semakin kritisnya rakyat dalam pengambilan kebijakan di tingkat lokal.<br />
Pemilihan secara langsung bagi para kepala daerah (local government heads) dan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (local representative council), merupakan salah satu syarat utama bagi terwujudnya pemerintahan daerah yang akuntabel dan responsif, serta terbangunnya apa yang mereka sebut dengan political equality (persamaan hak politik) di tingkat lokal.<br />
<br />
B. Faktor Pendorong Munculnya Suap Pilkada Langsung<br />
Ruang sempit yang disediakan untuk calon independen hanya sekadar basa-basi guna menimbulkan kesan demokratis. Dikatakan demikian, kewajiban untuk memberikan kesempatan kepada calon perorangan tidak diikuti dengan sanksi yang tegas jika partai politik tidak melaksanakannya. Apalagi ada aturan bahwa proses seleksi calon perorangan harus sesuai dengan mekanisme internal partai politik. Pertanyaannya, sudah seberapa banyakkah partai politik membuat aturan internal yang memungkinkan calon perorangan bersaing secara fair? Persoalan ini merupakan pintu awal masukkan suap pada proses pilkada langsung.<br />
Definisi suap dalam Undang-Undang No 32/2004 dan PP No 6/2005 tidak terlalu jelas cakupannya. Definisi suap dalam UU No 32/2004 itu secara implisit tercantum dalam Pasal 82 Ayat (1) yang menyebutkan, Pasangan calon dan/atau tim kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih. Kemudian Ayat (2), Pasangan calon dan/atau tim kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dikenai sanksi pembatalan sebagai pasangan calon oleh DPRD. Dengan definisi seperti itu sulit diaplikasikan di lapangan. Dalam kenyataannya suap terjadi sejak pasangan calon mendaftarkan diri pada partai politik hingga ke masa kampanye.<br />
Pencalonan kepala daerah yang harus melalui pintu partai politik yang memenuhi persyaratan tertentu diprediksi bakal menjadi pintu masuk terjadinya konflik. Karena calon nonpartai yang dikenal mempunyai pendukung kuat pun harus melalui pintu parpol, bisa timbul masalah jika keinginan tersebut ternyata tidak diakomodasi oleh parpol yang ada. Elite parpol yang berpikir pragmatis tentunya tidak akan dengan gampang memberi jalan kepada calon yang bukan kader partainya. Selain itu, polarisasi politik juga menjadi faktor pemicu konflik. Jika keragaman parpol, kelompok etnis, atau agama tidak menjadi pertimbangan parpol atau gabungan parpol dalam mengajukan pasangan calonnya, bisa muncul kekerasan dari kelompok yang merasa terancam eksistensinya akibat datangnya rezim monolitik itu.<br />
<br />
C. Upaya yang Dilakukan Oleh Aparat Penegak Hukum Untuk Mengatasi Problematika Pilkada Langsung<br />
Opini publik yang berkembang pada saat aturan hukum pilkada dirumuskan bahwa pilkada langsung dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan praktek suap ternyata tidak dapat dipertahankan lagi. Sebagai ilustrasi berikut ini disajikan resume hasil penelitian permasalah pilkada;<br />
Menurut Topo Santoso, salah satu kekurangan dari peraturan perundang yang mengatur pilkada adalah minimnya alasan menggugat hasil pilkada. UU No 32 Tahun 2004 hanya mengenal satu alasan. Hasil pemilihan bisa digugat bila KPUD salah menghitung. Padahal, bisa saja terjadi kesalahan besar dalam pendaftaran pemilih sehingga pendukung salah satu kandidat kehilangan hak pilih, seperti terjadi di Cilegon. Salah seorang calon menduga, lebih dari 56.000 pendukungnya kehilangan hak pilih. Kecurangan lain yang berpotensi memengaruhi hasil adalah suap. Ini pun tidak bisa dijadikan alasan menggugat hasil pilkada. Juga kecurangan di tahapan pendaftaran pemilih, tahapan kampanye, kekerasan atau ancaman kekerasan, pelibatan PNS atau penyalahgunaan kekuasaan, menghalangi pemilih, dan aneka kecurangan lain. Solusi hukumnya jelas. Berikan hak kepada pihak yang merasa dirugikan untuk menyanggah penetapan KPUD dengan mekanisme hukum yang jelas. Sementara itu, dasar untuk menggugat hasil pilkada harus diperluas, bukan hanya terjadinya kesalahan penghitungan oleh KPUD, tetapi juga mencakup terjadinya kesalahan, kecurangan, manipulasi, atau tindak pidana pemilihan yang bisa memengaruhi hasil. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan memperbaiki atau melengkapi UU Pemerintah Daerah. <br />
Definisi suap dalam pemilihan kepala daerah langsung perlu diperjelas untuk menghindari kambuhnya "penyakit pemilu" itu dalam pilkada Juni 2005. Definisi suap dalam Undang-Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No 6/2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tidak terlalu jelas cakupannya. Definisi suap dalam UU No 32/2004 itu secara implisit tercantum dalam Pasal 82 Ayat (1) yang menyebutkan, Pasangan calon dan/atau tim kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih. Kemudian Ayat (2), Pasangan calon dan/atau tim kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dikenai sanksi pembatalan sebagai pasangan calon oleh DPRD. Menurut penulis, definisi seperti itu sulit diaplikasikan di lapangan. Dalam kenyataannya suap terjadi sejak pasangan calon mendaftarkan diri pada partai politik hingga ke masa kampanye.<br />
<br />
D. Upaya Mencegah Suap<br />
Mengutip pendapat Ramlan Surbakti, setidak-tidaknya tiga cara dapat ditempuh untuk mencegah praktik suap, yaitu melalui mekanisme pelaporan dan audit dana kampanye pilkada langsung, penegakan hukum, dan melalui pengorganisasian pemilih (organize voters) oleh para pemilih sendiri. Cara pertama diadopsi oleh peraturan perundang-undangan, tetapi pengaturannya masih harus dilengkapi oleh KPU provinsi/KPU kabupaten/kota. Berdasarkan pengalaman menangani pelaporan dan audit dana kampanye pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun 2004, tujuh hal berikut perlu diadopsi oleh KPUD.<br />
1. Belum semua penerimaan dan pengeluaran tercatat dalam rekening khusus di bank yang sudah dilaporkan kepada KPU. Yang terjadi adalah sumbangan disampaikan kepada bendahara untuk kemudian digunakan atau langsung digunakan secara operasional tanpa melalui pencatatan bendahara. Akibatnya Rekening Khusus Dana Kampanye Pemilu di bank saja belum mampu menggambarkan seluruh transaksi dan kegiatan kampanye peserta pemilu. Berdasarkan pengalaman ini, KPUD perlu menegaskan dalam peraturan bahwa semua penerimaan dan pengeluaran harus tercatat dalam rekening khusus.<br />
2. Pasangan calon dan/atau tim kampanye pasangan calon ternyata sudah menerima sumbangan dari berbagai pihak dan/atau mengeluarkan uang untuk keperluan pencalonan jauh sebelum pasangan calon didaftarkan kepada KPU sebagaimana diidentifikasi di atas. Ketika KPU meminta pasangan calon melaporkan saldo awal dalam Rekening Khusus Dana Kampanye ternyata yang dilaporkan hanya dana minimal untuk membuka rekening. Dana yang sudah diterima dan digunakan sebelum pembukaan rekening khusus tidak dimasukkan ke dalam rekening khusus. Berdasarkan pengalaman ini, KPUD perlu membuat pengaturan yang tak hanya mewajibkan pasangan calon/tim kampanye mencatat transaksi tersebut dalam rekening khusus, yaitu dengan mencatatnya sebagai saldo awal, tetapi juga melaporkan seluruh transaksi sebelum pendaftaran pasangan calon dalam laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pilkada.<br />
3. Pasangan calon/tim kampanye pasangan calon belum disiplin mencatat dan melaporkan sumbangan pihak ketiga, yaitu mereka yang melaksanakan sejumlah kegiatan kampanye (mengeluarkan dana) bagi pasangan calon tersebut dengan uang sendiri dan/ atau menggunakan sumbangan pihak lain. Sumbangan yang diterima dalam bentuk nonkas (in kind) juga belum dicatat dan dilaporkan oleh tim kampanye. KPUD perlu menegaskan ketentuan ini ketika melakukan sosialisasi kepada tim kampanye pasangan calon pemilihan kepala daerah.<br />
4. Menurut ketentuan laporan penerimaan dan pengeluaran pasangan calon merupakan laporan konsolidasi. Dari laporan kantor akuntan publik (KAP), terlihat belum semua penerimaan kas dan nonkas tim kampanye daerah dicatat dan dilaporkan. KPUD perlu mempertimbangkan pembuatan peraturan yang juga mewajibkan tim kampanye daerah (tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan untuk pemilihan gubernur serta tingkat kecamatan untuk pemilihan bupati/wali kota) mencatat dan melaporkan semua penerimaan dan pengeluaran, baik kas maupun nonkas, sehingga termasuk yang akan diaudit oleh KAP.<br />
5. Tidak semua sumbangan dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori sumber sumbangan menurut undang- undang, yaitu partai politik/gabungan partai politik yang mencalonkan, pasangan calon, dan perseorangan dan badan hukum swasta. Bila sekelompok orang melakukan kegiatan usaha mencari dana dengan menjual barang tertentu dan hasilnya disumbangkan kepada pasangan calon tertentu, sedangkan sekelompok orang tersebut tidak mempunyai hubungan atau perjanjian apa pun dengan pasangan calon, ke dalam kategori apakah sumbangan ini dimasukkan. Sumbangan ini jelas tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori sumbangan perseorangan karena melibatkan sekelompok orang. Sumbangan ini juga tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori sumbangan badan hukum swasta karena sekelompok orang tersebut tidak membentuk badan usaha. Apabila pasangan calon/ tim kampanye dapat melakukan kegiatan usaha mencari dana, KPUD perlu mempertimbangkan hal berikut. Bila jenis usaha tersebut berupa penjualan barang, sebaiknya sumbangan ini dikelompokkan sebagai sumbangan dunia usaha walaupun tanpa status badan hukum. Bila jenis usaha tersebut berupa penggalangan sumbangan dari sejumlah orang, sumbangan ini harus dikategorikan sebagai sumbangan perseorangan.<br />
6. Karena waktu yang tersedia untuk proses pelaksanaan audit hanya 15 hari, maka pengecekan yang dilakukan KAP terhadap semua bentuk sumbangan, terutama penyumbang individual dan badan hukum swasta hanya secara acak dengan kuesioner sehingga kurang menyeluruh dan mendalam. Oleh karena itu, apabila memungkinkan, KPUD perlu mempertimbangkan waktu yang lebih memadai bagi KAP untuk melakukan audit. Keterbatasan waktu yang tersedia dapat pula diatasi dengan meminta lembaga pemantau, yang khusus memantau dana kampanye pilkada, dan panwas, menyerahkan hasil pemantauan dana kampanye pilkada untuk digunakan sebagai bahan audit oleh KAP.<br />
7. KAP perlu diberi kewenangan melakukan audit investigation bila terjadi kesenjangan pengeluaran dan penerimaan dari laporan pasangan calon.<br />
Dari segi penegakan hukum, berdasarkan hasil audit KAP terhadap laporan pasangan calon, KPUD berwenang mengenakan sanksi pembatalan calon apabila pasangan calon/tim kampanye terbukti: (a) menerima sumbangan/ bantuan lain dari pihak negara, swasta, LSM, dan warga asing, (b) menerima sumbangan/bantuan lain dari pihak yang tidak jelas identitasnya, dan (c) menerima sumbangan/bantuan lain dari pemerintah, BUMN, dan BUMD. Selain itu, apabila pengadilan menyatakan pasangan calon/ tim kampanye terbukti memberikan atau menjanjikan uang atau materi lainnya untuk memengaruhi pemilih, KPUD juga harus mendiskualifikasi pasangan calon tersebut. Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi, kewenangan membatalkan calon seperti ini yang semula berada pada DPRD kini dialihkan kepada KPUD karena KPUD-lah yang menetapkan calon.<br />
Akan tetapi, UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 6 Tahun 2005 ternyata tidak memberikan sanksi bagi penyumbang atau penerima sumbangan dana kampanye yang melebihi jumlah maksimal yang ditetapkan dalam UU No 32 Tahun 2004. Bila kekosongan hukum ini tidak segera diatasi, misalnya, mengaturnya dalam peraturan pemerintah pengganti undang- undang (perpu) yang kini tengah disiapkan oleh pemerintah, tidak saja tidak ada gunanya menetapkan batas maksimal sumbangan dalam UU, tetapi juga akan memperlakukan pasangan calon lain dan para pemilih secara tidak adil.<br />
<br />
<br />
<br />
E. Landasan Hukum Pilkada. <br />
Indonsia pertama kali dalam melaksanakan Pemilu pada akhir 1955 yang diikuti oleh banyak partai ataupun perseorangan. Dan pada tahun 2004 telah dilaksanakan pemilu secara langsung untuk memilih wakil wakil rakyat serta presiden dan wakilnya. Dan sekarang ini mulai bulan juni 2005 telah dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah atau sering disebut pilkada langsung. Pilkada ini merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat. Ada lima pertimbangan penting penyelenggaraan pilkada langsung bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. <br />
1. Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, bahkan kepada desa selama ini telah dilakukan secara langsung. <br />
2. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah diamanatkan pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, Gubenur, Bupati dan Walikota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupatenm dan kota dipilih secara demokratis. Hal ini telah diatur dalam UU No. 32 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian Kepala Daerah dan wakil kepala daerah. <br />
3. Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat (civic education). Ia menjadi media pembelajaran praktik berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif segenap unsur bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya. <br />
4. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal dihasilkan dalam pilkada langsung 2005, maka komitmen pemimpin lokal dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan. <br />
5. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasional. Disadari atau tidak, stock kepemimpinan nasional amat terbatas. Dari jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta, jumlah pemimpin yang kita miliki hanya beberapa. Mereka sebagian besar para pemimpin partai politik besar yang memenangi Pemilu 2004. karena itu, harapan akan lahirnya pemimpin nasional justru dari pilkada langsung ini.<br />
F. Mewaspadai Politik Uang di Pilkada<br />
Politik uang merupakan salah satu praktik busuk yang dikhawatirkan banyak pihak dapat mengancam pelaksanaan pemilihan langsung kepala daerah (pilkada) bulan Juni. Begitu berbahayanya praktik politik uang tersebut tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap kemurnian dari proses pelaksanaan pilkada. Lalu benarkah praktik politik uang akan mewarnai perjalanan pesta pilkada nanti? Mengingat isu-isu tentang praktik politik uang dalam setiap pesta politik di negeri ini selalu saja hampir terjadi, seperti misalnya pada pesta pemilu. Pertanyaan di atas patut dicermati, jika tidak akan dapat mengancam proses demokrasi yang sedang berlangsung.Wacana tentang politik uang pada setiap pesta politik di Indonesia memang selalu menjadi topik menarik untuk di bicarakan. Sebab memang permainan politik uang akan menjurus kepada hasil yang tidak mempunyai legitimasi bagi suatu pembentukan pemerintahan yang kuat dan dicintai rakyat. Di samping itu, politik uang jelas akan menghancurkan sistem demokrasi yang sedang giat-giatnya kita bangun.<br />
Lalu apakah yang dimaksud dengan politik uang tersebut? Sehingga begitu hebat sekali pengaruhnya dalam membunuh kehidupan demokrasi. Sampai saat ini memang tidak ada definisi yang khusus mengenai apa itu politik uang. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) istilah politik uang juga tidak ditemukan, sehingga kejahatan ini sangat sulit dibuktikan untuk kemudian diselesaikan secara hukum. Buktinya sampai sekarang belum ada seorang pun yang diajukan ke meja hijau karena terlibat praktik politik uang. Dibutuhkan bukti-bukti yang sangat konkret untuk membuktikan kejahatan ini.<br />
Meskipun demikian, dalam Undang-Undang No 12/2002 tentang pemilu khususnya Pasal 110 telah menyebutkan, 'bahwa suatu tindakan yang dalam hal ini politik uang mencakup dua aspek'. Pertama, dari sisi pelaku; pelakunya adalah calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota. Kedua, dari sisi bentuknya; berupa menjanjikan dan atau memberikan uang dan atau materi lainnya kepada pemilih. Berdasarkan penjabaran UU tersebut, politik uang bisa dikategorikan kepada kejahatan korupsi. Karena ia memberikan suap berupa uang kepada pihak lain untuk mencapai tujuan politik. Dalam kaitan ini pemberi dan penerima dapat dikategorikan sama-sama melakukan pelanggaran, sehingga kedua belah pihak dapat dikenakan sanksi tindak pidana korupsi sesuai dengan UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Korupsi.<br />
Agar praktik-praktik politik uang dalam pilkada nanti tidak tumbuh dan berkembang, pihak-pihak terkait dalam hal ini KPUD, partai politik, LSM, mahasiswa, tokoh masyarakat dan elemen masyarakat lainnya yang berkeinginan akan lahirnya pemerintahan daerah yang bersih, berwibawa, jujur, dan adil hendaknya perlu 'mewaspadai praktik-praktik politik' uang tersebut. Jangan sampai praktik politik uang berlangsung pada saat menjelang atau saat pelaksanaan pilkada nanti. Cara mengantisipasi praktik politik uang ini bisa saja dilakukan dengan mengawasi secara ketat pelaksanaan pilkada, mulai dari tahap awal pendaftaran atau penyaringan nama-nama bakal calon kepala daerah sampai saat pemilihan berlangsung. Jika ada yang terbukti melakukan praktik politik uang, pihak-pihak yang berkepentingan harus dengan tegas memberikan sanksi. Misalnya sanksi hukum dan calon tidak diperbolehkan untuk ikut dalam proses pilkada.(Oksidelfa Yanto, Peneliti CSIS, Jakarta)<br />
Mengenai isu politik uang, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah menyusun program pencegahan praktik politik uang (money politic) yang berpeluang terjadi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2010 di beberapa daerah. Anggota Bawaslu Wirdaningsih mengatakan, langkah antisipatif yang sudah dilakukan itu adalah dengan memetakan daerah-daerah yang rawan dan berpotensi muncul politik uang. Peta ini disusun berdasarkan beberapa fase rawan. “Fase rawan itu adalah tahapan pencalonan dan tahapan kampanye.<br />
Daerah-daerah ini yang menjadi titik fokus kami dalam menyorot praktik money politic, tegas Wirdaningsih di Jakarta kemarin. Dia mengatakan, selain memetakan wilayah rawan, Bawaslu juga memfokuskan pengawasan kepada calon incumbent. Menurut Regulatory Approval Expert in Indonesia, incumbent memiliki peluang yang cukup besar untuk melakukan pelanggaran pilkada, baik melalui politik uang, penyalahgunaan wewenang, maupun pemanfaatan kekuasaan.<br />
G. Pilkada Langsung Rusak karena Virus Politik Uang<br />
JAKARTA" (Suara Karya) Meskipun pemilihan kepada daerah (pilkada) secara langsung menimbulkan biaya politik yang mahal, tetapi dari sisi legitimasi dari hasil pemilihannya akan lebih kuat<br />
"Biaya politik dari pilkada langsung memang cukup mahal, tetapi legitimasinya lebih kuat Lagi pula, sebenarnya yang harus dihindari bukanlah berapa besar biayanya melainkan masalah politik uang (money politics)," kata Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di sela acara buka puasa dengan wartawan di kediamannya di Jakarta, Kamis (19/8) malam. Hal sama juga dikemukakan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Dia menambahkan, masalah politik uang merupakan salah satu persoalan dalam pilkada yang perlu diwaspadai. Sebab, bersifat destruktif karena termasuk pragmatisme politik yang paling vulgar karena menyebabkan kesadaran poltik jadi rusak.<br />
"Karena nantinya yang menjadi pertimbangan politik bukanlah hal-hal yang objektif melainkan karena melihat sejumlah uang Itu yang harus menjadi agenda bersama kalau kita ingin demokrasi yang lebih sehat," ujarnya. Sebenarnya, menurut Anas, problemnya yangpaling1 rrlendasar bukan pada sistem pilkada langsung tersebut tetapi akibat sejumlah aspek dalam penyelenggaraan di lapangan, mulai dari tahapan rekruitmen calon, penye-lenggaraaan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di daerah, pola hubungan calon dengan pemilih, hingga metode kampanye.<br />
Selain itu, jika pemilu langsung hanya menyebabkan besarnya biaya politik karena untuk iklan atau kampanye, Anas menilai, hal itu tidak sepenuhnya benar. "Kalau dilihat dari pil-kada-pilkada, biaya iklan itu tidak terlalu tinggi, apakah iklan di media atau alat-alat peraga. Yang besar itu jika terjadi penyimpangan, misalnya pembelian suara," katanya. Dia mengakui, jika ditemukan biaya pemenangan dibeberapa tempat yang besar karena faktornya pembelian suara. Hal itu terjadi akibat terdapat kandidat yang modal popularitas dan elektabilitasnya tidak maksimal. Sehingga, ujar dia, yang diandalkan adalah modal pembelian suara. Seperti seperti ditehaui ada beberapa modal yang biasanya muncul di dalam setiap pilkada, yakni modal sosial dan politiknya.<br />
"Dengan begitu, jika kandidat yang bersangkutan memiliki modalsosial dan politik yang cukup tinggi maka biaya pemenanggaannya otomatis tidak terlalu besar. Sebaliknya, jika tingkat popularitas dan tingkat pemilihannya rendah, maka mau tidak mau biaya pemenangannya menjadi besar," ujarnya.<br />
JAKARTA" (Suara Karya) Meskipun pemilihan kepada daerah (pilkada) secara langsung menimbulkan biaya politik yang mahal, tetapi dari sisi legitimasi dari hasil pemilihannya akan lebih kuat "Biaya politik dari pilkada langsung memang cukup mahal, tetapi legitimasinya lebih kuat Lagi pula, sebenarnya yang harus dihindari bukanlah berapa besar biayanya melainkan masalah politik uang (money politics)," kata Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di sela acara buka puasa dengan wartawan di kediamannya di Jakarta, Kamis (19/8) malam. "Karena nantinya yang menjadi pertimbangan politik bukanlah hal-hal yang objektif melainkan karena melihat sejumlah uang Itu yang harus menjadi agenda bersama kalau kita ingin demokrasi yang lebih sehat," ujarnya.</div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-16803627812615449872011-01-15T16:42:00.001+07:002011-04-29T21:13:07.518+07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><blockquote>PENDAHULUAN</blockquote><br />
Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran Islam, tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Al-Qur’an sebagai sumber pertama memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global, sedangkan hadist sebagai sumber ajaran kedua tampil untuk menjelaskan keumuman isi Al-Qur’an tersebut.<br />
Allah SWT menurunkan Adz-Dzikr, yaitu Al-Qur’an bagi umat manusia. Agar Al-Qur’an ini dapat dipahami oleh manusia, maka Allah SWT memerintahkan Rasullullah SAW untuk menjelaskannya.<br />
Hadist sebagai penjelasn Al-Qur’an itu memiliki bermacam-macam fungsi. Salah satunya yaitu macam-macam hadist dilihat dari segi kualitas dan kuantitas. Disini kami akan membahas tentang kualitas dan kuantitas hadist serta kedudukan hadits dalam Hujjah.<br />
<br />
<blockquote>PEMBAHASAN</blockquote><br />
A. PEMBAGIAN HADITS DARI SEGI KUALITAS DAN KUANTITAS<br />
Penentuan tinggi rendahnya tingkatan suatu hadist bergantung kepada tiga hal, yaitu jumlah rawi, keadaan (kualitas) rawi, dan keadaan matan. Ketiga hal tersebut menetukan tinggi-rendahnya suatu hadits. Bila dua buah hadis menentukan keadaan rawi dan keadaan matan yang sama, maka hadist yang diriwayatkan oleh dua orang rawi lebih tinggi tingkatannya dari hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rawi; dan hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang rawi lebih tinggi tingkatannya daripada hadits yang diriwayatkan dua perawi. <br />
Jika dua buah hadits memiliki keadaan matan jumlah rawi (sanad) yang sama, maka hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang kuat ingatannya, lebih tinggi tingkatannya daripada hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang lemah tingkatannya, dan hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang jujur lebih tinggi tingkatannya dari pada hadits yang diriwayatkan oleh rawi pendusta.<br />
"Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohon tobat kepada kami) pada waktu yang telah kami tentukan." <br />
Pendapat lain membatasi jumlah mereka empat puluh orang, bahkan ada yang membatasi cukup dengan empat orang pertimbangan bahwa saksi zina itu ada empat orang.<br />
Kata-kata (dari sejumlah rawi yang semisal dan seterusnya sampai akhir sanad) mengecualikan hadis ahad yang pada sebagian tingkatannya terkadang diriwayatkan oleh sejumlah rawi mutawatir.<br />
"Sesungguhnya amal-amal itu tergantung niatnya." <br />
Awal hadits tersebut adalah ahad, namun pada pertengahan sanadnya menjadi mutawatir. Maka hadits yang demikian bukan termsuk hadits mutawatir.<br />
Kata-kata (dan sandaran mereka adalah pancaindera) seperti sikap dan perkataan beliau yang dapat dilihat atau didengar sabdanya. Misalnya para sahabat menyatakan; "kami melihat Nabi SAW berbuat begini". Dengan demikian mengecualikan masalah-masalah keyakinan yang disandarkan pada akal, seperti pernyataan tentang keesaan firman Allah dan mengecualikan pernyataan-pernyataan rasional murni, seperti pernyataan bahwa satu itu separuhnya dua. Hal ini dikarenakan bahwa yang menjadi pertimbangan adalah akal bukan berita.<br />
Bila dua hadits memiliki rawi yang sama keadaan dan jumlahnya, maka hadits yang matannya seiring atau tidak bertentangan dengan ayat-ayat Al-Quran, lebih tinggi tingkatannya dari hadits yang matannya buruk atau bertentangan dengan ayat-ayat Al-quran. Tingkatan (martabat) hadits ialah taraf kepastian atau taraf dugaan tentang benar atau palsunya hadis berasal dari Rasulullah. <br />
Hadis yang tinggi tingkatannya berarti hadis yang tinggi taraf kepastiannya atau tinggi taraf dugaan tentang benarnya hadis itu berasal Rasulullah SAW. Hadis yang rendah tingkatannya berarti hadis yang rehdah taraf kepastiannya atau taraf dugaan tentang benarnya ia berasal dari Rasulullah SAW. Tinggi rendahnya tingkatan suatu hadis menentukan tinggi rendahnya kedudukan hadis sebagai sumber hukum atau sumber Islam.<br />
<br />
1. Hadist Ditinjau Dari Kuantitas <br />
a. Mutawatir<br />
1) Mutawatir Lafdzi. Yang dimaksud dengan mutawatir lafdzi adalah yang mutawatir, baik dari segi lafalna maupun maknanya.<br />
2) Mutawatir Ma’nawi. Mutawatir Ma’nawi adalah hadist yang mutawatir namun ari segi maknannya saja, dan terdapat perbedaan pada lafalnya. Seperti hadist yang menyatakan bahwa Rasullullah SAW mengangkat kedua tangannya ketika bedoa. Terdapat seratus hadist yang menyatakan hal ini, meskipun dalam permasalahan yang berbeda-beda. <br />
b. Ahad<br />
1). Hadist Masyhur<br />
Dari segi bahasa, masyhur berarti idzhar yaitu tampak atau terlihat. Sedangkan dari segi istilah, masyhur adalah hadist yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih pada tiap tingkatan perawinya (thabaqah), namun tidak samapai pada derajat mutawatir.<br />
2). Hadist Aziz<br />
Dari segi bahasa aziz memilki dua pengertian, pertama qalla wa nadara yaitu sedikit dan jarang, kemudian yang kedua, qowiya wa istadda, yaitu kuat dan keras. Adapaun dari segi istilahnya, hadist aziz adalah hadist yang diriwayatkan tidak kurang dari dua perawi pada setiap thabaqah sanadnya.<br />
3). Hadist Gharib<br />
Dari segi bahasa, gharib bermakna “munfarid” yaitu menyendiri, atau “al-ba’id an aqaribihl” Yaitu jauh dari saudara-saudaranya. Sedangkan dari segi istilahnya, gharib adalah hadist yang diriwayatkan hanya oleh satu orang perawi saja, baik pada seluruh ataupun salah satu thabaqatnya. <br />
<br />
2. Hadits Ditinjau Dari Kualitasnya<br />
Dilihat dari kualitasnya, hadist terbagi menjadi tiga, yaitu Shahih, Hasan dan Dhaif. Dari ketiga hadist ini terbagi-bagi lagi menjadi bagian-bagiannya masing-masing:<br />
a. Hadist Shahih<br />
Dari segi bahasa Shahih berarti dhiddus saqim, yaitu lawan kata dari sakit. Sedangkan dari segi istilahnya, hadist shahih adalah hadist yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari sejak awal hingga akhir sanad, tanpa adanya syadz dan illat.<br />
<br />
"Hadis sahih adalah hadis yng susunan lafadnya tidak cacat dan maknanya tidak menyalahi ayat (al-Quran), hadis mutawatir, atau ijimak serta para rawinya adil dan dabit." <br />
Penjelasan definisi:<br />
• Sanadnya bersambung, yaitu bahwa setiap perawi dari seluruh perawinya meriwayatkan hadist tersebut secara langsung dari syeknya. Kondisi dari awal hingga akhir sanad hadist.<br />
• Perawi yang adil, yaitu bahwa seluruh perawinya harus memiliki sifat-sifat seperti Islam, baligh, berakal, tidak fasiq dan tidak memilki cacat yang menghilangkan muru’ahnya.<br />
• Dhabit, yaitu bahwa seluruh perawi yang ada harus memilki ketepatan, baik dalam hafalan hadist, maupun dari tulisan atau catatn hadist.<br />
• Tidak syadz. Yang dimaksud dengan syadz adalah bertentangannya hadist perawi yang tsiqah dengan riwayat perawi lain yang lebi tsiqah darinya.<br />
• Tidak ada illat. Sedangkan illat adalah sebab-sebab yang tidak terlihat, yang dapat merusak kesahihan suatu hadist, meskipun secara dzahir terlihat shahih. <br />
<br />
Pembagian Hadist Shahih:<br />
Hadist shahih terbagi menjadi dua, yaitu shahih lidzatihi dan shahih lighairihi.<br />
• Shahih Lidzatihi<br />
Shahih Lidzatihi adalah hadist yang secara mandiri telah memliki syarat-syarat keshahihan sebagaimana disebut di atas. Atau dengan kata lain, bahwa shahih lidzatihi adalah hadist shahih itu sendiri.<br />
• Shahih Lighairihi<br />
Shahih lighairihi adalah hadist hasan lidzatihi, apabila terdapat hadist dari jalur sanad lain yang menguatkannya, baik yang serupa atau yang lebih kuat darinya. <br />
b. Hadist Hasan<br />
Dari segi bahasa hasan berarti jamal (indah atau elok). Adapun dari segi istilah, hadist hasan adalah hadist yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil namun tidak memiliki hafalan sekuat perawi hadist shahih, dari awal hingga akhir sanad tanpa adanya syad dan illat. Contoh :<br />
"yang kami sebut hadis hasan dalam kitab kami adalah hadis yng sannadnya baik menurut kami, yaitu setiap hadis yang diriwayatkan melalui sanad di dalamnya tidak terdapat rawi yang dicurigai berdusta, matan hadisnya, tidak janggal diriwayatkan melalui sanad yang lain pula yang sederajat. Hadis yang demikian kami sebut hadis hasan."<br />
Pembagian Hadist Hasan:<br />
• Hasan Lidzatihi<br />
Hasan lidzatihi adalah hadist hasan itu sendiri, yaitu hadst yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil namun tidak memiliki hafalan sekuat perawi hadist shahih, dari awal hingga akhir sanad tanpa adanya syadz dan illat.<br />
• Hasan Lighairi<br />
Hasan lighairihi adalah hadist dhaif apabila dikuatkan dengan hadist melalui jalur sanad lain, dan penyebab kedhaifannya bukan karena kefasikan atau kedustaan perawinya. <br />
<br />
c. Hadist Dha’if <br />
Dari segi bahasa dhaif adalah lawan kata kuat. Adapun dari segi istilah dhaif adalah hadist yang tidak memiliki sifat hadist shahih dan hasan, dengan hilangnya salah satu syarat-syaratnya.<br />
"Hadis daif adalah hadis yang tidak menghimpun sifat-sifat hadis sahih, dan juga tidak menghimpun sifat-sifat hadis hasan." <br />
Pembagian hadist Dha’if<br />
Secara garis besar hadist dhaif dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi besar; yaitu dhaif yang disebabkan karena sanadnya tidak bersambung dan dhaif yang disebabkan karena sebab-sebab lain.<br />
1) Dhaif yang disebabkan karena sanadnya tidak bersambung.<br />
a) Mu’allaq, yaitu hadist yang pada permulaan sanadnya gugur seorang perawi atau lebih secara berturut-turut.<br />
b) Mursal, Hadist yang pada sanadnya tidak disebutkan nama sahabat yang meriwayatkan langsung dari Rasullullah SAW, namun tabi’innya langsung menyebutkan dari Rasullullah SAW.<br />
c) Mu’dhal, Hadist yang pada pertengahan sanadnya gugur dua orang rawi atau lebih secara berturut-turut.<br />
d) Munqalt, Hadist yang pada pertengahan sanadnya gugur, seorang perawi atau lebih yang tidak berturut-turut.<br />
e) Mudallas<br />
Tadlis Isnad. Hadist yang perawinya meriwayatkan hadist dari orang yang semasa dengannya namun sesungguhnya ia tidak pernah mendengarkan hadist darinya, dengan menggunakan lafal seolah-olah ia mendengarkan darinya.<br />
Tadlis Suyukh. Hadist yang dalam sanadnya perawi menyebut syekh yang ia dengar sebutan atau sifat yang tidak dikenal, dengan tujuan supaya keadaan syekhnya yang sebenarnya tidak diketahui orang. Hal ini bias karena syekhnya tersebut dhaif atau karena sebab lainnya.<br />
2). Dhaif yang disebabkan karena sebab-sebab lain yang bukan karena ketidaktersambungan sanad. <br />
a) Maudhu: Sesuatu yang diada-ada dan bukan berasala dari Rasullullah SAW, diatasnamakan bahwa ini berasal dari Rasullullah SAW, baik sengaja ataupun tidak sengaja.<br />
b) Matruk: Hadist yang diriwayatkan dari perawi yang tertuduh berdusta serta tidak diketahui melainkan dari jaur sanadnya saja.<br />
c) Munkar: Hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang dhaif, yang bertentangan dengan perawi tsiqah.<br />
d) Mu’allat: Hadist yang seca dhazhirnya (permukaannya) terlihat shahih, namun ternyata memiliki aib/cacat tersembunyi.<br />
e) Syadz: hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah, namun ternyata bertentangan dengan riwayat perawi lain yang lebih tsiqah darinya.<br />
f) Mudraj: Hadist yang bercampur baik pada sanad atau matannya dengan sesuatu yang bukan merupakan bagian dari hadist tersebut.<br />
g) Maqlub: Hadist yang pada sanadnya atau matannya ada pertukaran, dengan mengakhirkan yang awal atau mengawalkan yang akhir atau dengan hadist yang lainnya.<br />
h) Mudhtarib: Hadist-hadist yang diriwayatkan dari berbagai jalur sanad yang sama-sama kuat dan saling bertentangan satu dengan yang lainnya, dan tidak dapat diputuskan mana yang lebih kuat. <br />
<br />
B. KEDUDUKAN HADITS <br />
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa suatu hadis perlu dilakukan pemeriksaan, penyelidikan dan pemhahasan yang seksama khususnya hadis ahad, karena hadis tersebut tidak mencapai derajat mutawatir. Memang berbeda dengan hadis mutawatir yang memfaedahkan ilmu darury, yaitu suatu keharusan menerima secara bulat. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, hadis ahad ahad ditinjau dari segi dapat diterima atau tidaknya terbagi menjadi 2 (dua) macam yaitu hadis maqbuldan hadis mardud.<br />
<br />
1. Hadis Maqbul. <br />
Maqbul menurut bahasa berarti yang diambil, yang diterima, yang dibenarkan. Sedangkan menurut urf Muhaditsin hadis Maqbul ialah:<br />
“Hadis yang menunjuki suatu keterangan bahwa Nabi Muhammad SAW menyabdakannya.”<br />
Jumhur ulama berpendapat bahwa hadis maqbul ini wajib diterima. Sedangkan yang temasuk dalam kategori hadis maqbul adalah:<br />
• Hadis sahih, baik yang lizatihu maupun yang ligairihi.<br />
• Hadis hasan baik yang lizatihi maupun yang ligairihi.<br />
Kedua macam hadis tersebut di atas adalah hadis-hadis maqbul yang wajib diterima, namun demikian para muhaddisin dan juga ulama yang lain sependapat bahwa tidak semua hadis yang maqbul itu harus diamalkan, mengingat dalam kenyataan terdapat hadis-hadis yang telah dihapuskan hukumnya disebabkan datangnya hukum atau ketentuan barn yangjugaditetapkan oleh hadis Rasulullah SAW.<br />
Adapun hadis maqbul yang datang kemudian (yang menghapuskan)disebut denganhadis nasikh, sedangkan yang datang terdahulu (yang dihapus) disebut dengan hadis mansukh. Disamping itu, terdapat pula hadis-hadis maqbul yang maknanya berlawanan antara satu dengan yang lainnya yang lebih rajih (lebih kuat periwayatannya). Dalam hal ini hadis yang kuat disebut dengan hadis rajih, sedangkan yang lemah disebut dengan hadis marjuh.<br />
Apabila ditinjau dari segi kemakmurannya, maka hadis maqbul dapat dibagi menjadi 2 (dua) yakni hadis maqbulun bihi dan hadis gairu ma’mulin bihi.<br />
a. Hadis maqmulun bihi <br />
Hadis maqmulun bihi adalah hadis yang dapat diamalkan apabila yang termasuk hadis ini ialah:<br />
Hadis muhkam, yaitu hadis yang tidak mempunyai perlawanan.<br />
Hadis mukhtalif, yaitu dua hadis yang pada lahimya saling berlawanan yang mungkin dikompromikan dengan mudah.<br />
Hadis nasih.<br />
Hadis rajih.<br />
<br />
b. Hadis gairo makmulinbihi<br />
Hadis gairu makmulinbihi ialah hadis maqbul yang tidak dapat diamalkan. Di antara hadis-hadis maqbul yang tidak dapat diamalkan ialah:<br />
Hadis mutawaqaf, yaitu hadis muthalif yang tidak dapat dikompromikan, tidak dapat ditansihkan dan tidak pula dapat ditarjihkan.<br />
Hadis mansuh.<br />
Hadis marjuh.<br />
<br />
2. Hadis Mardud<br />
Mardud menurut bahasa berarti yang ditolak; yang tidak diterima. Sedangkan menurut urf Muhaddisin, hadis mardud ialah :<br />
“Hadis yang tidak menunjuki keterangan yang kuat akan adanya dan tidak menunjuki keterangan yang kuat atas ketidakadaannya, tetapi adanya dengan ketidakadaannya bersamaan.”<br />
Ada juga yang menarifkan hadis mardud adalah:<br />
“Hadis yang tidak terdapat di dalamnya sifat hadis Maqbun.”<br />
Sebagaimana telah diterangkan di atas bahwa jumhur ulama mewajibkan untuk menerima hadis-hadis maqbul, maka sebaliknya setiap hadis yang mardud tidak boleh diterima dan tidak boleh diamalkan (harus ditolak).<br />
Jadi, hadis mardud adalah semua hadis yang telah dihukumi dhaif.<br />
<br />
<blockquote>PENUTUP</blockquote><br />
Penentuan tinggi rendahnya tingkatan suatu hadist bergantung kepada tiga hal, yaitu jumlah rawi, keadaan (kualitas) rawi, dan keadaan matan. Ketiga hal tersebut menetukan tinggi-rendahnya suatu hadist. Ditinjau dari segi jumlah perawinya, hadist dibagi menjadi dua Mutawatir dan Ahad. Dan Dilihat dari kualitasnya, hadist terbagi menjadi tiga, yaitu Shahih, Hasan dan Dhaif.<br />
• Hadist Shahih ialah hadist yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari sejak awal hingga akhir sanad, tanpa adanya syadz dan illat.<br />
• Hadist Hasan ialah hadist yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil namun tidak memiliki hafalan sekuat perawi hadist shahih, dari awal hingga akhir sanad tanpa adanya syad dan illat.<br />
• Hadist Dhaif ialah hadist yang tidak memiliki sifat hadist shahih dan hasan, dengan hilangnya salah satu syarat-syaratnya.<br />
Sehingga Kedudukan Hadits sebagai hujjah baik Hadis shahih, Hasan, dan Dhaif dan di kelompokkan kedalam Hadis Maqbul dan Hadits Mardud. Dimana hadis shahih dan ahad termasuk hadis Maqbul dan Hadis Dhoif merupakan hadis Mardud.<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
Drs. H. Mudasir. Ilmu Hadist. CV. Pustaka Setia: Bandung, 2005.<br />
an-Nawawi, Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi, Mesir : al-Mathba’at al-Mishriyah, 1924, juz I.<br />
H.M. Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, Jakarta : Bulan Bintang, 1995.<br />
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 1999.<br />
Jalaluddin Rakhmat, “Dari Sunnah ke Hadis, Atau Sebaliknya?”, dalam Budhy Munawar-Rachman (Ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, Jakarta : Paramadina, 1994.<br />
M. Abdurrahman, Pergeseran Pemikiran Hadis, Ijtihad al-Hakim dalam Menentukan Status Hadis, Jakarta : Paramadina, 2000.<br />
Mustafa Amin, Ibrahim al-Tazi, Muhadarat fi ‘Ulu al-Hadits, jami’ah al-azhar, 1971, jilid I.<br />
Shubhi Shalih, ‘Ulum al-Hadis wa Mushthalahuhu, Beirut : Dar al-Ilm li al-Malayin, 1960.<br />
Sharafuddin al-Musawi, Menggugat Abu Hurairah, Menelusuri Jejak Langkah dan Hadis-Hadisnya, Jakarta : Pustaka Zahra, 2002 .<br />
Al-Naisaburi, Kitab Ma’rifat Ulum al-Hadis, Kairo : Maktabah al-Mutanabbi, tt., h. 22-24</div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-11542794778427172392011-01-07T21:57:00.002+07:002011-04-29T21:21:07.742+07:00Persamaan Garis Singgung<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">HUBUNGAN ANTARA GARIS LURUS DAN PARABOLA<br />
<br />
A. Deskriminan<br />
a. Garis memotong pada dua titik yang berlainan.<br />
b. Garis yang menyinggung parabola garis memotong parabola pada titik <br />
yang sama.<br />
c. Garis yang tidak memotong dan tidak menyinggung parabola.<br />
<br />
<br />
<br />
Perhatikan gambar diatas:<br />
a. Jika D > 0, maka ada dua nilai x rill dan berlainan hal ini berarti garis memotong parabola pada dua titik yang berlainan.<br />
b. Jika D = 0, maka ada dua nilai x yang rill dan sama. Hal ini berarti bahwa garis menyinggung parabola.<br />
c. Jika D < 0, maka tidak ada nilai x yang rill. Hal ini berarti bahwa garis tidak memotong dan tidak menyinggung parabola. D = Deskriminan D = b2 – 4 ac Contoh soal: 1). Carilah posisi dari garis parabola dibawah ini : a. Y = x – 1 dan Y = - x 2 + 6x – 5 Jawab : Y = x – 1 Y = - x2 + 6 x – 5 0 = x2 – 5 x + 4 D = b2 – 4 ac = (-5)2 – 4.1.4 = 25 -16 = 9>0 (D > 0) <br />
Sehingga, garis memotong parabola pada dua titik <br />
Titik Potongnya :<br />
X2 – 5 x + 4 = 0<br />
(x-4) (x-1) = 0<br />
x = 4 atau x = 1<br />
y = x -1 y = x -1 <br />
y = 4 – 1 y = 1 -1 <br />
y = 3 y= 0 <br />
A(4,3) B(1,0)<br />
B. Persamaan Garis Singgung Parabola<br />
<br />
1. Garis singgung bergradien m<br />
a. Misalkan persamaan garis menyinggung parabola <br />
Sehingga, <br />
<br />
Dengan deskriminan D = b2 – 4 ac<br />
<br />
Jadi, syarat garis menyinggung parabola adalah D = b2 – 4 ac = 0<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap parabola adalah<br />
<br />
<br />
Analog: Untuk persamaan garis singgung dengan gradien m pada parabola <br />
<br />
b. Misalkan persamaan garis menyinggung parabola <br />
Sehingga, <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dengan deskriminan D = b2 – 4 ac<br />
<br />
<br />
Jadi, syarat garis menyinggung parabola adalah D = b2 – 4 ac = 0<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap parabola adalah<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Analog: Untuk persamaan garis singgung dengan gradien m pada parabola adalah<br />
<br />
<br />
Tabel.1<br />
Persamaan parabola Persamaan garis singgung <br />
<br />
y = mx + p/m<br />
<br />
y = mx - p/m<br />
x2 = 4py y = mx – m2p <br />
x2 = -4py y = mx + m2p <br />
(y – b)2 = 4p(x – a) (y – b) = m(x – a) + p/m<br />
(y – b)2 = -4p(x – a) (y – b) = m(x – a) - p/m<br />
(x– a)2 = 4p(y – b) (y – b) = m(x – a) – m2p <br />
(x– a)2 = -4p(y – b) (y – b) = m(x – a) + m2p <br />
<br />
Contoh soal:<br />
1.Tentukan persamaan garis singgung parabola y2 = 8x yang<br />
kergradien 2 <br />
<br />
Jawab:<br />
Parabola y2 = 8x <br />
4p = 8<br />
p = 2 <br />
Maka persamaan garis singgungnya adalah:<br />
<br />
y = 2x + 1<br />
<br />
2. Tentukan persamaan garis singgung parabola <br />
(y + 5)2 = -8(x – 2) yang bergradien 3<br />
<br />
Jawab :<br />
Parabola (y + 5)2 = -8(x – 2)<br />
-4x = -8<br />
p = 2 <br />
Puncak P(2,-5)<br />
Jadi persamaan garis singgungnya adalah <br />
(y – b) = m(x – a) - <br />
y + 5 = 3(x – 2) – <br />
3y + 15 = 9(x – 2) -2<br />
3y + 15 = 9x – 20<br />
9x – 3y + 35 = 0<br />
y = 3x - <br />
<br />
2. Garis singgung Melalui titik ( )<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Perhatikan gambar disamping yang memperlihatkan sebuah garis h yang menyinggung parabola di titik P=(X1,Y1). <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
a. Misalkan garis singgung maka absis titik singgungnya dapat diperoleh dari persamaan .<br />
Selanjutnya dalam parabola:<br />
<br />
<br />
<br />
Karena hanya ada titik singgung, maka absis nya diperoleh:<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dan ordinatnya:<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Sedangkan persamaan garis dengan gradien m adalah sehingga, <br />
<br />
………………….(1)<br />
<br />
Titik terletak pada parabola , maka ……….…....(2)<br />
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jadi, persamaan garis singgung parabola dititik didefenisikan dengan persamaan :<br />
<br />
<br />
Analog: Untuk persamaan garis singgung parabola (y – b)2 = 4p(x – a) dititik <br />
(y - b) (y1 - b) = 2p (x + x1 - 2a)<br />
<br />
<br />
Tabel. 2<br />
Persamaan Parabola Persamaan Garis singgung <br />
y2 = 4px yy1 = 2p(x+x1) <br />
y2 = -4px yy1 = -2p(x+x1) <br />
x2 = 4py xx1 = 2p(y+y1) <br />
x2 = -4py xx1 = -2p(y+y1) <br />
(y – b)2 = 4p(x – a) (y-b)(y1-b)=2p(x+x1-2a) <br />
(y – b)2 = -4p(x – a) (y-b)(y1-b)=-2p(x+x1-2a) <br />
(x– a)2 = 4p(y – b) (x-a)(x1-a)=2p(y+y1-2b) <br />
(x– a)2 = -4p(y – b) (x-a)(x1-a)=-2p(y+y1-2b) <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Contoh soal:<br />
<br />
1. Carilah persamaan garis singgung di titik (–4,2) pada parabola:<br />
a) <br />
b) <br />
Penyelesaian:<br />
a) Persamaan garis singgun di (–4,2) pada parabola <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
b) Persamaan garis singgung di (–4,2) pada parabola</div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-23701146801971397882010-07-14T21:24:00.002+07:002011-04-29T21:21:07.743+07:00Pendidikan Psikologi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Pendahuluan<br />
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau seseorang itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-situasi tertentu. Pada orang yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam baru menangis dan meronta. <br />
Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai atau perbuatan-perbuatan kita sehari-hari itu. disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. <br />
Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Jadi, sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan emosi di sini bukan terbatas pada emosi atau perasaan saja, tetapi meliputi setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat yang lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang (mendalam). <br />
Dengan begitu diperlukan pembahasan mengenai emosi yang dapat mendukung dalam pengkajian tentang konsep emosi itu sendiri dari berbagai sudut pandang para tokoh dan ilmuwan, salah satunya penjelasan emosi yang dikemukakan oleh makalah ini.<br />
Pembahasan<br />
A. Pengertian Emosi<br />
Semua emosi, pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak yang mendapatkan stimulus dari dalam maupun dari luar. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa Latin yang berarti menggerakkan, bergerak, ditambah awalan “e” untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecendrungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Bahwasanya emosi memancing tindakan, tampak jelas bila kita mengamati bintang anak-anak; hanya pada orang-orang dewasa yang beradab kita begitu sering menemukan perkecualian besar dalam dunia makhluk hidup, emosi akar dorongan untuk bertindak terpisah dari reaksi-reaksi yang tamapk di mata.<br />
Menurut Daniel Goleman, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. <br />
Sehingga, emosi merupakan suatu keadaan yang komplek dari organisme perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam organ tubuh yang sifatnya luas, biasanya ditandai oleh perasaan yang kuat yang mengarah ke suatu bentuk perilaku tertentu, erat kaitannya dengan kondisi tubuh, denyut jantung, sirkulasi dan pernafasan.Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. <br />
Perasaan seringkali disamaartikan dengan emosi, namun kedua hal tersebut dapat dibedakan. Emosi lebih bersifat intens dibandingkan perasaan, sehingga perubahan jasmaniah yang diimbulkan oleh emosi lebih jelas dibandingkan perasaan. Aspek-aspek emosi mencakupi:<br />
1. Perasaan subjektif.<br />
2. Dasar fisiologis perasaan emosional.<br />
3. Pengaruh terhadap persepsi.<br />
4. Kelengkapan motivasional tertentu.<br />
5. Cara emosi ditunjukkan dalam bahasa,dan ekspresi wajah. <br />
<br />
B. Fungsi Emosi<br />
Dimana kita ketahui bahwa fungsi emosi itu sendiri bagi manusia adalah sebagai survival atau sebagai untuk mempertahankan hidup agar manusia itu sendiri memiliki kekuatan untuk membela dan mempertahankan diri terhadap adanya gangguan atau rintangan. Seperti adanya perasaan cinta, sayang, cemburu, atau benci, sehingga dapat membuat manusia menikmati hidup dalam kebersamaan dengan manusia lain. Adapun fungsi emosi sebagai energizer (sebagai pembangkit energi) yang memberikan kegairahan dalam hidup manusia. Sebagai pembangkit energi disini maksudnya seperti cinta dan kasih sayang, sebaliknya emosi yang negatif seperti sedih, marah, dan benci, membuat kita merasakan hari-hari yang suram dan nyaris tidak ada gairah atau semangat hidup.<br />
Emosi juga dibutuhkan dalam Kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta, dan kebutuhan akan penghargaan. Dari beberapa kebutuhan tersebut bahwa emosi sangat berperan akan kepentingan diri sendiri, sehingga untuk mendapatkan hal tersebut seseorang akan mengendalikan emosi yang di hadapinya. Disini, seseorang berperan pada hubungan antara perasaan, watak, dan naluri moral. Semakin banyak bukti bahwa sikap etik dasar dalam kehidupan berasal dari kemampuan emosional yang melandasinya.<br />
<br />
<br />
C. Jenis dan Pengelompokkan Emosi<br />
Perlu kita ketahui bahwa jenis emosi manusia banyak dan beragam. Namun, secara garis besar, emosi manusia dibedakan dalam dua bagian, yaitu emosi yang menyenangkan atau emosi positif, dan emosi yang tidak menyenangkan atau mosi yang negatif. Emosi yang menyenangkan adalah emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya. Sedangkan, emosi yang tidak menyenangkan adalah emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya sedih, marah, benci, takut dan sebagainya.<br />
Emosi berkaitan dengan sikap yang membuat efek membekas dan dirasakan terhadap suatu objek dapat bersifat positif atau negatif. Adapun emosi yang bersifat negatif temasuk marah, tanpa kita sadari banyak dampak negatif dari sikap marah ini seperti berakibat pada fisiologis, psikologis, dan sosial.<br />
Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam satu golongan atau satu tipe adalah sangat sukar dilakukan karena hal-hal yang berikut ini:<br />
1. Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sa¬ngat takut) menyebabkan aktivitas badan yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktifkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah.<br />
2. Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya, kalau marah ia mungkin gemetar di tempat, tetapi lain kali mungkin ia memaki-maki, dan lain kali lagi ia mungkin lari.<br />
3. Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya bukan pada keada¬an emosinya sendiri. Jadi, "takut" adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya, "marah" adalah emosi yang timbul terhadap sesuatu yang menjengkelkan.<br />
4. Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif, juga sukar dilakukan karena selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan. <br />
Emosi dapat muncul tidak disadari dan tanpa diniatkan. Seseorang baru sadar mengalami sebuah emosi setelah emosi itu dialami sendiri, Misalnya bertemu dengan musuh, tiba-tiba saja marah. Sebaiknya, emosi yang bersifat seperti ini harus dihindari dan tak mempunyai nilai apapun.<br />
Mengingat banyaknya jenis emosi, para ahli tidak memiliki kesamaan pendapat tentang hasil penelitian, dimana menurut penelitian Paul Ekman menunjukkan bahwa ekspresi wajah yang tertentu pada keempat jenis emosi yaitu takut, marah, sedih, dan senang dikenali oleh bangsa-bangsa diseluruh dunia. Ini menunjukkan bahwa keempat emosi tersebut adalah emosi inti atau emosi dasar pada manusia. <br />
<br />
D. Fisiologi Emosi<br />
Tanpa kita sadari bahwa, perubahan yang terjadi pada tubuh kita itu dapat dirasakan ketika kita merasa sangat senang, sangat sedih, sangat marah, dan sangat ketakutan. Menurut para ahli bahwa observasi langsung dengan menggunakan alat perekaman dapat memberikan informasi tentang perubahan tubuh yang terjadi ketika emosi. Dengan demikian, para ahli dapat mengukur detak jantung, tekanan darah, aliran darah, aktifitas perut dan sistem pencernaan, dan banyak lainnya perubahan yang terjadi pada tubuh karena emosi.<br />
Ada dua pola respon tubuh yang terjadi ketika seseorang emosi. Pola respon pertama adalah reaksi emergency atau yang dikenal dengan respon flight or fight respoon ini terjadi apabila kondisi emosi kita meningkat atau aktif, misalnya ketika kita marah atau takut, terjadi peningkatan aktifitas dalam sistem saraf simpatik. Aktifitas inin menimbulkan perubahan pada tubuh seperti tekanan jantung meningkat, pembuluh darah dalam otot membesar, dan lain sebagainya. Akibatnya, tegangan otot dan pernafasan menjadi meningkat. Sedangkan, bentuk respon yang kedua adalah respon relaksasi yang timbul bila kondisi emosi kita dalam keadaan tenang atau meditatif. Pola respon tubuh selama kondisi relaksasi meliputi penurunan aktifitas dalam sistem saraf, hal tersebut selanjutnya menyababkan reaksi tubuh yang berlawanan dengan kondisi emosi aktif atau bangkit. Perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon tubuh terhadap kondisi emosi yang sifat responnya umum dan ada pula yang sifatnya spesifik (bergantung pada jenis emosi yang terjadi). <br />
Emosi yang muncul disertai reaksi fisiologis yang dapat dikenali, misalnya detak jantung meningkat cepat, tangan gemetar, ingin kabur, dan sebagainya. Selain hal tersebut juga akan bedampak bahaya pada psikologis manusia seperti selalu merasa bersalah sehingga akan mengalami depresi dan penyakit lainnya. Kemudian dari suatu kemarahan akan berdampak pada sosial, dimana akan terganggu suatu hubungan seseorang sehingga hubungan itu akan berakhir terhadap orang yang menjadi objek kemarahan tersebut.<br />
Maka menurut hasil penelitian para psikolog menunjukkan bahwa kondisi emosi tertentu saja yang bisa menimbulkan perubahan pada tubuh tertentu saja, selain itu juga ditunjukkan bahwa gerakan otot wajah sangat berkaitan dengan respon adaptif internal tubuh dalam emosi. <br />
<br />
E. Upaya Pengendalian Emosi<br />
Dalam pengendalian suatu emosi dapat digantikan dari emosi negatif menjadi emosi yang positif. Seperti kemarahan diubah menjadi ketenangan dan kebencian menjadi kasih sayang, sehingga sering disebut para ahli teknik Substitusi. Adapun yang menggunakan teknik pengalihan, dengan pengalihan itu emosi cukup bermanfaat untuk dirinya. <br />
Gangguan-gangguan emosi itu amat sering menghalangi peluang dan mengurangi kesanggupan orang untuk memecahkan masalah yang dihadapi mereka, dan mengatasi berbagai masalah dalam relasi, secara memuaskan. Emosi-emosi yang serba mengganggu dan tidak bersifat menolong adalah rasa bersalah yang berlebihan, kemarahan, depresi, rasa malu dan sikap yang memalukan. <br />
Untuk mengendalikan emosi kita harus lebih mengetahui hal yang akan membuat kita marah, maka dalam membedakan emosi, dapat berdasarkan kejadian yang menimbulkan emosi dan tanda-tanda munculnya emosi, emosi datang berdasarkan motif. Motif merupakan pengertian yang berkaitan semua penggerak atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dia berbuat sendiri. Tingkah laku manusia menyebabkan seseorang berbuat sesuatu. Sehingga jika kita mengalami gejala-gejala yang akan membuat emosi maka dapat kita alihkan dengan suatu pekerjaan.<br />
Apapun emosi yang kita keluarkan pasti akan berpengaruh besar pada proses pembelajaran. Emosi yang positif dapat dengan cepat seseorang mencerna sesuatu dalam pembelajaran. Begitu juga sebaliknya, dengan emosi negatif seseorang akan lebih susah mencerna pembelajaran.<br />
Pembelajaran yang berhasil adalah bagaimana kita menciptakan emosi yang positif, adapun caranya :<br />
a. Menciptakan suasana kelas yang nyaman. Misalnya, menata ruang kelas.<br />
b. Proses pembelajaran yang nyaman. Misalnya, menggunakan alat bantu musik yang lembut.<br />
c. Kegembiraan belajar, yang akan menimbulkan minat siswa untuk belajar sehingga akan terciptanya makna dan pemahaman siswa.<br />
<br />
F. Kecerdasan Emosi<br />
Kecerdasan butuh pengolahan emosi yang sehat, sehingga akan menghasilkan seseorang yang sukses untuk sekarang dan masa yang akan datang. Kecerdasan emosi ini bagaimana kita mengendalikan diri sendir, mengola, dan mengekspresikan emosi dengan tepat, bahkan terhadap orang lain. Sehingga unsur terpenting kecerdasan emosi ini empati dan kontrol diri.<br />
Seharusnya kecerdasan emosi yang sehat telah ditumbuhkan sejak lahir, apabila hal ini telah diterapkan maka hal itu akan terus dibawa anak berinteraksi dengan orang lain.<br />
Ada beberapa cara untuk emosi yang sehat sejak lahir:<br />
1. Anak merasa dirinya diperhatikan oleh guru bukan di hagemoni.<br />
2. Mengekspresikan emosi dengan bahasa tubuh atau dengan wajah terhadap anak. <br />
3. Berilah nama dari emosi anak yang menonjol.<br />
4. Ajarkan rasa empati terhadap sesuatu. <br />
5. Buatlah disiplin yang konsisten agar anak mengerti otoritas.<br />
6. Berilah contoh sikap kita terhadap anak yang benar.<br />
7. Ajarkan nilai-nilai budaya setempat dimana anak hidup.<br />
8. Kenali emosi anak yang menonjol, sehingga baru bisa mengenalinya dengan hal yang sehat itu.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Penutup<br />
Dengan meningkatnya usia seseorang, semua emosi diekspresikan secara lebih lunak karena mereka telah mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlebihan, sekalipun emosi itu berupa kegembiraan atau emosi yang menyenangkan lainnya. Selain itu karena seseorang yang mengekang sebagian ekspresi emosi mereka, emosi tersebut cenderung bertahan lebih lama daripada jika emosi itu diekspresikan secara lebih terbuka. Oleh sebab itu, ekspresi emosional mereka menjadi berbeda-beda. Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, sedih dan sebagainya. <br />
Dengan adanya penjelasan mengenai emosi, maka diperoleh suatu wacana bahwa emosi itu sendiri merupakan suatu proses yang melibatkan aspek fisiologi dalam diri sorang individu, selain itu ada aspek lain seperti psikologis dan fisik. Hal ini dapat dilihat dari organ fisik yang bereaksi disertai perasaan dalam diri seseorang saat mendapatkan stimulus yang kemudian termanifestasi dalam bentuk perilaku tertentu yang disebut sebagai emosi (baik negatif ataupun positif ).<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Daftar Pustaka<br />
<br />
Dirgagunarsa, Singgih. 1978, Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara. <br />
Dryden, Windy; Jack Gordon, 1994, Bagaimana Mengatasi Masalah Emosional Anda, Jakarta: Arcan.<br />
Goleman, Daniel, 2003, Emotional Intelligence, Jakarta: Pustaka Utama. <br />
Khadijah, Nyayu, 2009, Psikologi Pendidikan, Palembang: Grafika Telindo Pers.<br />
Mubayidh, Makmun, 2006, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, Jakarta: Pustaka Al-Kaustar.<br />
Schultz, Duane, 1991, Psikologi Pertumbuhan, Yogyakarta: Kanisius.<br />
Surya Brata, Sumadi, 2003, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Raja Grafindo Persada.</div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-20992770356718805512010-06-23T20:35:00.002+07:002011-04-29T21:21:07.743+07:00Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: center;"><b>Pendahuluan</b></div><br />
I. Latar Belakang<br />
Dalam penyampaian bahasa Arab seringkali susah untuk dipahami oleh peserta didik, baik untuk para pemula maupun setelah di peguran tinggi. Peserta didik tidak dapat memahami materi bahasa Arab bukan karena mereka bodoh, tetapi ada juga yang cepat memahami apa yang disampaikan oleh pendidik. Sebenarnya tergantung metode yang diterapkan oleh para pengajar yang dapat membuat peserta didik mudah untuk memahami apa yang disampaikan. Dalam makalah ini bahasa arab disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan pengajaran bahasa Arab terhadap peserta didik dalam lingkungan pembelajaran mereka. Mungkin selama ini metode yang diterapkan kurang tepat, sehingga makalah ini dibuat untuk sebagaimana mestinya..<br />
<br />
II. Rumusan Masalah<br />
A. Bahasa Arab bagi Pemula<br />
B. Bahasa bagi Perguruan Tinggi<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>Pembahasan</b></div><br />
<br />
A. Bahasa Arab untuk Pemula<br />
1. Metode Pengajaran<br />
a. Mendengar (الاسماع )<br />
Bahasa Arab merupakan bahasa asing, maka seseoarang pengajar sebaiknya harus mengembangkan kemampuan mendengar. Setiap bunyi atau ucapan bahasa Arab yang benar berasal dari sumber pelajaran, baik itu guru ataupun audio, akan didengar langsung oleh peserta didik. Sehingga pengajar harus menyebut kalimat dengan baik dan benar terhadap peserta didik, karena pada tahap ini peserta didik sedang mengembangkan kemampuan mendengarnya. Apa yang peserta didik dengar maka akan terekam didalam otak mereka.<br />
Contoh : ﻗﻟﻢ dan ﻜﺭاﺴﺔ<br />
Kemampuan mendengar peserta didik berkaitan erat dengan apa yang di sebutkan oleh pengajar, kata-kata apapun yang dikeluarkan oleh pengajar maka peserta didik akan mengingat yang dikatakan oleh pengajar tersebut. Jadi, bagi pemula sangat labil dengan kata-kata bahasa Arab. Sehingga, perlu diulangi beberapa kali dalam penyebutan. <br />
<br />
b. Mengucap ( الكلام )<br />
Pada saat pengajar atau sumber pelajaran, memperdengarkan suara dan bunyi yang jelas maka akan mengembangkan kemampuan mendengar bagi peserta didik. Apabila peserta didik dapat mendengar dengan baik maka akan muncul kemampuan yang kedua yaitu kemampuan mengucap. <br />
Setelah semua yang mufrodat disebutkan dengan suara yang jelas. Maka giliran peserta didik yang menyebutkan mufrodat tersebut. Ketika peserta didik mengucapkan benda atau jumlah kalimat bahasa Arab yang telah disebutkan oleh pengajar, maka harus diperhatikan betul-betul makhroj, panjang pendek, serta intonasi dan irama bahasa sesuai dengan bahasa Arab. Karena jika salah maka artinya pun akan salah. Jadi, kemampuan mengucap itu sangat penting dalam melakukan interaksi atau komunikasi.<br />
<br />
c. Membaca ( القراءﺓ )<br />
Apabila peserta didik telah mampu untuk mendengar dan mengucap, maka pangajar dapat menerapkan kemampuan yang ketiga yaitu membaca. Seluruh Mufrodat yang telah disebutkan oleh pengajar sebelumnya, dituliskan di papan tulis kemudian ajaklah peserta didik membacanya bersama-sama. Sehingga peserta didik dapat melihat apa bentuk dari bacaan tersebut.<br />
Dalam mengajak peserta didik untuk membaca dan melihat apa yang telah dituliskan, sebaiknya harus diperhatikan peserta didik baik-baik bagaimana membaca sebuah tulisan yang sesuai dengan tata bahasa Arab. <br />
<br />
d. Menulis ( الكتابة )<br />
Membaca sesuatu pasti ada tulisan, tetapi peserta didik yang dapat membaca belum tentu dapat menulis, baik menulis dalam arti tulisan yang baik ataupun menulis dalam arti kaidah yang baik dan benar. Oleh karena itu, pengajar dapat memberikan kemampuan menulis. Semua mufrodat yang telah ditulis di papan tulis sebelumnya dihapus, agar peserta didik tidak mencontoh. Kemudian secara bersama peserta didik diajak menulis bersama, atau dengan cara maju kedepan satu persatu.<br />
Menulis juga dapat dikembangkan dengan cara imla, sehingga dapat melatih siswa menulis apa yang telah disebutkan oleh pengajar dengan memperhatikan makhroj, panjang pendek, dan intonasi.<br />
<br />
Adapun yang perlu diperhatikan oleh pengajar yaitu:<br />
1. Dalam metode ini dilarang menterjemah langsung.<br />
2. Guru menggunakan suara yang kuat dan jelas.<br />
3. Peserta didik dilatih tasyji’ (berani dan tidak malu) dalam mengucapkan bahasa Arab.<br />
4. Setiap pertemuan selalu ada Attaamrin (latihan).<br />
5. Biasakan dalam mengajar menggunakan bahasa Arab dalam setiap perintah.<br />
6. Untuk mengganti terjemah pengajar menyiapkan alat peraga. Contoh: kata ﺠﺪ ﺭ maka kita menunjuk atau memegang dinding. Supaya peserta didik mengerti yang dimaksud.<br />
<br />
2. Penerapan dalam Pengajaran. <br />
Metode-metode diatas dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa langkah pengajaran, seperti persiapan untuk mengajar serta tujuan pengajaran. Sehingga Pengajar yang memberi materi harus mempunyai tujuan, terutama untuk Potensi Dasar peserta didik. Antara lain: <br />
a. Dapat mengucap mufrodat dengan benar.<br />
b. Dapat membedakan mufrodat mudzakkar dan mu’annas.<br />
c. Dapat menterjemah langsung terhadap benda (mufrodat).<br />
d. Dapat mengaplikasikan materi yang diajarkan oleh pengajar. Seperti meteri Isim Isyarah (kata tunjuk). ﻫﺫا dan ﻫﺫﻩ ataupun materi lain.<br />
Adapun yang perlu diperhatikan pengajar, sebelum memasuki ruang pembelajaran yaitu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan seperti:<br />
a. Pengajar menyiapkan mufrodat yang akan diajarkan, agar nanti tidak acak-acak-acakan dalam penyampaian.<br />
b. Semua kata-kata yang berbentuk perintah gunakanlah bahasa Arab.<br />
c. Pada saat memulai pembelajaran gunakan kata pembukaan dengan bahasa arab. Seperti: <br />
• Salam <br />
• Apa kabar ? ﻜيفﺣاﻠﻛﻢ ؟ <br />
• Hari apa ini ? ايﻴوﻡﻫﺫا ؟<br />
• Apa pelajaran sekarang ? ﻤاﺫاﺪﺭﺴﻧااﻷﻦ ؟ <br />
• dan lain-lain.<br />
d. Semua materi pelajaran yang akan disampaikan, tulislah dalam Rencana Pembelajaran (RP). Sehingga pelajaran yang diajarkan tersusun secara sistematis.<br />
<br />
Apabila semua persiapan telah dipersiapkan, pengajar dapat menggunakan metode pengajaran yang telah ditulis diatas. Sehingga dalam merapkan metode itu dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:<br />
a. Pengajar menunjukkan dan memperagakan benda (mufrodat) kemudian ucapkan mufrodat itu dengan lantang dan benar, serta berulang-ulang tanpa diikuti oleh peserta didik. Sehingga peserta didik dapat mendengar dengan baik, dan mengingat kata-kata yang telah diucapkan oleh pengajar.<br />
b. Peserta didik mengucap mufrodat yang telah disebutkan secara berkelompok, kemudian satu persatu. Sehingga peserta didik dapat menyebut mufrodat tersebut. <br />
c. Setelah mufrodat disampaikan, gabungkanlah mufrodat tersebut dengan materi bersangkutan. seperti kata tunjuk (hadza dan hdzihi). Sehingga terbentuk suatu pernyataan. Pertama diucapkan oleh pengajar, kemudian diikuti oleh peserta didik bila perlu satu persatu menyebutnya. <br />
Contoh: - Ini lantai ﻫﺫا ﺒﻼﻄ . Ini Jendela - ﻫﺫﻩ ﻨاﻔﺫۃ . <br />
<br />
d. Pengajar mengembangkan pernyataan tersebut dengan menggunakan kata pertanyaan. Seperti:<br />
• Apa ? ﻤاﺫا ........؟<br />
• Adakah ? ﻫل .........؟<br />
• Dimana ? اين ........؟ <br />
• Dan lain-lain.<br />
Penerapan metode yang benar terhadap pelajaran yang disampaikan, peserta didik pun akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan pengajar. Jadi, semua hal yang tertulis diatas dapat diaplikasikan oleh pengajar bahasa Arab, serta diharapkannya pendidik dan peserta didik berkomunikasi yang baik.<br />
<br />
B. Bahasa Arab untuk Perguruan Tinggi<br />
Departemen Agama menetapkan bahasa Arab sebagai mata kuliah umum (MKU) di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri maupun Swasta, dengan harapan mahasiswa dapat memahami ilmu-ilmu agama Islam yang ditulis dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, pendekatannya adalah bahasa sebagai alat memahami hal tersebut, dan metode yang tepat adalah Tharqat Qawa’id wa al-Tarjamah (Metode Gramatika dan Terjemah).<br />
Pembelajaran dalam perguruan tinggi, sesungguhnya merupakan lanjutan dari pembelajaran bahasa Arab sebelumnya. Sehingga metode pengajaran yang disampaikan berbeda dari pemula, dosen lebih menitik beratkan materi pembelajaran kepada mahasiswa sehingga mahasiswa diharapkan dapat:<br />
a) Membaca teks-teks keagamaan berbahasa Arab secara benar, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.<br />
b) Mengartikan kosakata-kosakata yang terkandung didalamnya.<br />
c) Memahami isi kandungan teks-teks tersebut dengan menterjemahkannya dan menyimpulkannya.<br />
d) Mengenali jabatan atau bentuk kata yang terkandung didalam teks.<br />
<br />
<br />
1. Teknik Pembelajaran<br />
Dari metode gramatika dan terjemah dapat dikembangkan dengan beberapa teknik pembelajaran yaitu<br />
a. Untuk mendorong mahasiswa mau berusaha menggali, meneliti, dan mengembangkan sendiri ilmunya, maka pembelajaran dilaksanakan dengan metode ”diskusi kelompok” dan ”diskusi kelas”.<br />
b. Mahasiswa peserta belajar dibagi dalam kelompok-kelompok kecil semi permanen, dengan pembagian tugas secara bergiliran diantara anggota kelompok. Kelompok belajar tersebut, dengan musyawarah mufakat, menunjuk dan menetapkan siapa yang menjadi ketua kelompok, siapa penyaji, dan siapa pembahas.<br />
c. Susunan setiap pelajaran terdiri dari:<br />
a) Nash (teks), yaitu bacaan yang terdiri dari sekitar 40-50 baris. Kata-kata yang ditulis dalam suatu diskusi dalam bentuk paragraf, sehingga membentuk suatu kesimpulan dari kelompok bersangkutan. <br />
b) Mufrodat (kosakata), yaitu masukkanlah kosakata-kosakata yang baru dianggap suli.t<br />
c) Isti’ab (Pemdalaman), yaitu isi kandungan teks. Semua kolompok dapat mengerti apa maksud teks yang telah mereka buat.<br />
d) Mulahazhat (analisis tata bahasa), yaitu dalam setiap teks sebaiknya disertakan beberapa conto kalimat.<br />
e) Qawa’id (tata bahasa), yaitu yang menjadi sasaran kajian teks. Yang bersangkutan dengan nahwu dan sharaf. <br />
f) Tamrinat (Latihan-latihan), yaitu untuk memantapkan pemahaman materi , bacaan teks, dan terjemah. <br />
<br />
2. Pelaksanaan Diskusi<br />
Diskusi merupakan teknik pembelajaran pada perguruan tinggi, yang dbagi menjadi dikusi kelompok dan diskusi kelas. Hal tersebut dapat diterapkan dengan cara:<br />
a. Dikusi kelompok yang dipandu oleh ketua kelompok dibawah pengawasan desen pembimbing. Seluruh anggota kelompok secara bergantian melakukan, antaralain membaca teks, memberi syakl, mencari arti mufrodat yang dianggap sulit dengan bantuan kamus bahasa Arab, dan menjelaskan isi serta maksud teks.<br />
b. Diskusi Kelas dipandu dakn diawasi oleh dosen pengajar. Pertama, dosen secara acak menunjuk kelompok tertentu untuk membaca teks atau sebagian teks (bahan diskusi), menjelaskan arti mufrodat berdasarkan kamus bahasa Arab dari setiap kosa kata yang sulit, menjelaskan kedudukan kata dalam kalimat dan maksud dari teks. Kemudian, dosen mempersilakan kelompok-kelompok lain untuk mengoreksi setiap kesalahan dari kelompok pembaca sekaligus memberikan pembetulan dengan alasan yang jelas. Selanjutnya, dosen bertindak sebagai hakam (wasit) yang menetapkan kebenaran bila terjadi perbedaan pendapat diantara kelompok dan dosen memberi penjelasan umum tentang isi teks, meminta mahasisswa menjawab pertanyaan dan menerangkan resume hasil pelajaran. Terakhir, Dosen memberikan tugas kapada mahasiswa, baik individu maupun kelompok, untuk membaca, menemukan makna mufrodat, menjawab soal-soal serta menterjemah yang semuanya harus dilaporkan secara tertulis<br />
<br />
<br />
Daftar Pustaka<br />
<br />
Anwar, Moch. Ilmu Sharaf, Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2003.<br />
Arifin, Syamsul, dkk. Bahasa Arab Untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi, Jakarta: Darul Ulum Press, 2000.<br />
Rofi’i, dkk, Bahasa Arab Melalui Televisi, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1990.</div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-46685614438636769362010-05-03T17:28:00.001+07:002011-04-29T21:21:07.746+07:00Demokrasi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: center;"><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
mso-fareast-language:EN-GB;}
p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText
{mso-style-noshow:yes;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
mso-fareast-language:EN-GB;}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 3.0in right 6.0in;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
mso-fareast-language:EN-GB;}
span.MsoFootnoteReference
{mso-style-noshow:yes;
vertical-align:super;}
a:link, span.MsoHyperlink
{color:blue;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{color:purple;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
/* Page Definitions */
@page
{mso-footnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/RASYNE~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fs;
mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/RASYNE~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fcs;
mso-endnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/RASYNE~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") es;
mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/RASYNE~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") ecs;}
@page Section1
{size:595.3pt 841.9pt;
margin:113.4pt 85.05pt 85.05pt 113.4pt;
mso-header-margin:35.45pt;
mso-footer-margin:35.45pt;
mso-page-numbers:0;
mso-page-numbers-chapter-style:header-1;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV">NILAI-NILAI KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="SV">”PENDIDIKAN PANCASILA”<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_yxb2t0VbsXI/S96k321IK6I/AAAAAAAAACc/lvsXwzB5NS4/s1600/IAIN+RADEN+PATAH.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_yxb2t0VbsXI/S96k321IK6I/AAAAAAAAACc/lvsXwzB5NS4/s320/IAIN+RADEN+PATAH.jpeg" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV">DISUSUN OLEH <o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV">KELOMPOK IX:<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="SV">MARTINUS (09221038)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="SV">DESY SRI HIDAYANTI (09221012)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="SV">DWI NARARIAH (09221016)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV">DOSEN PENANGGUNGJAWAB<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="SV">AFRIANTONI, M.Pd.I<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV">FAKULTAS TARBIYAH<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV">JURUSAN TADRIS MATEMATIKA<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV">IAIN RADEN FATAH PALEMBANG<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV">2009<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="SV">NILAI-NILAI KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">I. PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Sistem Pemerintahan di Indonesia menganut sistem Demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat. Secara etimologis, demokrasi berasal bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan cratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[1]</span></span></span></a>. Dengan demikian, secara bahasa demokrasi adalah keadaan negara di mana kedaulatan atau kekuasaan tertingginya berada di tangan rakyat. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia. Diterimanya konsep demokrasi disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa konsep ini merupakan tata pemerintahan yang paling unggul dibandingkan dengan tata pemerintahan lainnya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Demokrasi di Indonesia dari zaman orde lama sampai sekarang masih belum seutuhnya tercapai jika ditinjau dari tujuannya demokrasi itu sendiri sehingga dengan nila-nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang merupakan sila keempat, maka demokrasi di indonesia dapat berjalan sebagaimana mestinya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">II. RUMUSAN MASALAH<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV"> </span></b><span lang="SV">Dalam Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dapat diambil pembahasan yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="SV">A. Prinsip-prinsip Demokrasi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="SV">B. Kritik dalam Demokrasi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="SV">D. Pemilihan Umum <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="SV">E. Konsep Kedaulatan Rakyat<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">III. PEMBAHASAN</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">A. Prinsip-prinsip Demokrasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span lang="SV">1). Prinsip-Prinsip Demokrasi yang Berlaku Universal<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Suatu pemerintahan yang dikatakan demokratis bila dalam mekanisme pemerintahan mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut, yaitu: adanya pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas, manajemen yang terbuka, kebebasan individu, peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang berdasarkan hukum, pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus, persetujuan, pemerintahan yang konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara, perlindungan hak asasi, pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian, adanya mekanisme politik, kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya pemerintah yang mengutamakan tanggungjawab<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[2]</span></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Prinsip-prinsip negara demokrasi yang telah disebutkan di atas kemudian dituangkan ke dalam konsep yang lebih praktis sehingga dapat diukur dan dicirikan. Ciri-ciri ini yang kemudian dijadikan parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan di suatu negara. Parameter tersebut meliputi empat aspek.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><i><span lang="SV">Pertama</span></i><span lang="SV">, masalah pembentukan negara. Proses pembentukan kekuasaan akan sangat menentukan bagaimana kualitas, watak, dan pola hubungan yang akan terbangun. Pemilihan umum dipercaya sebagai salah satu instrumen penting yang dapat mendukung proses pembentukan pemerintahan yang baik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><i><span lang="SV">Kedua</span></i><span lang="SV">, dasar kekuasaan negara. Masalah ini menyangkut konsep legitimasi kekuasaan serta pertanggungjawabannya langsung kepada rakyat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><i><span lang="SV">Ketiga</span></i><span lang="SV">, susunan kekuasaan negara. Kekuasaan negara hendaknya dijalankan secara distributif. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemusatan kekuasaan dalam satu tangan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><i><span lang="SV">Keempat</span></i><span lang="SV">, masalah kontrol rakyat. Kontrol masyarakat dilakukan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau negara sesuai dengan keinginan rakyat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV"><br />
2). <b><span style="font-weight: normal;">Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari </span></b><b><span style="font-weight: normal;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Beberapa karakteristik yang harus ditampilkan dari warga negara yang berkarakter dan berjiwa demokratis, yaitu: Memilki sikap rasa hormat dan tanggung jawab, bersikap kritis, membuka diskusi dan dialog, bersikap terbuka, bersikap rasional, adil, dan selalu bersikap jujur. Warga negara yang otonom harus melakukan tiga hal untuk mewujudkan demokrasi konstitusional, yaitu menciptakan kultur taat hukum yang sehat dan aktif (culture of law), ikut mendorong proses pembuatan hukum yang aspiratif (process of law making), mendukung pembuatan materi-materi hukum yang responsif (content of law), ikut menciptakan aparat penegak hukum yang jujur dan bertanggung jawab (structure of law). <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span lang="SV">3). Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan Undang-indang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[3]</span></span></span></a>, yang sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in;"><span lang="SV">a). Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.<br />
b). Demokrasi dengan kecerdasan.<br />
c). Demokrasi yang berkedaulatan rakyat.<br />
d). Demokrasi dengan rule of law.<br />
e). Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan Negara.<br />
f). Demokrasi dengan hak asasi manusia.<br />
g). Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka.<br />
h). Demokrasi dengan otonomi daerah.<br />
i). Demokrasi dengan kemakmuran.<br />
j). Demokrasi yang berkeadilan social.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Untuk melihat apakah suatu sistem pemerintahan adalah sistem yang demokratis atau tidak, dapat dilihat dari indikator-indikator yang dirumuskan oleh Affan Gaffar berikut ini:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in;"><span lang="SV">a). Akuntabilitas<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in;"><span lang="SV">b). Rotasi Kekuasaan<br />
c). Rekruitmen politik yang terbuka<br />
d). Pemilihan umum<br />
e). Menikmati hak-hak dasar<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Adapun yang menjadi prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Alamudi yang kemudian di kenal sebagai soko guru demokrasi<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[4]</span></span></span></a>, yaitu sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">a). Kedaulatan Rakyat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">b). Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">c). Kekuasaan mayoritas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">d). Hak-hak minoritas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">e). Jaminan hak asasi manusia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">f). Pemilihan yang bebas dan jujur.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">g). Persamaan didepan hukum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">h). Proses hukum yang wajar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">i). Pembatasan pemerintah secara konstitusional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">j). Pluralisme, sosial, ekonomi dan politik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="SV">k). Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama, dan mufakat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">B. Kritik dalam Demokrasi</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Semangat pokok dalam demokrasi adalah bahwa setiap individu dan kelompok diberikan hak penuh untuk berpendapat sesuai keyakinannya. Oleh karena itu, dalam setiap negara demokrasi, selalu kita jumpai jaminan atas kebebasan. Tak seorang pun boleh diberangus pendapatnya hanya karena pendapatnya itu berlawanan dengan seorang penguasa, entah penguasa politik atau penguasa agama. Keragaman pendapat juga harus di hormati, tidak mungkin memaksakan pendapat yang sama kepada semua individu dan golongan. Hanya pemerintah totaliter dan otoriter saja yang memaksakan monotomi atau kesamaan suara dan pendapat. Inilah keadaan yang pernah kita alami dulu pada zaman Orde Baru.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Tetapi, menghargai pendapat pihak lain bukan berarti menghentikan sama sekali kritik dan investigasi atas pendapat itu. Dalam demokrasi, selain jaminan atas kebebasan menyampaikan pendapat, juga terdapat jaminan pula untuk mengkritik pendapat tersebut. Ini yang kita lihat dalam praktek demokrasi dimana-mana, semua pihak memperoleh jaminan untuk menyampaikan pandangan, sekaligus juga mengkritik pandangan pihak lain yang berbeda. Dari sanalah lahir debat publik untuk menguji ide-ide tertentu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Jika menghargai pendapat orang lain berarti larangan atas kritik, maka sistem demokrasi kehilangan alasan mendasar untuk ada. Demokrasi menjadi relevan justru karena memungkinkan terjadinya debat publik. Suatu masalah diselesaikan melalui apa yang disebut dengan deliberasi publik, bukan dengan kekerasan fisik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Meskipun seseorang boleh mengkritik pendapat orang lain yang berbeda, tetapi ia tidak bisa meniadakan hak orang lain itu. Sebagai seorang demokrat yang pluralis, saya membela hak semua orang dan golongan untuk berpendapat, tetapi saya juga memiliki hak untuk mengemukakan pandangan saya sendiri, termasuk pandangan yang mengkritik posisi pihak lain yang bebeda itu. Kritik saya atas pihak lain bukan berarti mengingkari haknya untuk ada dan berpendapat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Umat Islam, saya kira sudah selayaknya membiasakan diri dalam kultur demokrasi semacam ini, yakni kultur di mana perbedaan dimungkinkan, perdebatan dibuka setiap pihak diberikan kemungkinan untuk berpendapat, mengkritik dan mengkritik balik. Menyelesaikan masalah dengan kekerasan hanya akan menyemaikan kekerasan baru yang tak ada ujungnya. Jalan satu-satunya untuk mengatasi kekerasan bukan dengan kekerasan lain, tetapi dengan tukar pikiran, kritik dan kritik balik, dialog, percakapan kritis, dst. Itulah jalan demokrasi, itulah jalan pluralisme. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Perbedaan mendasar antara seorang Muslim pluralis dengan non-pruralis adalah dalam hal berikut ini. Seorang Muslim pluralis bisa saja mengkritik hak individu dan kelompok lain untuk berpendapat. Dia bisa setuju dan tak setuju dengan pihak-pihak yang berbeda, tetapi dia tak akan menghalangi orang itu untuk berpendapat sesuai dengan keyakinan hatinya. Seorang pluralis membedakan dengan tegas antara hak berpendapat yang harus dijamin untuk siapapun, dan hak untuk mengkritik pendapat itu. Mengkritik suatu pendapat tidak sama dengan menghilangkan hak orang lain untuk berpendapat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Seorang non-pluralis, pada umumnya, cenderung untuk menghilangkan hak orang lain untuk berbeda. Sorang pluralis dan non-pluralis mempunyai kesamaan dalam satu hal: dua-duanya berpendapat dan mengkritik orang lain. Tetapi mereka berpisah dalam satu hal: jika seorang pluralis berpendapat dan mengkritik seraya menghormati hak pihak lain yang dikritiknya itu, maka seorang non-pluralis berpendapat dan mengkritik seraya hendak memberangus pendapat yang berbeda, terutama pendapat yang ia anggap sesat dan belawanan dengan doktrin yang ia yakini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Pengalaman negeri-negeri totaliter dan otoriter di manapun sudah mengajarkan bahwa keseragaman yang dipaksakan, entah melalui kekuasaan politik, agama atau dua-duanya, hanya akan berakhir pada keruntuhan sistem itu sendiri. Setiap orang dan kelompok menginginkan kebebasan dan penghormatan atas keyakinan dan kepercayaan yang mereka peluk. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Sebagaimana air yang terus akan mencari celah untuk terus mengalir, walaupun dihambat atau terhambat oleh halangan-halangan tertentu, begitu pula manusia: ia tak bisa dihambat untuk mencapai suatu kondisi yang ia cita-citakan, yakni kondisi kebebasan. Dengan segala daya-upaya, ia akan mencoba mengatasi segala bentuk halangan yang membatasi kebebasan itu. Sejarah manusia sejak dahulu kala adalah sejarah mencari kebebasan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="SV"> <b>D. Pemilihan Umum</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV">1). Pengertian Pemilihan Umum<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan. Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Salah satu ciri negara demokratis dibawa rule of law adalah terselenggaranya kegiatan pemilihan umum yang bebas. Pemilihan umum merupakan sarana politik untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam hal memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif serta memilih pemegang kekuasaan eksekutif baik itu presiden/wakil presiden maupun kepala daerah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in;"><span lang="SV">2). Tujuan Pemilihan Umum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Pada pemerintahan yang demokratis, pemilihan umum merupakan pesta demokrasi. Secara umum tujuan pemilihan umum adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">a). Melaksanakan kedaulatan rakyat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">b). Sebagai perwujudan hak asas politik rakyat <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">c). Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif serta memilih Presiden dan wakil Presiden.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">d). Melaksanakan pergantian personel pemerintahan secara aman, damai, dan tertib.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">e). Menjamin kesinambungan pembangunan nasional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Menurut Ramlan Surbakti, kegiatan pemilihan umum berkedudukan sabagai : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">a). Mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin dan alternatif kebijakan umum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">b). Makanisme untuk memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat ke lembaga-lembaga perwakilan melalui wakil rakyat yang terpilih, sehingga integrasi masyarakat tetap terjaga.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">c). Sarana untuk memobilisasikan dukungan rakyat terhadap Negara dan pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses politik. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">E. Konsep Kedaulatan Rakyat.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span lang="SV">1). Pengertian Kedaulatan Rakyat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Kedaulatan Rakyat atau Demokrasi adalah sebuah kata magis yang mampu membius berjuta manusia di belahan dunia manapun dengan tanpa mempedulikan sekat-sekat konvensional. Sepertinya kata itu menjadi sejenius obat mujarab bagi rakyat, apalagi tertindas. Sesungguhnya memperbincangkan konsep kedaulatan rakyat itu adalah berbicara tentang keberadaan jaminan akan hak-hak rakyat, baik yang tertuang dalam konstitusi maupun dalam penegakan hukumnya (law enforcement).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Pernyataan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa kekuasaan itu berasal dari rakyat dan rakyat tentunya akan melahirkan sistem kekuasaan yang akan menguntungkan mayoritas. Rakyat-lah yang menjadi sumber dan soko guru utama kekuasaan. Negara sebagai lembaga baru ada setelah rakyat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu membuat satu perikatan atau kontrak sosial. Dalam hal kepengurusan negara, rakyat kemudian mendelegasikan kepada institusi pemerintah. Pemerintahan satu negara baru ada kemudian setelah rakyat membentuknya lewat mekanisme ketatanegaran. Dari proses perkembangan negara dikemudian hari ternyata banyak ditemukan fakta adanya pemutarbalikkan makna hubungan antara negara dengan rakyat/masyarakat sipil.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Rakyat yang berdaulat dalam program PKB adalah bagaimana rakyat secara nyata bisa menentukan, mulai siapa presiden yang mereka kehendaki, lantas pemerintahan yang bagaimana yang mereka kehendaki serta bagaimana program pembangunan bangsa ini yang mereka inginkan<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[5]</span></span></span></a>. Termasuk didalamnnya, mereka juga menentukan bagaimana masa depannya bangsa ini. Yang jelas, rakyat menginginkan kita bisa menjadi negara yang maju yang berkeadilan dan hidup sejahtera lahir dan batin, baik secara material ataupun spiritual.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Seringkali pemerintah dengan mengatasnamakan negara membuat satu kebijakan yang justru merugikan rakyat. Hak rakyat diabaikan bahkan tidak jarang tidak diakui keberadaannya dalam sistem konstitusi.. Sampai sejauh mana ancaman terhadap hak-hak rakyat tergantung atas sejauh mana <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">konstitusi menjamin hak tersebut dan membatasi kekuasaan dalam bertindak. Sebab perbuatan penyalahgunaan kekuasaan adalah kecenderungan umum yang berlaku bagi semua tipe kekuasaan. Kekuasaan cenderung disalahgunakan dan kekuasaan yang mutlak pastilah disalahgunakan. Kesadaran akan bahayanya jika kekuasaan tidak terbatas/absolutisme itulah motif awal yang memunculkan konsep kedaulatan rakyat. Jika kekuasaan tidak dibatasi pastilah terjadi pelanggaran hak, penyalahgunaan kekuasaan dan kehancuran negara. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span lang="SV">2). Konsep Kedaulatan Rakyat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Kini, konsep kedaulatan rakyat sebagai ide tentang pembatasan kekuasaan dan jaminan hak rakyat, sudah diterima dan menjadi kecenderungan umum. Cita pembatasan kekuasaan negara melalui penerapan secara nyata gagasan demokrasi dalam praktek ketatanegaraan diikuti dengan konsekuensi adanya dua prinsip dasar yakni kesamaan dan kebebasan politik yang dijamin secara tegas oleh hukum positif, khususnya peraturan perundangan tentang jaminan hak-hak rakyat. Dalam bukunya <i>An Introductions to democratic theory</i>, menjelaskan bahwa yang namanya sistem demokrasi adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan pemilihan yang berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana kebebasan politik<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[6]</span></span></span></a>. Secara kelembagaan kemudian diterjemahkan dalam bentuk lembaga pemilihan umum, partai politik, dan parlemen. Secara berkala diadakan pemilihan umum yang diikuti oleh seluruh rakyat pemilih, aspirasi dan sikap politik rakyat dinyatakan secara tegas lewat partai politik guna memilih para wakil yang akan mengawasi jalannya pemerintahan melalui lembaga parlemen. Prinsip prinsip pokok yang ada dalam sistem demokrasi ini kemudian mewabah , terutama era pasca perang dunia II, ke negara negara baru di wilayah Asia dan Afrika dan Indonesia termasuk didalamnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="SV">Negara Indonesia yang lahir dari rahim peradaban modern juga telah mengenal kata Kedaulatan Rakyat. Sejak saat pendiriannya telah dinyatakan secara tegas lewat rumusan konstitusinya, sistem demokrasi dan berbentuk republik. Tipe negara yang telah dicanangkan melalui konstitusi ini mengandung konsekuensi adanya kelembagaan parlemen (DPR/MPR), pemilihan umum, partai politik, dan lembaga Presiden. Namun perlu dicatat bahwa saat penyusunan prinsip dasar negara Indonesia yang tertuang dalam konstitusi UUD 1945, dinyatakan bersifat sementara. Kelak kalau sudah siap akan disusun lagi UUD baru, yang lebih lengkap. Tugas membentuk UUD baru ini kemudian dibebankan kepada lembaga Konstituante. Dalam rentang waktu 15 tahun sejak proklamasi, Indonesia telah mengalami 3 kali perubahan UUD sekaligus perubahan kelembagan ketatanegaran. Dari UUD 1945, Konstitusi RIS, dan UUD Sementara dan terakhir kembali pada UUD 1945.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">IV. KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV"> </span></b><span lang="SV">Sistem Demokrasi di Indonesia perlu diperhatikan oleh kalangan politik maupun mesyarakat umum agar mereka mengetahui apa sebenarnya demokrasi itu. Dengan demikian maka sistem demokrasi terutama sistem pemerintahan akan berjalan sesuai apa yang telah dirancang sebelumnya, meskipun terkadang masih banyak pelanggaran yang dilakukan. Dengan adanya demokrasi akan dapat mengatasi masalah-masalah dalam pemerintahan, yang tak berpihak kepada siapapun, sehingga nilai-nilai sila keempat benar-benar dapat diwujudkan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="SV">***<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-size: 14pt;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">Abdulkarim, Aim,.M.Pd, <i>Pendidikan Kewarganegaraan Sma Kelas XI</i>, Jakarta: Grafindo, 2007.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">Madjid, Nurcholis, <i>Penilaian Demokratisasi di Indonesia</i>, Jakata: Internasional Idea, 2000.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">Rosyada, Dede, dkk., <i>Demokrasi</i> <i>dan Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani</i>, Jakarta: Prenada, 2000.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">Sutrisno, Mudji, <i>Demokrasi Semudah Ucapankah ?</i>, Yogyakarta: Kanisius, 2000.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">Wahid, K.H Abdurrahman, <i>Membangun Demokrasi</i>, Bandung: Rosda, 1999.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV"><a href="http://www.wikepedia.com/bebas/">http://www.wikepedia.com/bebas/</a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: center; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">***<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div><br />
<hr align="left" size="1" width="33%" /><div id="ftn1"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="EN-GB"> </span><span lang="SV">Dede Rosyada, dkk. <i>Demokrasi</i> <i>dan Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani</i>, Jakarta: Prenada, 2000.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn2"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="SV">Inu Kencana Syafiie, <i>Op Cit</i></span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn3"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="EN-GB"> </span><span lang="SV">Ahmad Sanusi, <i>Op Cit</i></span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn4"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[4]</span></span></span></span></a><span lang="EN-GB"> </span><span style="font-size: 10pt;">Aim Abdulkarim M.Pd, <i>Pendidikan Kewarganegaraan Sma Kelas XI</i>, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>: Grafindo, 2007.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn5"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[5]</span></span></span></span></a><span lang="EN-GB"> </span>K.H Abdurrahman Wahid, <i>Membangun Demokrasi</i>, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bandung</st1:place></st1:city>: Rosda, 1999.<o:p></o:p></div></div><div id="ftn6"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1535421514791949248#_ftnref6" name="_ftn6" title=""></a><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-GB">6</span></span><span lang="EN-GB"> </span><span lang="SV">Henry Mayo, <i>Op Cit</i></span><o:p></o:p></div></div></div></div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-68751721190362520872010-03-06T01:45:00.000+07:002010-03-06T01:45:58.407+07:00Blogger Developers Network: Bug Fixes and Changes for 3/12<a href="http://code.blogger.com/2009/03/bug-fixes-and-changes-for-312.html">Blogger Developers Network: Bug Fixes and Changes for 3/12</a>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1535421514791949248.post-34022267140317951892010-03-02T17:17:00.004+07:002011-04-29T21:21:07.746+07:00ORGAN TUBUH PADA MANUSIA<div><p style=" margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="6">ORGAN TUBUH PADA MANUSIA</font></b></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">I. ALAT INDRA MANUSIA</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Indra</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> adalah organ reseptor sensorik yang berfungsi untuk menerima ransangan. Reseptor sensorik adalah struktur penerima rangsang dari lingkungan internal ataupun eksternal. Struktur tersebut dapat merupakan bagian dari neuron sensorik atau dari bagian yang memancarkan sinyal ke neuron sensorik. Pada indra terdapat beberapa jenis. Yaitu:</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">1. Kulit</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_1gphcb4gk_b" width="384" height="268" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar I.1. Struktur kulit</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3"> </font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Kulit</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan indra peraba, hal ini dimungkinkan karena pada kulit banyak ditemukan ujung-ujung saraf yang peka terhadap panas, dingin, sentuhan, tekanan serta nyeri. Ujung-ujung saraf tersebut tersebar di kulit lapisan dermis, tetapi ada pula yang mencapai epidermis, selain itu, ujung-ujung saraf tersebut ada yang dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut ujung </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">saraf korpuskula</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> dan ada pula yang tidak dibungkus yang disebut ujung saraf bebas. Ujung saraf korpuskula ada lima yaitu, </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">saraf messeiner</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (sentuhan), </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">saraf paccini</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (tekanan), </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">saraf tanpa selaput</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (sakit/nyeri), </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">saraf ruffini</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (panas), </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">saraf krause</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (dingin).</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">2. Lidah</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Lidah</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan indra pengecap yang dapat menangkap rangsangan berupa senyawa kimia yang larut dalam air. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_2cxxhxpfp_b" width="300" height="244" alt="" style="border:none"></img><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar I.2. Struktur lidah</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Pada manusia, ujung saraf pengecap terdapat pada papil pengecap (gemma gustatoria) yang terdapat pada lidah. Papil pengecap berbentuk seperti botol (labu) yang terdapat di sebelah depan, belakang, dan sepanjang tepi lidah. Papil tersebut tersusun atas sel pendukung dan sel pengecap yang mempunyai </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">mikrovili</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein sehingga otak dapat mendeteksi rasa manis, pahit, asin, ataupun masam. Makanan yang bercampur dengan air ludah akan memasuki papil pengecap melalui pori-pori. Hal tersebut akan merangsang pangkal saraf yang berbentuk seperti rambut. Selanjutnya, pesan akan dibawa ke otak dari pangkal saraf, akhirnya diinterpretasikan sebagai rasa.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">3. Hidung</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_3fr4dj4cj_b" width="396" height="228" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar I.3. Struktur Hidung</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Hidung </font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">sebagai indra pembau, hal ini dimungkinkan karena pada bagian atas rongga hidung terdapat sel-sel saraf pembau yang peka terhadap bau dan aroma. Ujung-ujung saraf ini terletak pada selaput lendir, untuk bisa merangsang ujung-ujung saraf tersebut, maka zat kimia yang masuk ke hidung (berupa gas) harus bercampur terlebih dahulu dengan lendir setelah itu baru bisa merangsang sel-sel saraf pembau. Rangsangan yang diterima selanjutnya akan dijalarkan ke pusat saraf pembau untuk ditafsirkan sebagai bau.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">4. Mata</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Mata</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan indra penglihatan. Indra tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang bentuk benda ataupun jarak suatu benda terhadap yang lain. Cahaya akan melewati bagian bola mata, menembus bagian dalam, dan jatuh pada jaringan yang sensitif. Akibatnya, timbul impuls yang akan dikirimkan ke otak melalui serabut saraf. Serabut tersebut menyebabkan timbulnya perwujudan penglihatan. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_4frm97vwd_b" width="396" height="234" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar I.4. Stuktur Mata</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Mata tersusun atas tiga lapisan, yaitu :</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">1)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Sklera</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan lapisan paling luar, berwarna putih berfungsi sebagai pelindung bola mata. Bagian depannya transparan dan disebut kornea. Kornea dibungkusoleh lapisan tipis yang disebut konjungtiva, berfungsi untuk melindungi kornea dari gesekan.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">2)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Koroid</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan lapisan tengah, pada lapisan ini terdiri atas jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen. Banyaknya pembuluh dan lapisan ini, maka lapisan koroid fungsinya sebagai penyuplai makanan bagi retina, selain itu koroid berperan melindungi refleksi cahaya dalam mata.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">3)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Retina</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan lapisan mata paling dalam, pada bagian ini terdapat sel-sel saraf penglihatan, yaitu sel batang (basilus) peka terhadap intensitas cahaya yang lemah serta tidak dapat melihat warna, sel kerucut (konus) peka terhadap cahaya yang terang dan dapat melihat warna. Sel batang mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya, disebut </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">rodopsin</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (senyawa antara vitamin A dengan protein tertentu). Bila pigmen ini kena cahaya, rodopsin akan terarai dan akan terbentuk kembali dalam keadaan gelap dengan bantuan vitamin A, oleh karena itu vitamin A mutlak diperiakan untuk fisiologi mata, bila kekurangan akan mengakibatkan rabun senja. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">5. Telinga</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Telinga</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> manusia termasuk organ yang sangat rumit. Organ tersebut merupakan indra pendengaran sekaligus keseimbangan.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_5j73wqbdr_b" width="421" height="228" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar I.5. Struktur telinga</font></i></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Telinga merupakan indra pendengaran dan keseimbangan, terbagi menjadi tiga bagian yaitu :</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">1)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Telinga luar</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> terdiri dari daun telinga dan saluran telinga yang dindingnya menghasilkan minyak serumen. Daun telinga (aurikel) dapat digerakkan berfungsi mengumpulkan gelombang suara.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">2)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Telinga tengah</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> terdiri atas, Selaput pendengaran (gendang telinga/membran timpani), tulang-tulang pendengaran untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga ke telinga dalam (</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">martil, landasan, dan sangurdi</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">), pembuluh eustachius untuk menyeimbangkan tekanan udara antara telinga tengah dan lingkungan.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">3)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Telinga dalam</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> terdapat alat pendengaran disebut </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">koklea</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (rumah siput) serta alat keseimbangan yang tediri atas </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">kanalis</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (saluran), </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">semisirkularis</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">, </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">sakulus</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">, dan </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">utrikulus</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">. Pada koklea ini terdapat saraf pendengaran yang sangat peka terhadap getaran, selain itu pada koklea ditemukan cairan limfa. Bila cairan limfa ini bergetar, maka merangsang ujung-ujung saraf pendengaran, selanjutnya rangsangan itu akan diteruskan kepusat pendengaran di otak untuk ditafsitkan sebagai suara.</font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">II. SISTEM PENCERNAAN MAKANAN</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_6cmr3mtff_b" width="336" height="262" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar II.1. Saluran dan kelenjar Pencernaan</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Makanan yang masuk kedalam sistem pencernaan akan dipecahkan menjadi molekul sederhana melalui dua cara, yaitu cara </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">mekanis </font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">dan </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">kimiawi</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">. Pemecahan secara mekanis melibatkan pergerakan otot, misalnya mulut (gigi) dan gerak pristalsis yang mendahului pemecahan secara kimiawi. Pencernaan secara kimiawi dilakukan oleh enzim pencernaan yang dapat berlangsung selama beberapa jam. Sistem pencernaan manusia tersusun atan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan antara lain:</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">1. Mulut (oris)</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Pada mulut makanan yang masuk akan mengalami pencernaan mekanik yang dilakukan oleh gigi dan lidah, namun pencernaan kimiawi terjadi pula karena kelenjar ludah selain menghasilkan air liur, dihasilkan pula enzim ptialin (amilase) yang memecah amilum menjadi maltosa. Air liur yang dihasilkan kelenjar ludah, diantarannya berfungsi untuk membasahi makanan, mencegah kekeringan mulut serta membantu pengecapan yang dilakukan oleh lidah.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">2. Faring, Kerongkongan, dan Lambung</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">a. Faring. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Faring merupakan tempat pertemuan jalur makanan dan udara. Lewatnya makanan kedalam faring menimbulkan beberapa refleks. Pada saat makanan berada didalam faring, langit-langit lunak berotot naik untuk mencegah makanan masuk kedalam rongga hidung; pernafasan akan terhenti sementara; laring naik dan epiglolotis tertutup untuk mencegah makanan masuk kedalam laring; dan kontraksi otot faring menggerakkan gumpalan makanan (bolus) kedalam kerongkongan. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">b. Kerongkongan (esofagus)</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Kerongkongan merupakan sebuah tabung lurus, berotot, dan berdinding tebal. Dindingnya juga menghasilkan musin seperti halnya mulut. Bolus akan melalui kerongkongan selama lebih kurang 6 detik menuju lambung yang disebabkan oleh gerak peristalsis dinding kerongkongan. Gerak peristalsis adalah gerak bergelombang dari depan sampai belakang yang ditimbulkan oleh kontraksi dan relaksasi otot yang terjadi secara berurutan. Gerakan tersebut menyebabkan makanan bergerak maju secara perlahan-lahan tanpa dipengaruhi oleh gaya gravitasi.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">c. Lambung.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Lambung berupa kantung besar, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan sementara (disimpan 4-6 jam). Selain itu, pada lambung makanan mengalami pengadukan sehingga bercampur dengan getah lambung yang membentuk makanan setengah cair selanjutnya disebut bubur (chymus), yang berwarna kekuningan dan bersifat asam. Pada saat pengadukan ke rah belakang, sfingter pilorus membuka sebentar sehingga kimus masuk kedalam usus dengan pancaran sebanyak 1-3 ml dan dengan cepat dinetralkan oleh sekresi cairan bersifat basa dari hati dan pankreas.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">3. Hati dan Pankreas </font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">a. Hati (hepar)</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Hati</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> menempati posisi sebagai kelenjar pencernaan yang terbesar, bobotnya mencapai 2 Kg. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi empedu (bilus), yang penting dalam pencernaan. Empedu yang dihasilkan hati tidak secara langsung masuk kedalam usus karena sfingter pada ujung saluran empedu tertutup hingga makanan masuk kedalam usus. Apabila makanan telah masuk, kontraksi dinding-dinding kantong empedu menyebabkan keluarnya empedu. Karena empedu bersifat basa maka dapat menetralkan zat makanan bersifat asam yang keluar dari lambung serta membuat pH yang baik untuk kerja enzim pankreas dan enzim usus.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">b. Pankreas </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Pankreas</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">4. Usus (intestinum) dan Anus</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">a. Usus Halus</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Uus halus merupakan saluran pencernaan terpanjang dengan panjang kira-kira 85 meter. Pada dindingnya terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan getah usus sampai tiga liter per hari. Kelenjar tersebut disebut kelenjar liberkuhn.Usus halus terdiri atas 3 bagian yaitu duodenum (usus dua belas jari, panjang ± 0.25 m), jejunum (usus kosong, panjang ± 7 m), dan iluem (usus penyerapan, panjang ± 1 m). Duodenum bagian usus halus yang berbatasan dengan lambung, yeyunum disebut usus kosong karena pada orang yang telah meninggal bagian usus tersebut kosong, ileum disebut usus penyerapan karena pada bagian ini terjadi penyerapan sari-sari makanan.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">b. Usus Besar (kolon)</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Makanan yang tidak dicerna atau tidak sempat dicerna, akan masuk ke usus besar. Pada bagian ini makanan tersebut mengalami proses pembusukan dengan bakteri (e.coli), diserap airnya selanjutnya terbentuklah feses atau tinja. Kolon manusia sepanjang ± 1 mterbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian yang naik (asenden), melintang (trasenden), dan turun (desenden). Saluran kolon berakhir pada suatu ruang yang disebut rektum. Rektum bermuara di permukaan tubuh dalam lubang yang disebut anus. Dalam rektum terdapat otot yang berfungsi untuk menahan turunnyafese ke anus, disebut katup houston.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">c. Anus</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Anus adalah lubang pengeluaran feses. Bila sfingter pada rektum pada rektum mengendor (relaksasi), maka feses yang berbentuk semipadat dikeluarkan melalui anus. Tinja yang dibuang selain mengandung sisa makanan, mengandung bakteri baik yang masih hidup atau yang telah mati, sel-sel epitel yang mengelupas dari dinding usus bahkan pigmen empedu dan inilah yang memberi warna pada tinja (warna kuning kecoklatan).</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">III. SISTEM PERNAFASAN (RESPIRASI)</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Respirasi adalah proses menghasilkan energi melalui oksidasi bahan makanan didalam sel-sel tubuh.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_7f73crrts_b" width="325" height="219" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar III.1. Saluran Pernafasan</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Alat pernafasan yang dimiliki, berperan sebagai perantara antara lingkungan luar (alam bebas) dengan lingkungan dalam (cairan interselluler) selanjutnya gas pernafasan bisa mencapai jaringan karena diikat oleh darah yang mengalir melalui pembuluh darah, </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">pembuluh darah</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> inilah yang menghubungkan alat pernapasan yang berada dekat keluar tubuh dengan jaringan. </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Pernafasan luar</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">, ditandai dengan adanya pertukaran udara pernafasan (O</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">2</font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> dan CO</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">2</font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">) dari luar masuk kedalam aliran darah (menembus pembuluh darah), sedangkan </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">pernafasan dalam</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">, terjadi pertukaran udara pernafasan antara darah dengan jaringan tubuh (selanjutnya menembus sel-sel tubuh). </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Pada hakikatnya, saluran respirasi dibangun oleh beberapa alat respirasi didalam tubuh. Antara lain:</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">1. Rongga Hidung </font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Rongga hidung merupakan tempat pertama kali masuknya udara kedalam tubuh. Dalam rongga tersebut, udara mengalami penyaringan oleh rambut rongga hidung dan penghangatan yang disesuaikan dengan suhu tubuh yang terjadi diruang nasal. Bau udara yang masuk dapat dikenali karena didalam rongga hidung terdapat indra pembau. </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Setelah melewati rongga hidung, udara akan masuk ke faring.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">2. Faring (tekak)</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Faring merupakan rongga persimpangan antara saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan saluran rongga hidung. Pada percabangan antara saluran pencernaan dan saluran pernafasan terdapat epiglotis yang menjaga agar makanan tidak masuk ke saluran pernafasan.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">3. Laring</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Laring merupakan daerah pangkal batang tenggorokkan. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada pangkal tenggorok ini terdapat pita suara.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">4. Trakea </font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Pangakal tenggorokkan (trakea) merupakan saluran respirasi berbentuk pipa yang terdiri atas gelang-gelang tulang rawan. Trakea memiliki panjang sekitar 10 cm. Pada dinding trakea terdapat jaringan epitel bersilia dan jaringan pengikat.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">5. Bronkus dan Bronkiolus</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Bronkus dan brokiolus merupakan cabang dari trakea. </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Bronkus membentuk cabang yang disebut bronkiolus. Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Masing-masing pembuluh bronkiolus berakhir pada alveolus. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">6. Paru – paru</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Paru-paru merupakan alat respirasi utama manusia, yang dibungkus oleh selaput pleura. Selaput pleura terdiri atas dua lapisan yaitu, lapisan dalam (</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">pleura viseralis</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">) dan lapisan luar (</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">pluera parietalis</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">). Diantara kedua lapisan tersebut terdapat suatu cairan yang berfungsi untuk menahan gesekan pada saat paru-paru bergerak kembang kempis.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">7. Alveolus</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Alveolus merupakan ujung dari saluran respirasi (berupa gelembung) yang dibangun oleh epitel skuamosa sederhana.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_8g5x8dznr_b" width="250" height="201" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar III.2. Struktur Alveolus</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Dinding alveolus sangat tipis dan elastis, bentuknya seperti bola-bola, permukaan luarnya banyak terdapat percabangan pembuluh darah kapiler sehingga pada bagian inilah terjadi pertukaran udara pernafasan antara O</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">2</font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> dengan CO</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">2.</font></sub></span> </p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">IV. SISTEM EKSKRESI</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Ekskresi adalah pengeluaran sisa metabilisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh dalam bentuk urine, keringat, ataupun CO</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="1">2.</font></span> <span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Sistem ekskresi manusia disusun oleh organ-organ tubuh, terdiri atas paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.</font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_9chbvrs4h_b" width="422" height="318" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar IV.1. Sistem Ekskresi</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">1.</font></b></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">Paru-paru </font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Paru-paru merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme yang berupa gas CO</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">2</font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> dan H</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">2</font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">O</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (uap air). </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Kedua gas itu berasal dari peristiwa respirasi:</font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">C</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">6</font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">H</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">12</font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">O</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">6</font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> + </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">O</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">2 </font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> → CO</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">2 </font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> + </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">H</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><sub><font size="1">2</font></sub></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">O + energi</font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">2. Hati</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_10w8zj4wcd_b" width="300" height="161" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar IV.2. Struktur Hati</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Hati sebagai kelenjar ekskresi menghasilkan empedu yang akan ditampung dalam kantong empedu. Empedu mengeluarkan z</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">at ekskresi seperti </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">kolesterol</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">, </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">pigmen bilirubin</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (berwarna hijau biru), dan </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">biliverdin</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (berwarna kuning keemasan) serta obat yang dimasukkan kedalam tubuh dengan cara dimakan atau disuntikkan. Bilirubin akan dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning kecoklatan), biasanya memberi warn apada tinja dan urine.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">3. Kulit</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Kulit merupakan organ ekskresi karena menghasilkan keringat. Kulit manusia tersusun atas dua bagian utama epidermis (kulit ari), dan dermis (korium; jangat).</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">a.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Epidermis</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (kutikula) terdiri beberapa lapisan, yaitu stratum korneum (senantiasa mati dan mengelupas), stratum lusidum (tak berpigmen dan tak berinti), stratum granulosum (berpigmen), stratum germinativum (pembentuk sel-sel abu).</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">b.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Dermis</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (korium) terdapat, glandula sudorifera (kelenjaar keringat), glendula sebacea (kelenjar minyak), pembuluh darah, akar rambut, saraf, dan otot-otot penggerak rambut.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Keringat yang keluar dapat berupa air keringat atau uap air. Pengeluaran keringat dari kulit dalam bentuk uap air disebut perspirasi. Komponen keringat terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat sangat berguna untuk pengaturan suhu tubuh.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">4. Ginjal</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Ginjal (</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">ren</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">) merupakan alat ekskresi manusia yang utama, organ tersebut terdapat pada bagian dorsal sebelah kiri dan kanan dari tulang belakang didaerah pinggang. Ginjal berfungsi dalam banyak hal yaitu, pembuang sampah nitrogen dari darah dalam bentuk urea, mengatur keseimbangan garam dan air dalam darah, dan membuang substansi (asing, obat, dan zat racun).</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_11c9ddfhz8_b" width="414" height="209" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar IV.3. Struktur Ginjal</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Ginjal tersusun atas beberapa bagian yaitu:</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">a.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">korteks</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">, yaitu lapisan luar yang mengandung badan malphigi, tubulus proksimal, dan tubulus distal. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">b.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Medula</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">, bagian dalam ginjal yang mengandung pembuluh pengumpul dan lengkung henle.</font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">V. SISTEM PEREDARAN (SIRKULASI) DARAH</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Sistem peredaran darah manusia disebut </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">sistem kardiovaskuler</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">. Sistem ini berguna untuk mengangkut zat makanan dan oksigen ke seluruh bagian tubuh, mengangkut sisa metabolisme dari jaringan ke organ ekskresi, dan mengedarkan hormon serta kelenjar endokrin kebagian–begian tubuh tertentu. Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan darah.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">1. Jantung</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Jantung adalah organ berotot yang berfungsi sebagai alat pemompa darah ke seluruh tubuh. Jantung terdapat pada suatu kantong dari jaringan ikat yang disebut </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">perikardium.</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> Jantung terletak diantara paru-paru, tepatnya dibelahan sternum (tulang dada) dan diatas diagrafma.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_12997tt4f7_b" width="408" height="291" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar V.1. Struktur Jantung</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Jantung dibina oleh otot jantung dan jaringan ikat. Organ tersebut terdiri atas tiga lapisan, yaitu epikardium (lapisan terluar), miokardium (lapisan tengah), dan endokardium (lapisan dalam). Pada bagian dalam jantung terdapat suatu sekat (septum) yang membagi organ tersebut menjadi sisi kanan dan kiri. Jika diteliti lebih lanjut, tampak bahwa bagian dalam jantung manusia terbagi lagi menjadi empat ruangan. Dua ruangan paling atas berdinding tipis, disebut </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">serambi</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (atrium); sedangkan dua ruangan dibawahnya berdinding tebal, disebut </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">bilik</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (ventrikel). Serambi merupakan ruangan tempat masuknya darah dari vena, sedangkan bilik bertanggungjawab untuk memompa darah. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">2. Pembuluh Darah </font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Pembuluh darah adalah organ yang berfungsi untuk mengangkut darah yang keluar ataupun menuju jantung. Manusia mempunyai tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri (pembuluh nadi), kapiler (pembuluh halus), dan vena (pembuluh balik).</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'; font-style:normal"><font size="3">a.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Arteri</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> berfungsi untuk membawa darah yang keluar dari jantung. Arteri mempunyai dinding yang tebal dan menyambung ke jantung seperti pegas, sehingga dapat meluas saat mengangkut darah yang mengalami kenaikan volume secara mendadak. Arteri ,mempunyai cabang-cabang kecil disebut </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">arteriol. </font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'; font-style:normal"><font size="3">b.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Kapiler</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan tempat pertukaran zat darah dengan cairan jaringan. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'; font-style:normal"><font size="3">c.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Vena </font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">berfungsi untuk mengembalikan darah kejantung.</font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">Skema Percabangan Pembuluh Darah </font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3"> </font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Kapiler</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 72pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Arteriol</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Kapiler</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Venuela</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Arteri </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Vena</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Arteriol</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Kapiler</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Venuela</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Kapiler</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tabel 1. Perbedaan Arteri, Vena, dan Kapiler</font></span></p><table cellspacing="0" cellpadding="0" style=" margin-left:18pt; width:423.15pt" class="zeroBorder"><tr><td style=" vertical-align:top; width:28.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">No.</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:70.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Sifat</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:117.85pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Arteri</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:98.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Vena</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:107.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Kapiler</font></span></p></td></tr>
<tr><td style=" vertical-align:top; width:28.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">1</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:70.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Dinding</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:117.85pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tebal, elastis</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:98.65pt"><p style="margin:0pt"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tipis dan kurang elastis</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:107.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tipis dan permeabel</font></span></p></td></tr>
<tr><td style=" vertical-align:top; width:28.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">2</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:70.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Arah aliran </font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:117.85pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Meninggalkan jantung</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:98.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Menuju kejantung</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:107.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Berawal dari arteriol</font></span></p></td></tr>
<tr><td style=" vertical-align:top; width:28.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">3</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:70.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tekanan </font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:117.85pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Kuat, kalau terpotong darah memancar</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:98.65pt"><p style="margin:0pt"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Lemah, kalau terpotong darah menetes</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:107.65pt"><p style="margin:0pt"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Peralihan antara sistem tekanan tinggi dan darah</font></span></p></td></tr>
<tr><td style=" vertical-align:top; width:28.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">4</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:70.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Darah </font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:117.85pt"><p style="margin:0pt"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Banyak mengandung O2 kecuali nadi paru-paru</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:98.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Banyak mengandung CO2 kecuali vena paru-paru</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:107.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Banyak mengandung O2</font></span></p></td></tr>
<tr><td style=" vertical-align:top; width:28.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">5</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:70.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Letak</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:117.85pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Lebih kedalam</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:98.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Dekat permukaan tubuh</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:107.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Antara arteri dan vena</font></span></p></td></tr>
<tr><td style=" vertical-align:top; width:28.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:center"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">6</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:70.5pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Klep</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:117.85pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Hanya satu pada pangkal nadi</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:98.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Banyak disepanjang pembuluh</font></span></p></td><td style=" vertical-align:top; width:107.65pt"><p style="margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tidak memiliki</font></span></p></td></tr>
</table><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">3. Darah</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh. Warna cairan tersebut tetap dan berhubungan dengan kadar O</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="1">2.</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> jika kadar O</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="1">2</font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> dalam darah tinggi, warnanya menjadi merah muda; sebaliknya jika rendah, darah berwarna merah tua. Darah disusun oleh bagian yang cair disebut plasma dan bagian sel yang terendam didalam plasma, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (keping darah).</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_13r2wnzbd4_b" width="396" height="281" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar V.2. Sel-sel Darah</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Darah mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai media pengangkut beragam substansi dari satu bagian tubuh kebagian tubuh yang lain dan sebagai alat pertahanan tubuh terhadap serangan organisme patogen .</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">VI. SISTEM GERAK</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Gerak pada hewan vertebrata (termasuk manusia) merupakan hasil kerja sama antara tulang dan otot. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut sebagai alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan tulang (otot melekat pada tulang). </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">1. Tulang</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_14f6w6vxgw_b" width="420" height="385" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar VI.1. Rangka Manusia</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tulang merupakan jaringan yang kuat karena mengandung garam mineral, terutama kalsium fosfat. Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, tulang dibagi menjadi:</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">a.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tulang Rawan (kartilago)</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit, kondro, sit) yang mengeluarkan zat kondrin sebagai matriks (kandungan) meliputi bahan dasar dan serat, serta bersifat lentur. Pada anak-anak jaringan tulang rawan banyak mengandung sel-sel, sedangkan pada oarang dewasa lebih banyak mengandung matrik, dan terdapat pada bagian tertentu sperti, hidung, daun telinga, tempat persendian, ujung tulang rusuk dan dada. Kemudian pada orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan (perikondrium) yang mengandung kodroblas (sel tulang rawan muda) dengan cepat membelah membentuk kondrosit yang matang. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 27pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">b.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tulang (osteon)</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tulang bersifat keras dan berfungsi untuk menyusun sistem rangka. Sel-sel tulang ada tiga jenis, yaitu osteoblas (sel pembentuk tulang), osteosit (sel tulang), dan osteoklas (remodeling/perubahan bentuk). Tulang dewasa dibentuk oleh dua macam jaringan tulang yaitu, tulang kampak dan tulang spons. Fungsi tulang antara lain:</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:Symbol"><font size="3">·</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Memberi bentuk tubuh </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:Symbol"><font size="3">·</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Melindungi alat tubuh yang vital </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:Symbol"><font size="3">·</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tempat pembentukkan sel-sel darah merah </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:Symbol"><font size="3">·</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Sebagai alat gerak pasif </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:Symbol"><font size="3">·</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tempat melekatnya otot (otot rangka)</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:Symbol"><font size="3">·</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Menahan dan menegakkan tubuh </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:Symbol"><font size="3">·</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Tempat menyimpan mineral, terutama Ca dan F</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">2. Otot</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_15drjbmn65_b" width="336" height="325" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar VI.2. Otot Manusia</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Selain sebagai alat gerak, otot berfungsi untuk menyokong tubuh dan membantu homeostasis. Kontraksi otot membantu homeostasis dengan cara membantu menjaga suhu tubuh. Kontraksi otot (terutama otot rangka) menyebabkan pemecahan molekul ATP yang membebaskan panas. Panas yang dibebaskan akan disebarkan keseluruh tubuh. Otot sebagai alat gerak aktif memiliki plasma sel (sarcoplasma), membran sel (sarcolema), dan myofibril (bagian yang melakukan kontraksi).</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">VII. SISTEM REPRODUKSI</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Perkembangan manusia dapat terjadi melalui proses pembuahan ovum oleh sperma. Hasil pembuahan tersebut akan menghasilkan zigot yang selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi embrio didalam rahim induknya. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">1. Organ Reproduksi Pria</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">a.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Organ Kelamin Dalam</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Organ kelamin dalam pria adalah testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin. </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">1)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Testis</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan organ kelamin yang berfungsi menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan (testosteron). Testis berjumlah sepasang, berbentuk bulat telur dan terdapat dalam kantong pelindung (skrotum). Penbentukan sperma biasa berlangsung didalam suatu pembuluh halus yang panjang yang disebut </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">tubulus seminiferus</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">2)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Saluran reproduksi</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> pada pria meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra. </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Epidididmis</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan saluran yang keluar dari testis berjumlah sepasang (kanan dan kiri) sebagai tempat penyimpanan sperma sampai matang. </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Vas deferens</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan saluran lanjutan dari epidididmis sebagai untuk mengangkut sperma ke kantong mani (kantong semen). </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Saluran ejakulasi</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> memiliki kemampuan untuk menyemprotkan sperma ke uretra atau keluar tubuh. </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Uretra </font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">merupakan saluran yang menyalurkan urine yang berasal dari kantong kemih dan mani keluar tubbuh.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">3)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Kelenjar kelamin</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> terdapat dua kelenjar yaitu, kelenjar prostat merupakan kelenjar penghasil getah yang dialirkan kesaluran sprema, dan kelenjar bulbouretra (cowper) merupakan kelenjatr kelamin penghasil getah yang dialirkan ke uretra, berupa lendir.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_16dzs2gwg4_b" width="336" height="252" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar VII.1. Struktur Reproduksi Pria</font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">b.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Organ Kelamin Luar</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Organ kelamin luar pria terdiri atas skrotum dan penis.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">1)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Skrotum</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan semacam kantong yang didalamnya tersimpan gonad (testis). Skrotum dapat mengerut ketika suhu luar terlalu rendah dan cendrung kendur ketika suhu luar terlalu panas.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">2)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Penis</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> merupakan organ kelamin luar yang penting untul melakukan kopulasi atau persetubuan. Didalam terdapat jaringan erektil yang mengandung benyak rongga dan pembuluh darah.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 9pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><b><font size="3">2. Organ Reproduksi Wanita</font></b></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">a.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Organ Kelamin Dalam</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Organ kelamin wanita terdiri atas ovarium dan saluran refroduksi.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">1)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Ovarium</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> (indung telur) merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat pembentukan sel telur. Berjumlah sepasang dengan bentuk bulat telur terletak didalam rongga badan (didaerah pinggang). Didalam ovarium terdapat jaringan penghasil sel telur yang disebut </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">folikel</font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">.</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 54pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">2)</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Saluran reproduksi </font></i></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">pada wanita berupa infundibulum, saluran telur, uterus, daan vagina. Infundibulum merupakan pelebaran dari saluran telur yang berbentuk corong, dan berfungsi untuk menangkap sel telur yang dilepaskan oleh sel folikel. Saluran telur (tuba fallopii) berfungsi untuk menyalurkan sel telur kerahim dan tempat terjadinya fertilisasi. Uterus berfungsi sebagai tempat perkembangan dan pertumbuhan janin. Vagina berfungsi sebagai organ persetubuan (kopulasi).</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><img src="http://docs.google.com/File?id=d4nb678_17d5v48xc2_b" width="348" height="252" alt="" style="border:none"></img></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3">Gambar VII.2. Struktur Reproduksi Wanita</font></i></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><i><font size="3"> </font></i></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">b.</font></span><font size="3"> </font><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Organ Kelamin Luar</font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">Organ kelamin luar wanitan adalah Vulva, yaitu struktur berupa celah yang dibatasi oleh sepasang bibir besar (labium mayor) di sebelah luar dan bibir kecil (labium minor) di sebelah dalam. Pada </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 36pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt 0pt 0pt 18pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span> </p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3">.</font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style=" margin:0pt; text-align:justify"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p><p style="margin:0pt"><span style="font-family:'Times New Roman'"><font size="3"> </font></span></p></div>Martinushttp://www.blogger.com/profile/05544962635405244613noreply@blogger.com2